Scroll untuk baca artikel
SanadMedia
Pendaftaran Kampus Sanad
Berita

160 Situs Bersejarah Sejak Era Ottoman Rusak Akibat Ledakan Beirut

Avatar photo
25
×

160 Situs Bersejarah Sejak Era Ottoman Rusak Akibat Ledakan Beirut

Share this article

Sekitar 8.000 bangunan mengalami kerusakan akibat ledakan mengerikan yang mengguncang Beirut Lebanon minggu lalu. Dari jumlah itu ada 160 bangunan bersejarah era Ottoman Turki dan Mandat Perancis termasuk Sursock Palace landmark negara pohon cedar itu.

Jumlah tersebut merupakan perkiraan kasar. Kementerian Kebudayaan Lebanon terus mengirimkan informasi terbaru kepada lembaga-lembaga internasional yang peduli dengan warisan budaya.

UNESCO pada Senin (10/8) menyelenggarakan pertemuan online dengan Misi Permanen Lebanon untuk UNESCO, Direktorat Jenderal Peninggalan Purbakala dan organisasi-organisasi yang peduli dengan warisan budaya.

Pertemuan daring itu ditujukan untuk mengoordinasikan upaya perlindungan terhadap situs-situs budaya dan landmark Beirut yang telah rusak akibat ledakan. Dilansir Aawsat Rabu (12/8), mereka juga membahas soal bagaimana dunia internasional dapat memberikan terbaik bagi Lebanon.

Baca juga:

Asisten Direktur Jenderal UNESCO untuk Sektor Kebudayaan Ernesto Ottone Ramirez, Direktur Pusat Warisan Dunia UNESCO Mechtild Rossler, dan Lazar Alundo Direktur Kebudayaan dan Keadaan Darurat menekankan komitmen UNESCO untuk berdiri di samping Lebanon dan melindungi warisannya di Beirut dari ancaman kerusakan.

Mereka menegaskan bahwa UNESCO dan mitranya segera bergerak untuk merealisasikan tujuan tersebut.

Kantor UNESCO di Beirut menekankan bahwa pertemuan ini adalah yang pertama dari serangkaian pertemuan yang akan digelar kemudian.

Dalam pertemuan itu, Direktur Jenderal Peninggalan Purbakala Sarkis El-Khoury menyampaikan bahwa sebagian besar bangunan bersejarah yang rusak berasal dari era Ottoman dan Perancis. Sejumlah situs warisan arsitektur modern juga mengalami kerusakan terutama di distrik Gemmayze, Mar Mikhael dan Ashrafieh, serta di Zuqaq Al-Blat dan Mina Al- Hosn.

Hampir 600 bangunan mungkin terdampak ledakan dan perkiraan biaya untuk memperbaiki dan memulihkannya tidak kurang dari USD 300 juta .

Perwakilan Permanen Lebanon untuk UNESCO Sahar Baassiri, berterima kasih kepada Unesco atas respon yang cepat dan tanggap.

“Menyelamatkan warisan budaya di Beirut yang hari ini terancam punah lebih merupakan inisiatif yang akan menyelamatkan sebagian dari warisan budaya umat manusia untuk kita dan generasi mendatang.” kata Duta Besar Lebanon untuk PBB itu.

Mitra partner UNESCO seperti ALEF Fund, ICCROM, ICOMOS, Regional Center for World Heritage (berbasis di Bahrain), International Committee of the Red Cross dan Blue Shields juga memberikan masukan positif selama pertemuan ini.

Semua peserta menyatakan komitmen mereka untuk mendukung dan membantu Lebanon dalam melindungi warisan arsitektur dan cagar budaya yang rusak terdampak ledakan Beirut.

“Yang paling mendesak, bangunan arsitektur kuno yang mengalami kerusakan pada atap dan pondasinya agar segera direnovasi sebelum musim dingin tiba.” ujar mereka.

Ledakan dahsyat di pelabuhan Beirut Lebanon pada Selasa (4/8) lalu menewaskan lebih dari 160 orang dan melukai 6.000 orang lainnya.

Kontributor

  • Redaksi Sanad Media

    Sanad Media adalah sebuah media Islam yang berusaha menghubungkan antara literasi masa lalu, masa kini dan masa depan. Mengampanyekan gerakan pencerahan melalui slogan "membaca sebelum bicara". Kami hadir di website, youtube dan platform media sosial.