Institusi Islam Al-Azhar Mesir menyelenggarakan perayaan akbar pada Jumat (8/4) dalam rangka peringatan berdirinya masjid al-Azhar ke-1082 dalam kalender hijriah, yang bertepatan dengan tanggal 7 bulan Ramadhan setiap tahun.
Acara perayaan ini berlangsung di masjid al-Azhar dan dihadiri oleh Wakil al-Azhar Prof. Dr. Muhammad ad-Dhuwaini dan sejumlah tokoh ulama besar dari lembaga Dewan Ulama Senior al-Azhar.
Masjid al-Azhar dibangun oleh panglima perang dari Sicilia, Jauhar ash-Shaqili pada 14 Ramadhan 359 H bertepatan dengan tanggal 4 April 970 M. Dalam penanggalan masehi, al-Azhar sekarang sudah berusia 1052 tahun. Pembangunan berlangsung selama 2 tahun dan tuntas pada 7 Ramadhan 361 H.
Dilansir harian al-Ahram, perayaan ini mencakup berbagai kegiatan dan acara sepanjang hari, yang bertujuan untuk memperkenalkan sejarah masjid al-Azhar, berbagai lembaga ilmiah dan pendidikan al-Azhar, para Grand Syekh al-Azhar dan cendekiawan terkemuka al-Azhar dari masa ke masa.
Dalam kesempatan ini, diputar pula film dokumenter tentang “Al-Azhar dan Pembaruan: sebuah cerita lebih dari seribu tahun” kemudian ditutup dengan buka puasa bersama untuk para jamaah shalat.
Majelis Tertinggi al-Azhar yang dipimpin oleh Imam Besar al-Azhar, Prof. Dr. Ahmad At-Tayeb, pada Mei 2018 telah memutuskan untuk mempertimbangkan momen pembukaan masjid al-Azhar pada tanggal 7 Ramadhan tahun 361 H sebagai hari tahunan untuk merayakan hari jadi berdirinya masjid al-Azhar.
Sejarah masjid al-Azhar
Masjid al-Azhar merupakan salah satu masjid tertua yang didirikan di kota Kairo pada tahun 361 H bertepatan dengan 972 M. Kemudian berkembang menjadi masjid dan universitas yang di dalamnya diajarkan berbagai ilmu pengetahuan.
Sudah ada 48 ulama yang menduduki jabatan tertinggi Grand Syekh al-Azhar sejak berdiri hingga sekarang. Imam al-Kharasyi menjadi Grand Syekh al-Azhar pertama. Dan saat ini jabatan itu diemban oleh Syekh Ahmad at-Tayeb.
Syekh Ahmad at-Tayeb dalam sebuah pernyataan mengatakan, “Tanggal 7 Ramadhan setiap tahun akan menjadi kenangan indah di hati saya dan hati setiap Azhari dan muslim. Shalat Jumat pertama dilaksanakan di masjid Al-Azhar pada tahun 361 H.
Selama lebih dari seribu tahun, masjid al-Azhar telah menjadi benteng ilmu pengetahuan agama dan mercusuar moderasi Islam. Puluhan ribu mahasiswa datang dari seluruh dunia untuk menimba ilmu dari para ulama al-Azhar, kemudian pulang ke tanah air masing-masing menjadi duta al-Azhar dalam menyebarkan pesan toleransi Islam.
Di antara ulama terkenal yang namanya dikaitkan dengan al-Azhar adalah Ibnu Khaldun, Ibnu Hajar al-Asqalani, al-Sakhawi, Ibnu Taghri Bardi, al-Qalqashandi, dan ulama-ulama besar lainnya.
Rangkuman informasi penting seputar masjid al-Azhar
1. Peletakan batu pertama masjid al-Azhar berlangsung pada 14 Ramadhan 359 H (4 April 970 M).
2. Masjid al-Azhar tuntas dibangun pada tanggal 7 Ramadhan 361 H/ 972 M.
3. Pembangunan masjid al-Azhar diperintahkan Panglima Jauhar ash-Shaqili atas titah Khalifah al-Muiz lidinillah dari Dinasti Fathimiyah.
4. Jauhar ash-Shaqili merupakan panglima perang paling top dan tersohor dalam sejarah Dinasti Fathimiyah. Namanya diabadikan sejarah sebagai pendiri kota Kairo.
5. Butuh waktu dua tahun untuk membangun masjid al-Azhar.
6. Masjid ini diberi nama al-Azhar, karena mengacu pada Sayidah Fathimah az-Zahra di mana para khalifah atau imamnya memiliki garis keturunan sampai kepada putri Rasulullah SAW itu.
7. Pada tahun 378 H/ 988 M, Khalifah al-Aziz billah memfungsikan al-Azhar sebagai lembaga pendidikan (universitas) yang mengajarkan paham Syiah Ismailiyah kepada para pelajar dari Afrika dan Asia.
8. Luas masjid al-Azhar mencapai 12 ribu meter persegi.
9. Di dalam masjid al-Azhar berdiri lebih dari 380 tiang yang terbuat dari batu marmer di mana mahkota tiangnya (bagian atas) diambil dari kuil-kuil Mesir kuno.
10. Al-Azhar ditutup pada masa kekuasaan Dinasti Ayubiyah, tepatnya sesudah Shalahuddin al-Ayubi mengalahkan Dinasti Fathimiyah pada 1171 M.
11. Panglima Shalahuddin menolak keras paham Syiah yang diajarkan di masjid al-Azhar sepanjang eras kekuasaan Dinasti Fathimiyah.
12. Dilarang mendirikan shalat di al-Azhar selama hampir satu abad. Shalahahuddin juga melarang khutbah di masjid al-Azhar, yang saat itu menjadi simbol paham Syiah Ismailiyah.
13. Pada 17 Desember 1267 M, shalat Jumat dilaksanakan kembali usai ditutup di masjid al-Azhar, pada masa pemerintahan Sultan az-Zahir Baibars dari Dinasti Mamluk.