Syekh Syauqi Allam menyerukan kepada seluruh masyarakat dunia untuk turut membantu dan mendukung dalam mewujudkan hak-hak warga Palestina. Negara tersebut menurutnya mesti tetap kokoh berdiri dengan Al-Quds sebagai ibu kotanya.
Seruan tersebut disampaikan oleh Mufti Republik Arab Mesir itu dalam peringatan Hari Solidaritas Internasional Rakyat Palestina yang jatuh pada setiap tanggal 29 November.
Sebelumnya, Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui resolusi 32/40 B pada tahun 1977 memutuskan pendirian hari peringatan internasional untuk menuntut keadilan dan kebebasan hak rakyat Palestina.
Seperti dilansir Masrawy, beliau juga mengajak seluruh dunia Islam terkhusus Arab, untuk turun tangan dalam menyetop penjajahan yang dilakukan Israel terhadap bumi Palestina.
Mufti Mesir itu juga menegaskan bahwa proyek penggalian bawah tanah yang dilakukan Israel tepat di bawah Masjidil Aqsa merupakan ancaman serius terhadap situs suci tiga agama tersebut.
Baca juga: Saeb Erekat, Orang Dekat Yaser Arafat yang Memperjuangkan Palestina lewat Negosiasi Damai
Di akhir pidatonya, beliau mengatakan bahwa Masjidil Aqsa selalu memiliki kedudukan tinggi di hati seluruh umat Islam.
“Kami sudah memasukkan sejarah Al-Quds ke dalam kurikulum sekolah. Budaya dan pendidikan begitu penting dalam membangun kesadaran dan pemahaman orang Muslim khususnya para generasi muda,” ungkap mufti berkacamata ini.
Selain itu, Institusi Al-Azhar selalu menyeru kepada warga dunia untuk mengakui sepenuhnya kedaulatan negara Palestina dan Al-Quds sebagai ibu kotanya.
Al-Azhar juga mengajak orang tua dan seluruh bidang pendidikan dan kebudayaan untuk mengajarkan anak-anak muslim dan mengambil inspirasi dari kisah perjuangan rakyat Palestina.
Al-Azhar mengatakan bahwa peringatan hari solidaritas internasional ini merupakan peringatan atas peristiwa terburuk dalam sejarah modern.
“Kejahatan yang dilakukan Israel terhadap bumi Palestina dan rakyatnya tidak akan pernah terhapus dari ingatan umat manusia selamanya,” berikut pernyataan resmi Al-Azhar seperti dikutip dari laman resminya di Facebook.
Selain Mesir, beberapa negara dengan juga lantang mendeklarasikan hal yang serupa. Pada pertengahan September lalu, Maroko menunjukkan dukungannya kepada Palestina setelah Israel dan Uni Emirat Arab (UEA) menandatangani perjanjian normalisasi.
Baca juga: Palestina Melawan Israel Sendirian
Dengan cerdas, rakyat Maroko melakukan kampanye sosial dan membentuk gerakan politik daring dengan menjadikan tagar pro-Palestina sebagai trending topic di negara mereka.
Tindakan tersebut adalah tindak lanjut dari penandatanganan piagam penolakan normalisasi Israel-UEA oleh pemerintah Maroko yang diikuti warganya dengan banyak mengumpulkan petisi daring anti-Israel.
Dalam peringatan hari solidaritas rakyat Palestina setahun silam, Al-Ittihad al-’Alami li ‘Ulama al-Muslimin alias Persatuan Ulama Muslim Internasional, menyeru kepada seluruh umat Muslim di dunia untuk kebebasan dan kemerdekaan Palestina.
Persatuan Ulama Muslim Internasional secara khusus juga mengajak kalangan cendekiawan dari para pengajar, penulis dan pemikir dalam melaporkan kondisi aktual Palestina dan rakyatnya sebagai wujud dukungan mereka.
Media nasional Palestina, Alray, menyatakan bahwa Recep Tayep Erdogan dalam sidang resmi PBB September lalu secara tegas menuntut PBB untuk menunaikan kewajibannya dalam menegakkan hak-hak rakyat Palestina.
Baca juga: Edward Said, Pikiran Palestina di Tanah Amerika
Presiden Turki itu juga meminta PBB untuk melakukan fungsinya sebagai juru perdamaian dunia dan membuat peraturan-peraturan baru yang mampu menyelesaikan konflik kependudukan Israel–Palestina.
“Jika bukti nyata pembunuhan brutal yang dilakukan tentara Israel terhadap seorang wanita Palestina tidak lagi menggerakkan nurani kita, habis sudah kata-kata,” tutup Presiden Turki dalam pidatonya.