Berikut ceramah Dr. Ahmad Umar Hasyim, ulama besar al-Azhar menyambut peringatan tahun baru Islam. Beliau adalah salah satu anggota di Dewan Ulama Senior al-Azhar dan disebut-sebut sebagai Amirul mukminin dalam bidang hadits zaman sekarang.
Khotbah Dr. Ahmad Umar Hasyim mewakili ketegasan sikapnya. Tak jarang ceramah-ceramahnya berisi pesan-pesan Islam yang teduh dan menyentuh hati.
Dr. Ahmad Umar Hasyim sering tampil sebagai khatib dan penceramah yang menyoroti pelbagai persoalan yang menimpa dunia Islam, termasuk pidato pembelaan beliau terhadap Palestina dan kritik keras beliau atas karikatur media Barat atas pribadi mulia Rasulullah saw.
Berikut ceramah lengkap Dr. Ahmad Umar Hasyim:
Bismillahirrahmanirrahim. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta Alam. Shalawat dan salam teruntuk utusan paling mulia, Sayidina Muhammad beserta semua keluarga dan sahabat beliau.
Wahai Junjunganku, Rasulullah, Muhammad putra Abdullah. Wahai rahmat yang Allah anugerahkan kepada kami dan nikmat yang Dia limpahkan untuk kami. Wahai sebaik-baik makhluk Allah, shalawat dan salam Tuhanku senantiasa tercurahkan kepadamu. Juga penghormatan dan berkah-Nya yang tiada henti mengalir kepaddamu.
Tibalah kami di momen memperingati hijrahmu, mengambil pelajaran dari kisah hidupmu, kisah hidup yang paling mulia di alam semesta. Dengan hijrahmu, wahai Rasulullah Junjunganku, terciptalah umat terbaik bagi manusia.
Sebelumnya, Madinah disebut Yatsrib. Dengan hijrahmu, kota itu menjadi Madinah yang disinari olehmu, menjadi kota yang indah. Tempat antara rumahmu dan mimbarmu, menjadi taman surga.
Dengan hijrahmu, Masjid di Madinah menjadi masjid yang begitu mulia. Salat di dalamnya layaknya seribu salat di tempat lain.
Dengan hijrah Anda, Madinah menjadi tempat mulia (haram). Engkau mengatakan, “Sungguh Ibrahim membuat Makkah menjadi tanah mulia (haram), dan aku membuat Madinah menjadi tanah mulia.”
Engkau mendoakan ukuran sha dan ukuran mud kota Madinah. Engkau memanjatkan doa, “Jadikan Madinah memiliki dua kali keberkahan yang Engkau jadikan di Makkah.” Sehingga ulama dulu dan sekarang sepakat bahwa bumi yang menyimpan jasad muliamu, itulah bumi paling mulia di alam semesta.
Wahai makhluk paling mulia, kami di sini berada di momen memperingati hijrahmu. Hati kami dengan penuh cinta dan tulus, berbicara padamu. Kami rindu Madinahmu yang berkilau. Kami terdorong cinta dan rindu serta sangat ingin berziarah ke sana.
Sebelum engkau hijrah, kota itu bernama Yatsrib. Lalu menjadi ‘Taibah’ (indah) setelah engkau melihatnya. Sebelumnya kota itu sama seperti tempat lain. Setelah engkau hijrah, ia menjadi agung dan tanah mulia ketika engkau tinggal di sana, dan menjadi salah satu taman surga yang rindu.
Bumi Madinah dicurahi hujan ketika engkau berjalan di atasnya, dan muncul aroma misik yang bersumber dari kuburmu.
Dari Madinah, muncul cahaya: kabar gembiramu yang menyinari dunia Islam.
Betapa indah akhlakmu dan alangkah banyak keutamaanmu. Kami mencintaimu dari jauh dan dekat. Sungguh tidak akan kami melupakanmu sehari pun.
Engkau telah mencetak orang-orang biasa menjadi pahlawan, membuat dunia dan tokoh-tokoh besar tunduk. Engkau melahirkan sosok-sosok sekaliber Abu Bakar dan Umar.
Namun, Ya Allah, kami sekarang terpecah-belah. Beri kami pemimpin yang Engkau ridai: pemimpin yang membawa kembali kemuliaan Islam, yang memperhatikan rakyat dan yang engkau beri taufiq pertolongan.
Wahai junjunganku Rasulullah, dengan hijrahmu, engkau membuat sebaik-baik umat manusia. Fondasi yang engkau letakkan untuk membangun umat terbaik, menjadi penerang bagi setiap pemimpin dan mereka yang bertanggung jawab di bumi.
Fondasi pertama, engkau menguatkan hubungan makhluk dengan Pencipta. Maka langkah pertama adalah engkau membangun masjid.
