Rezim Suriah di bawah pimpinan Presiden Bashar Al-Assad mengumumkan rencana pembangunan replika Hagia Sophia sebagai bentuk penolakan atas putusan Pemerintah Turki yang mengubah fungsinya dari museum menjadi masjid.
Miniatur Hagia Sophia tersebut rencananya akan dibangun di Provinsi Hama yang akan diprakarsai oleh Rusia. Miniatur tersebut dilaporkan akan menjadi simbol dialog perdamaian antar dua kepercayaan besar dunia.
Ide pembangunan miniatur tersebut diinisiasi oleh Nabeul Al-Abdullah, seorang kepala loyalis Assad di Provinsi Hama setelah mendapat restu dari Nicolos Baalbaki selaku Uskup di Gereja Ortodoks Yunani di Hama, dikutip dari Al-Modon (28/7/2020).
Selanjutnya, rancangan bangunan replika Hagia Sophia itu dipresentasikan kepada pihak militer Rusia yang ada di Suriah untuk disetujui.
Replika tersebut rencananya dibangunan di Kota Al-Suqaylabiyah yang merupakan episentrum pemeluk Ortodoks Yunani di Suriah. Tepatnya di atas tanah yang didonasikan oleh pemimpin milisi bernama Al-Abdullah.
Diberitakan bahwa tim Rusia dari pangkalan militer Hmeimim di Latakia telah memproses pembuatan rancangan pembangunan replika tersebut.
Rai Al-Youm melaporkan bahwa salah satu anggota parlemen Rusia, Vitaly Milonov menyatakan bahwa Suriah merupakan tempat idel untuk membangunan replika Hagia Sophia.
“Tidak seperti Turki, Suriah merupakan negara yang secara jelas menunjukkan potensi perdamaian dan hawa positif bagi dialog antar kepercayaan,” katanya.
Seperti diketahui, status Hagia Sophia berubah menjadi masjid setelah pada 1934 rezim Attaturk mengubahnya menjadi museum.
Warisan sejarah yang semula dibangun sebagai katedral oleh Imperium Bizantium itu jatuh ke tangan pasukan Mehmet II, sejak itu telah melahirkan sejumlah kontroversi.
Sejumlah tokoh dunia menyayangkan keputusan Pemerintahan Turki yang terkesan memperkecil kemungkinan dialog antar agama serta memperpuruk citra Islam di mata dunia.