Scroll untuk baca artikel
SanadMedia
Pendaftaran Kampus Sanad
Artikel

Orang yang Paling Pelit Menurut Nabi

Avatar photo
29
×

Orang yang Paling Pelit Menurut Nabi

Share this article

Tahukah Anda, siapakah orang yang paling pelit menurut Nabi Saw? Ya, benar, bukan orang yang mengekang hartanya dan bukan pula orang yang sulit dimintai bantuan. Akan tetapi, orang yang ketika nama Nabi Muhammad Saw., terdengar di sisinya, ia enggan menimpalinya dengan bershalawat.

Hal ini berdasarkan sabda Nabi Muhammad Saw. yang menegaskan bahwa,

البَخِيلُ الَّذِي مَنْ ذُكِرْتُ عِنْدَهُ فَلَمْ يُصَلِّ عَلَيّ

Orang yang sangat pelit itu adalah orang yang ketika namaku disebut di sisinya, ia tidak mau bershalawat kepadaku.” (HR. At-Tirmidzi: 3.546)

Kenapa bisa demikian? Mari kita lihat syarahnya.

Dalam kitab Syarah Tuhfatul Ahwadzi, karya Imam Al-Mubarakfuri, dijelaskan, bahwa makna kata البخيل adalah orang yang sempurna sifat pelitnya.  Hal ini dikarenakan kata البخيل   dalam gramatikal bahasa Arab ia mengikuti pola wazan فعيل  yakni sighat mubalaghah yang menunjukkan arti “sangat”.

Sehingga, berdasarkan hadis Nabi Saw., di atas, orang yang sangat pelit—bukan hanya pelit, tetapi sangat pelit—adalah orang yang ketika nama Nabi Saw., disebut di sisinya, ia tidak mau bershalawat kepadanya.

Baca juga: Nama Muhammad pada Masa Jahiliyah

Hal ini sangat beralasan. Betapa tidak?! Menjawab shalawat sebagai bentuk pengagungan ketika nama Nabi terdengar adalah sesuatu yang gratis dan ringan  untuk dikerjakan. Kita tidak perlu mengeluarkan harta dan repot-repot untuk melakukannya. Terlebih, Nabi sendiri juga telah bersabda, bahwa orang yang mau bershalawat kepadanya satu kali, maka Allah akan mengucurkan rahmat kepadanya sepuluh kali, menghapus darinya sepuluh kesalahan dan mengangkat baginya sepuluh derajat.

Sebagaimana dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam An-Nasai berikut,

مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلَاةً وَاحِدَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ عَشْرَ صَلَوَاتٍ، وَحُطَّتْ عَنْهُ عَشْرُ خَطِيئَاتٍ، وَرُفِعَتْ لَهُ عَشْرُ دَرَجَاتٍ

“Barangsiapa yang bershalawat kepadaku satu kali, maka Allah akan bershalawat (mencurahkan rahmat) kepadanya sepuluh kali, menghapus darinya sepuluh kesalahan, dan diangkat baginya sepuluh derajat.” (HR. An-Nasai: 1.297)

Lebih dari itu. Nabi sendiri juga memang sosok yang sanga pantas untuk mendapatkan pengagungan demikian. Karena beliau adalah sebaik-baik makhluk sepanjang zaman. Bagaimana tidak?! Allah sendirilah yang telah memujinya dengan sebaik-baik pujian. Sebagaimana yang dilukiskan dalam firman-Nya,

وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِیم

“Dan sesungguhnya engkau benar-benar berada di atas budi pekerti yang luhur.” (QS. Ql-Qalam: 4)

Lihatlah, pujian Allah kepada Nabi Muhammad Saw. di atas! Allah memujinya dengan mengatakan bahwa Nabi Muhammad Saw., itu berada di atas budi pekerti yang luhur, bukan hanya sekadar memilikinya, tetapi berada di atasnya. Ini menunjukkan bahwa Nabi Muhammad Saw., itu memang manusia pilihan nan agung yang pantas untuk kita beri pengagungan.

Baca juga: Syarah Kasidah Pujian “Kanjeng Nabi Muhammad”

Terlebih, Allah sendiri juga telah memerintahkan kita untuk bershalawat-salam kepadanya, setelah Dia sendiri dan para malaikatnya yang melaksanakan perintah itu sebelum memerintahkannya (QS. Al-Ahzab: 56).

Maka, sungguh sangat nyata, kebakhilan seseorang yang mengaku mencintai Nabi Muhammad Saw., dan mengharapkan syafaatnya, namun di saat mendengar nama beliau disebut di sisinya, ia masih berat atau bahkan enggan menimpalinya dengan bershalawat kepadanya sebagai bentuk pengagungan.

Oleh karena itu, jika kita tidak ingin termasuk golongan orang yang dimaksud oleh hadis Nabi Saw., di atas, yakni orang-orang yang sangat pelit menurut beliau, maka marilah kita senantiasa paling tidak membaca shalawat ketika nama mulia Nabi terdengar. Syukur-syukur kita bisa terus-menerus melakukan, kapan pun dan di mana pun kita berada. Wallahu a’lam.

Kontributor

  • Hasyim Asy'ari

    Asal Demak Jawa Tengah. Alumni Ponpes Pasca Tahfiz Bayt Al-Qur'an, Pusat Studi Al-Qur'an asuhan Prof. Dr. Quraish Shihab. Sekarang sedang menempuh pendidikan di Universitas Al-Azhar Kairo Mesir