Bagi kawan-kawan yang suka bepergian
mungkin kerap kali menjumpai perbedaan-perbedaan dalam praktek peribadatan shalat. Begitu juga dengan berzikir setelah shalat; ada yang suara
keras, ada juga yang lirih.
Lalu sebenarnya, yang manakah cara berzikir yang benar?
Pertanyaan ini dijawab oleh Darul Ifta Mesir, lembaga fatwa Mesir.
Allah swt. telah memerintahkan untuk berzikir selepas shalat pada
surat an-Nisa’ ayat 103,
فَإِذَا
قَضَيْتُمُ الصَّلَاةَ فَاذْكُرُوا اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ
جُنُوبِكُمْ
“Maka apabila kamu telah menyelesaikan
shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu
berbaring.” (QS. An-Nisa’: 103)
Agama Islam telah memberikan keluasan bagi pemeluknya dalam
berzikir, sesuai selera hatinya dalam pelaksanaannya.
Barang siapa hendak berzikir
dengan mengeraskan suara maka diperbolehkan, sebagaimana jika berzikir dengan
suara yang lirih.
Allah swt. mengangkat derajat orang-orang yang beriman di setiap zikir
yang mereka panjatkan, juga mensucikan hati lagi membuat wajah merekaa cerah berseri.
Banyak dari alim ulama menegaskan bahwa
ada adab-adab yang dicintai ketika hendak berzikir dan sangat disarankan bagi seluruh umat muslim untuk menerapkannya.
Berikut adab-adab tersebut:
1. Niat ikhlas karna Allah swt. semata.
Maka sangat tidak boleh bagi kita semua
untuk bersengaja mengeraskan lantunan do’a agar orang lain melihat kita, hal
ini dinamakan riya, syirik yang tergolong kecil tapi merusak
amalan soleh.
2. Menghadap kiblat
Agar berzikir jadi lebih sempurna dan
khusyuk, kita sangat dianjurkan untuk menghadap
kiblat, tetapi hal ini tidak menjadi suatu yang wajib. Rasulullah saw.
menghadap kiblat ketika memanjatkan doa istisqo’.
3.
Mengadahkan kedua tangan
Adalah salah satu sebab doa seorang hamba diijabah. Di manapun dan kapan pun kita dianjurkan
untuk mengadahkan kedua tangan ketika berdoa, kecuali di beberapa kondisi yang
mana Rasullah SAW. tidak mengadahkan kedua tangannya: shalat Jum’at, antara kedua sujud, sebelum salam ketika tasyahud,
dan selepas salam pada shalat lima waktu.
4. Bersiwak
Membersihkan mulut dengan siwak sangat
dianjurkan bagi setiap muslim, tidak hanya ketika berzikir
saja, melainkan setiap waktu, sebagaimana Rasulullah SAW. berwasiat untuk
senantiasa bersiwak ketika wudlu, shalat, dan di majelis-majelis zikir.
5. Bersuci
Suci dari hadats besar maupun
kecil memang bukan syarat dari zikir. Semua orang diperbolehkan berzikir, baik
dia dalam keadaan suci maupun berhadats. Namun dalam kondisi suci itu lebih baik.
6. Yakin dan tawakkal kepada Allah swt.
7. Memulai dengan memuji Allah swt.
8. Melantunkan shalawat serta salam kepada Baginda Rasulullah saw. juga kepada keluarga dan sahabatnya.