Scroll untuk baca artikel
SanadMedia
Pendaftaran Kampus Sanad
Berita

IKANU Mesir Sukses Gelar Istighosah dan Ijazah Kubro Bersama Syekh Yusri

Avatar photo
12
×

IKANU Mesir Sukses Gelar Istighosah dan Ijazah Kubro Bersama Syekh Yusri

Share this article

Ikatan Keluarga Alumni Nahdlatul Ulama (IKANU) Mesir menyelenggarakan istighosah dan ijazah kubro bersama Prof. Dr. dr. Syekh Yusri Rusydi As-Sayyid Gabr Al-Hasani pada Jumat malam (19/6).

Acara ini diselenggarakan secara online via Zoom dan diikuti secara umum lewat Youtube Sanad Media dan TV9. Kuota Zoom sebanyak 500 penuh terisi bahkan sejak acara dimulai, sehingga banyak yang kemudian memilih menyaksikan acara secara live di Youtube.

Syekh Yusri merupakan salah satu ulama besar Al-Azhar Mesir.
Dalam sosok beliau, terdapat perpaduan yang langka. Beliau adalah ahli
ilmu-ilmu syariah, mursyid Thariqah Shiddiqiyah Syadziliyah Mesir, sekaligus seorang
dokter bedah di salah satu rumah sakit yang ada di Mesir. Majlis pengajian
beliau di Mesir didatangi oleh pelajar dari berbagai penjuru dunia.

Acara Istighosah dan ijazah kubro ini dibuka oleh moderator Dr. Ahmad Ginandjar Sya’ban, MA tepat pada pukul 20.00 WIB. Seusai membaca surat Al-Fatihah bersama, moderator menyapa seluruh peserta acara istighosah yang berasal dari berbagai pelosok tanah air. “Mudah-mudahan lewat pembacaan istighosah ini, Allah mengangkat wabah Corona dari dunia terutama mendatangkan ketentraman bagi bangsa Indonesia dan Mesir,” ujar penulis buku Mahakayar Islam Nusantara itu.

Ketua IKANU Mesir, KH. Faiz Syukron Makmun, Lc, MA. dalam sambutannya mengatakan bahwa acara istighosah dan ijazah ini sejatinya sudah biasa dilakukan oleh para mahasiswa NU semenjak belajar di Mesir dahulu.  “Salah satu tujuan dari acara ini adalah kita sebagai warga NU berusaha melestarikan tradisi yang dahulu biasa dilakukan oleh para ulama salaf pendiri Nahdlatul Ulama,” kata beliau.

Pengasuh PP Daarul Rahman, Jakarta itu juga berterima kasih
kepada murid-murid Syekh Yusri yang menjembatani komunikasi dengan beliau
sehingga acara istighosah dan ijazah kubro ini akhirnya dapat terselenggara.

Pembacaan ijazah kemudian dipimpin oleh KH. Wafi Maimoen Zubair Lc, MA dengan disertai oleh KH. Dr. Mahmudi Muhson, Lc, MA. Gus Wafi selaku Pengasuh PP Al-Anwar Sarang, Rembang itu kemudian membaca mulai dari surat Yasin, Shalawat Thibbiyah dan Shalawat Munjiyat.

Kemudian sembari menunggu kehadiran Guru Mulia Syekh Yusri yang
sedang menunaikan shalat Ashar (waktu Kairo), moderator Ahmad Ginandjar
menjelaskan antara lain sanad keilmuan yang sudah lama terjalin antara para
syekh Al-Azhar dan kyai-kyai nusantara bahkan jauh sebelum Indonesia merdeka.

Moderator Ahmad lalu meminta salah satu murid Syekh Yusri, KH. M. Alimuddin bercerita tentang sosok Syekh Yusri. Murid beliau yang sekarang menjadi pengasung PP Abu Manshur Cirebon itu mengisahkan Syekh Yusri merupakan sosok ulama yang menggunakan seluruh waktu untuk beribadah. Beliau hafal al-Qur’an dan konsisten menyisihkan waktu untuk mengulang hafalan setiap selesai shalat.

