Scroll untuk baca artikel
SanadMedia
Pendaftaran Kampus Sanad
Berita

Imam Besar Al-Azhar: Terorisme adalah fenomena politik bukan agama

Avatar photo
26
×

Imam Besar Al-Azhar: Terorisme adalah fenomena politik bukan agama

Share this article

Imam Besar Al-Azhar Dr. Ahmed At-Tayeb, Syekh Al-Azhar Al-Sharif menerima kunjungan delegasi dari Royal College of British Defense Studies (RCDS) dipimpin oleh Mayor Jenderal Stephen Deakin, Atase Kementerian Pertahanan Inggris, dan perwakilan dari 11 negara, untuk bertukar visi dan pengalaman di bidang memerangi terorisme dan ekstremisme di kantor Masyikhah Al-Azhar pada Rabu (25/5).

Imam Besar Al-Azhar menyampaikan kepada delegasi bahwa budaya Al-Azhar sepanjang zaman telah didasarkan pada membesarkan siswanya untuk mendiskusikan pelbagai macam pendapat dan menghormati budaya yang beragam dan berbeda.

“Saya termasuk orang-orang yang percaya bahwa terorisme adalah fenomena politik, bukan fenomena agama. Terorisme diciptakan oleh beberapa rezim politik Barat lalu diekspor ke dunia. Mereka mengaitkannya dengan agama Yahudi, Kristen, dan Islam untuk mencapai keuntungan dan agenda yang sangat kompleks.” ujar Imam Besar Al-Azhar dikutip dari harian lokal Mesir Youm Sabi.

Strategi Al-Azhar menghadapi terorisme

Dalam pertemuan itu, Grand Syekh Al-Azhar menegaskan bahwa institusi pendidikan Islam yang telah berusia lebihd ari 1000 tahun itu merespon realita kontemporer dengan ide-ide panduan, dimulai dengan memasukkan topik-topik memerangi ekstremisme dan takfirisme ke dalam kurikulum, memperjelas konsep Darul Islam dan Darul Harbi, hubungan Muslim dengan Non-Muslim, dan isu-isu lain yang kerap dieksploitasi dan disalahtafsirkan oleh kelompok ekstremis, dan membekali pelajarnya sejak usia dini dengan pendekatan ilmiah yang dengannya ia dapat membentengi diri dari terpapar pemikiran-pemikiran kelompok ekstremis.

Imam Besar juga menunjukkan bahwa Al-Azhar menyadari perlunya kekompakan antar para pemimpin agama untuk memerangi ideologi ekstremis. Beliau mencontohkan bahwa Al-Azhar mendirikan Rumah Keluarga Mesir dan mengembangkan metodologi ilmiah untuk menangani masalah-masalah sosial yang berkaitan dengan hubungan Muslim dan Kristen. Upaya ini memuncak dengan deklarasi Dokumen Persaudaraan Manusia yang ditandatangani oleh Grand Syekh Al-Azhar dan Paus Fransiskus dari Vatikan.

Sementara itu, para anggota delegasi Royal College of British Defense Studies mengungkapkan kebahagiaan mereka untuk bertemu dengan Grand Syekh Al-Azhar, dan untuk menindaklanjuti upayanya menyebarkan budaya perdamaian, persaudaraan dan koeksistensi di tingkat global.

Mereka menekankan bahwa pertemuan besar pemuka agama dan upaya mereka untuk mengkonsolidasikan nilai-nilai toleransi, dialog dan hidup berdampingan secara damai adalah sesuatu yang mencerminkan kebenaran agama-agama surgawi dan tembok pelindung dari upaya-upaya mengotori pikiran para pemeluk agama di Timur dan Barat.

Pada November tahun lalu, Charles Philip Arthur George Putra Mahkota Britania Raya Pangeran Wales dan istrinya Ratu Camilla Rosemary Shand berkunjung di Masjid Al-Azhar Kairo Mesir dan disambut oleh Grand Syekh Al-Azhar. 

Kontributor

  • Redaksi Sanad Media

    Sanad Media adalah sebuah media Islam yang berusaha menghubungkan antara literasi masa lalu, masa kini dan masa depan. Mengampanyekan gerakan pencerahan melalui slogan "membaca sebelum bicara". Kami hadir di website, youtube dan platform media sosial.