Fondasi kedua, engkau menguatkan antar sesame umat Islam dan dan menguatkan hubungan mereka. Maka engkau mempersaudarakan kaum Muhajirin dan Anshar, di mana mereka memilih mengutamakan kepentingan saudara mereka ketimbangan diri mereka sendiri. Allah mengabadikan mereka dalam al-Quran,
وَالَّذِينَ تَبَوَّءُوا الدَّارَ وَالْإِيمَانَ مِنْ قَبْلِهِمْ يُحِبُّونَ مَنْ هَاجَرَ إِلَيْهِمْ وَلَا يَجِدُونَ فِي صُدُورِهِمْ حَاجَةً مِمَّا أُوتُوا وَيُؤْثِرُونَ عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ ۚ وَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
“Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshar) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshar) ‘mencintai’ orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). Dan mereka (Anshar) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang orang yang beruntung.” (QS. al-Hasyar [59]: 9)
Engkau menguatkan ikatan makhluk dengan Tuhan dengan membangun masjid kemudian menguatkan ikatan antar sesame orang Islam dengan mempersaudarakan Muhajirin dan Anshar. Bahkan engkau menguatkan ikatan orang-orang muslim dengan nonmuslim dari pelbagai agama.
Engkau membuat ikatan yang sekarang kita sebut dengan hubungan antar negara. Yaitu ketika Anda membuat perjanjian pertama yang dikenal oleh manusia mengenai hak asasi manusia dalam Piagam Madinah sehingga terciptalah sebaik-baik umat manusia.
Hijrahmu, wahai Rasulullah, mengajarkan kepada dunia bahwa barang siapa menginginkan mendapat kemenangan dan barang siapa menginginkan kebahagiaan dunia akhirat, maka kuatkan ikatannya dengan Allah dalam iman yang kuat, hati yang ikhlas, dan niat yang sungguh-sungguh untuk menjauhi syubhat dan keinginan gelap.
Sungguh pertolongan Allah turun kepada Nabi Muhammad saw. ketika beliau keluar dari barisan musuh yang menghunuskan pedang dan hendak menebas beliau dengan satu tebasan. Nabi keluar dari barisan mereka
Sementara mereka semua dalam keadaan tersadar, mata mereka terbuka, dan tubuh mereka berdiri siaga. Namun beliau keluar dari barisan mereka dan menaburkan debu ke arah kepala mereka. Demikian ini mukjizat pertamamu.
وَجَعَلْنَا مِنۢ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ سَدًّا وَمِنْ خَلْفِهِمْ سَدًّا فَأَغْشَيْنَٰهُمْ فَهُمْ لَا يُبْصِرُونَ
“Dan Kami adakan di hadapan mereka dinding dan di belakang mereka dinding (pula), dan Kami tutup (mata) mereka sehingga mereka tidak dapat melihat.” (QS. Yasin: 9)
Dan mukjizat kedua ketika beliau berada di dalam gua. Abu Bakar berkata, “Andai salah satu mereka melihat jejak telapak kaki, pasti mereka akan menemukan kita.”
Lalu beliau, “Bagaimana menurutmu jika ada dua orang dan yang ketiga adalah Allah? Jangan bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita.”
Lalu tumbuh pohon dengan segera, laba-laba merangkai rumahnya, dan dua merpati membuat sarang. Merpati yang adda di tanah haram sekarang adalah keturunannya.
Mereka berkata, “Di gua tidak ada orang. Merpati dan laba-laba
tidak akan ada kalau ada Rasulullah.”
Terbukti penjagaan Allah lebih kuat daripada pelindung yang banyak,
Dan mukjizat ketiga, ada pada Umi Ma’bad yang tidak menemukan susu maupun makanan. Ada kambing kurus yang dimilikinya. Nabi mengusapnya dan menyebut nama Allah lantas keluarlah air susu dengan banyak dan sangat segar.
Mukjizat terakhir terjadi pada Suraqah ketika kudanya terperosok berulang kali di padang pasir. Dia datang dengan wajah yang berbeda saat pergi. Dia pergi untuk membawa kepala Muhammad namun kembali tidak meneruskan maksudnya.
Dia katakana kepada Abu Jahal, “Abu Hakam (Abu Jahal), demi Allah jika kamu berada di sana, ketika kaki-kaki kudaku terperosok, niscaya kamu akan mengetahui dan tidak ragu bahwa Muhammad adalah utusan Allah dengan bukti nyata.”
Sungguh terdapat anugerah peradaban yang luar biasa dari hijrah ini.
Wwahai umat Islam di mana pun berada, wahai penduduk Mesir, bersatulah, satukan suara kalian, buanglah perselisihan dan perbedaan dan berhentilah berebut dunia yang kelak akan sirna. Hanya Allah yang kekal.
Wahai umat, satukanlah barisan kalian. Sungguh bercerai-berai hanya akan membawa kerugian.
Kekasih kita Rasulullah, siapa yang berani menyelisihinya?
Kekasih kita Rasulullah, siapa yang berani menantangnya?
Cinta kita kepada Nabi lebih mahal daripada cinta pada diri kita.
Dengan nyawa, kita membelanya. Beliaulah kekasih yang diharapkan pertolongannya saat tidak ada seorang pun tahu di padang mahsyar nasib dirinya sendiri. Beliaulah kekasih yang diharapkan pertolongan saat tidak ada seorang pun mampu menghalau siksa yang menimpa.
Beliau memiliki syafaat sebelum rasul-rasul yang lain dan Allah swt meridai syafaatnya.
Wahai umat Islam, menghadaplah kepada Allah dengan keyakinan yang tulus. Jika kalian menolong (agama) Allah, kalian akan ditolong Allah.
Ya Allah, pada momen peringatan mulia ini kami menghadap-Mu.