Peserta acara isitighosar dan ijazah kubro amat bahagia
setelah melihat Guru Mulia Syekh Yusri Rusydi As-Sayyid Gabr Al-Hasani hadir.

Syekh Yusri antara lain menjelaskan bahwa Al-Azhar Mesir
berdiri di atas tiga pilar. Akidah menganut mazhab Asy’ariyah dan Maturidiyah;
fikih berpegang pada empat imam mazhab; dan tasawuf dalam menempa suluk
(perilaku).

Beliau menyampaikan bahwa ilmu agama harus memiliki sanad
yang bersambung hingga Rasulullah saw. Dalilnya sangat jelas diterangkan dalam
al-Qur’an, “Dan untuk menjadi penyeru kepada agama Allah dengan izin-Nya dan
untuk menjadi cahaya yang menerangi.”
(QS. al-Ahzab [33]: 46)

Syekh Yusri mengingatkan bahwa dalam belajar agama, orang
yang memiliki guru bagaikan anak yang memiliki ayah yang akan senantiasa
membimbing dan merawatnya. Adapun orang yang tidak memiliki guru bagaikan anak
hilang yang hidup di jalanan.

Pesan Syekh Yusri dalam menuntut ilmu antara lain: menuntut
ilmu sangat dianjurkan ketika masih muda seperti Jibril yang mendatangi
Rasulullah dalam sosok pemuda seperti hadits yang diriwayatkan dari Umar. Dianjurkan
menuntut ilmu sampai ke negeri yang jauh walaupun tidak ada yang mengenalinya
seperti Jibril mendatangi Nabi sementara tak seorang pun sahabat mengenalnya.
Kemudian berpakaian bersih demi memuliakan ilmu dan menghadiri majlis (talaqqi)
di mana murid datang ke tempat guru lalu ada proses tanya jawab.

Sesudah itu, Syekh Yusri menjelaskan tentang Thariqah
Shiddiqiyah Darqawiyah Syadziliyah yang bertumpu pada keberpautan hati pada
Allah dan Rasulullah, mencintai orang-orang shaleh, bersikap rendah hati dan
berbaik sangka kepada orang lain, istiqamah dan mudawamah (kontinyu) dalam
mengamalkan wirid-wirid. “Thariqah kami selalu mengajarkan untuk berbuat baik
kepada urang tua, berlemah lembut kepada keluarga dan berinteraksi baik kepada semua
manusia,” tambah beliau.

Syekh Yusri kemudian mengijazahkan Wirid Asasi (istighfar,
shalat dan tahlil), Hizb Bahr, Hizb Imam Nawawi, Hizb Nashr, Shalawat Yusriyah
dan Shalawat Asmaul Husna. “Jangan lupa membaca al-Fatihah untuk Rasulullah,
guru-guru thariqah Syadziliyah dan guru-guru kami,” imbuh beliau.

Syekh Yusri berpesan bahwa terkait Hizib Nashr dilarang dibacakan untuk saudara sesama muslim, sejahat apapun dirinya. Hizib Nashr hanya diperuntukkah untuk setan, iblis dan musuh-musuh Islam dan kaum muslimin. Beliau mengatakan, “Karena kita diperintahkan untuk mendoakan baik bagi saudara muslim kita.” Acara istighasah dan ijazah kubro ini semakin berkah karena ditutup dengan doa yang dipimping langsung oleh Syekh Yusri. Moderator Ahmad Ginadjar lalu menutup acara dengan mengucapkan terima kasih mewakili IKANU Mesir kepada seluruh peserta dan pemirsa acara ini.

Kontributor

  • Abdul Majid

    Guru ngaji, menerjemah kitab-kitab Arab Islam, penikmat musik klasik dan lantunan sholawat, tinggal di Majalengka. Penulis dapat dihubungi di IG: @amajid13.