Scroll untuk baca artikel
Talaqqi Akbar
Pendaftaran Kampus Sanad
Artikel

Berbagai Hikayat Di Mana Kepala Sayyidina Husain Dimakamkan

Avatar photo
164
×

Berbagai Hikayat Di Mana Kepala Sayyidina Husain Dimakamkan

Share this article

Negeri Mesir memang menyimpan banyak misteri. Ketika masuk di negeri kinanah ini, kita akan melihat banyak sesuatu yang mengganjal di benak kita dari sisi historisnya.

Melihat dari beberapa tempat, banyak sekali makam ulama yang tak sedikit dikunjungi terutama oleh para transmigran dan wafidin yang mendambakan berkah para ulama.

Apalagi ketika kita sudah sampai di perbedaharaan ilmu turats dunia, Universitas Al-Azhar Kairo menjadi kiblat ilmu dunia.

Dari panoramanya saja kita akan melihat beberapa gedung kuliah dan masjid megah Al-Azhar berdiri kokoh meyebarkan berkah ilmunya.

Tampak di seberang jalan ada masjid yang tak kalah terkenal, yaitu Masjid Sayyidina Husain.

Mengapa dinamakan demikian? Ternyata konon di situlah tempat kepala Sayyidina Husain dimakamkan. Makamnya beliau masih terus dikunjungi banyak orang sampai sekarang.

Banyak perbedaan pendapat terkait letak makam kepala Sayyidina Husain ra. Dalam kitab Al-Bidayah wa An-Nihayah disebutkan beberapa pendapat.

Di antaranya dari Muhammad bin Said yang mengatakan bahwa Yazid bin Muawiyah mengirimkan kepala Sayyidina Husain kepada Amr bin Said (delegasi Madinah kala itu) kemudian dimakamkan di samping ibu beliau di pekuburan Baqi’.

Baca juga: Rabi’ul Akhir dan Sejarah Perayaan Maulid Husain di Kairo

Ibnu Abi Dunya dari jalur Utsman bin Abdirrahman dari Muhammad bin Umar bin Shalih (keduanya dhaif) mengatakan bahwa kepala Sayyidina Husain masih berada di ruang penyimpanan milik Yazid bin Muawiyah sampai dia meninggal. Kemudian diambil, dikafani, dan dikubur di dalam gerbang al-Faradis di kota Damaksus.

Adapun Ibnu katsir berkata, “Diketahui tempatnya berada di masjid Ar-Ra’s di dalam gerbang al-Faradis yang kedua”.

Begitu juga Ibnu Asakir, yang menyebutkan dalam Tarikh-nya ketika menjelaskan biografi Rayya, ibu asuh Yazid bin Muawiyah.

Tatkala meletakkan kepala Sayyidina Husain, Yazid mengucapkan syair dari Ibnu Zib’ara, “Sekiranya orang-orang tuaku menyaksikan keresahan kaum Khazraj  ketika terkena anak panah di perang badar.”

Kemudian kepala tersebut ditahan di Damaskus selama 3 hari dan dibawa ke gudang senjata. Sampai ketika zaman Sulaiman bin Abdul Malik, kepala Husain dibawa sampai hanya tersisa tulang putih (tengkorak) yang kemudian dikafani, dirapikan, dishalati dan dikubur di pekuburan kaum muslimin.

Ketika datang Musawidah (Bani Abbas), mereka menggali kubur tersebut dan membawanya. Ibnu Asakir berkata bahwa perempuan ini (Rayya) masih hidup setelah zaman Dinasti Umayah sampai mencapai umur 100 tahun.

Setelah itu, datang sekelompok orang datang yang menamai diri mereka “Fathimiyyun”. Mereka memerintah wilayah Mesir sebelum tahun 400 H sampai setelah tahun 660 H.

Mereka mengaku bahwa kepala Sayyidina Husain telah sampai di negara Mesir. Mereka menguburnya dan membangun sebuah monumen terkenal di Mesir, yang disebut Tajul Husain (Mahkota Husain) setelah tahun 500 H. Beberapa ulama berpendapat bahwa perkataan ini tidak ada dasarnya.

Baca juga: Kisah Cinta Abdullah bin Salam dan Akhlak Mulia Cucu Rasulullah, Husain bin Ali

Dalam hal ini, ada sebuah kutipan menarik yang disampaikan Habib Ali al-Jufri dalam sebuah talkshow di channel Momken tentang penolakan terhadap orang-orang yang meragukan keberadaan kepala dan jasad sayyidina Husain.

Beliau berkata, ” Sayyiduna Abu Abdillah Husain meninggal di Karbala. Kepala beliau dibawa di Kufah, kemudian dipindahan ke Damaskus (tempat Yazid bin Muawiyah) bersamaan dengan kepala para syuhada mesir.”

Habib Ali melanjutkan, “Ada 14 kepala dikuburkan di sana sedangkan kepala Sayyidina Husain diletakkan di tempat penyimpanan milik Dinasti Umayyah di Yaman. Kemudian kepala tersebut dikelilingkan di depan orang-orang.”

Maksud dari hal demikian, menurut beliau, adalah agar orang-orang tahu bahwa ini adalah kepala cucu Nabi Muhammad SAW. Kemudian kepala tersebut dikuburkan di Asqalan, Palestina.

Syekh Zakiyudin Ibrahim menyebutkannya dalam kitab Maraqid Ahlil Bait fi Mishr. Ketika pasukan Perang Salib masuk untuk menghancurkan tempat tersebut, wakil dari Mesir mengirimkan 300 dinar ke wakil Asqalan agar mengirimkan peti yang di dalamnya terdapat kepala sayyidina Husain untuk dibawa ke Mesir.

“Kemudian orang-orang Mesir menyambutnya dan meletakkan di tempat yang mulia dan menguburnya di tempat yang masyhur sekarang.” ujar beliau. Wallahu a’lam.

Kontributor

Talaqqi Akbar