Scroll untuk baca artikel
SanadMedia
Pendaftaran Kampus Sanad
Berita

Muslim Inggris Luncurkan Pasar Berbasis Tradisi Islam Madinah

Avatar photo
16
×

Muslim Inggris Luncurkan Pasar Berbasis Tradisi Islam Madinah

Share this article

Warga muslim di kota Norwich, Inggris meluncurkan free market, sebuah pasar berdasarkan tradisi Islam untuk menyokong beberapa komunitas muslim dan membantu memerangi dampak ekonomi akibat Covid-19.

Prinsip pasar Islam ini mengikuti aturan masyarakat muslim awal pada masa Nabi Muhammad saw. Mereka menganut sejumlah asas untuk mendorong perdagangan yang adil.

Pada masa awal-awal Islam, pasar merupakan “denyut kehidupan banyak orang” dan menjadi “benteng pertama kesejahteraan dan pendulang kekayaan”.

Menurut Open Trade Network, sebuah organisasi di Norwich yang mendukung “akses perdagangan dan usaha bagi semua” seperti dilaporkan Middle East Eye (8/10), pedagang di pasar tersebut tidak dikenai biaya sewa dan pemotongan tanpa surat izin.

Inisiatif pasar ini digagas oleh Open Trade Network yang bermitra dengan Masjid Ihsan dan Islamic Centre. Program ini juga didukung oleh tokoh-tokoh dari muslim setempat termasuk Jamal Saley dan Rahima Brandt.

Pasangan itu sebelumnya telah bekerja sama menjalankan dapur umum selama Ramadhan kemarin dan mengirim sajian ke rumah tetangga yang terisolasi karena covid-19. Setelah satu bulan berhasil menjalankan dapur umum, dia mulai memikirkan apa yang bisa dilakukan selanjutnya.

Ide untuk mengakomodir dalam satu wadah bagi para pedagang, tukang roti, seniman, petani, dan penjual kaki lima sebenarnya sudah lama muncul. “Hal yang kita bicarakan adalah bagaimana memiliki sebuah gudang besar tempat orang dapat berdagang secara gratis,” ujar Saley.

Baca juga: Program Kontraterorisme Inggris Suburkan Islamophobia di Kampus

Seperti ditulis Asadullah Yate, seorang profesor bahasa Arab dan Fikih di Universitas Weimar, dalam komunitas muslim tradisional, pasar “bukanlah awal dari pendirian toko secara permanen.”

“Kami selalu berpikir bahwa membuat pasar gratis itu akan baik untuk komunitas dan pebisnis sehari-hari,” kata Sealey. “Dan saya pikir sepertinya sekarang adalah waktu yang tepat untuk mencoba.”

Hidupi Mereka yang Kehilangan Penghasilan

Kota Norwich sudah memiliki pasar tradisional terkenal yang berdiri sejak abad ke-11, dengan kios permanen di pusat bersejarah yang menjual segala sesuatu mulai dari kain hingga makanan. Tetapi ‘Pasar Bebas’ Norwich yang baru, berjalan satu hari dalam sebulan saja, langkah ini merupakan peluang untuk mendukung bisnis lokal dan merespons kebutuhan mendesak orang banyak yang terimbas virus Corona. Beberapa kios dijalankan oleh para pedagang usaha kecil setelah kehilangan pekerjaan mereka selama lockdown.

Mantan karyawan, Jaimee Woodhouse mendirikan Jaimee’s Patisserie setelah kehilangan pekerjaan tahun ini sebagai pemeran panggung di Norwich Theatre Royal. Dia menawarkan penggunaan ruang parkir mobilnya ke pihak pengelola pasar tanpa biaya.

“Saya merasa pasar adalah peluang yang luar biasa dan saya sangat senang terlibat dalam acara yang begitu beragam. Pasar ini membantu mempromosikan bisnis kecil saya di masa-masa sulit, yang begitu saya syukuri,” kata dia.

Suasana pasar yang diinisiasi komunitas muslim Norwich. Seorang pembeli tampak tengah bertransaksi dengan penjual.

“Saya juga senang, Norwich Theatre Royal meminta saya untuk terlibat dan membantu saya mendapatkan tempat untuk menjual kue dan roti saya.” imbuhnya.

Nirbiaya sewa adalah daya tarik utama bagi pedagang lokal, baik baru maupun yang lebih mapan. “Dengan tidak menagih seseorang, berarti mereka tidak datang dengan kecemasan membayar uang sewa,” kata Brandt. “Kami memiliki tradisi klasik kenabian. Kami tahu itu berhasil.”

Penggunaan tempat ditetapkan dengan dasar siapa cepat dia dapat, baik pada saat mendaftar, maupun menyangkut pilihan promosi pada hari itu. Meskipun prinsipnya didasarkan pada tradisi Islam, pasar tersebut tetap beroperasi sesuai dengan pasar tradisional Inggris.

Brandt mengatakan, “Ketika orang mendaftar, mereka tahu bahwa kami melakukan ini sesuai prinsip pasar Islam,” kata Brandt. Tetapi bagi para pengunjung dan pembeli, mereka tidak akan tahu itu pasar Islam. Setau mereka itu hanya pasar.”

Baca juga: Muslim Dunia Bantu Perangi Covid-19

Suasana Ceria dengan Kehadiran Seniman

Seniman lokal tampil sepanjang acara di halaman penghubung yang berfungsi ganda sebagai food court. Meskipun pasarnya kecil—dikelilingi tempat parkir mobil teater lokal dan kurang lebih 50 kios—suasananya tetap hidup. “Saya menyukai kunjungan dadakan saya hari ini dan mendapatkan beberapa item yang bagus,” tanggapan seorang pembeli. “Kunjungan yang mengesankan  dengan penampilan para seniman berbakat namun sederhana.”

Dengan ancaman nyata dari kebangkrutan finansial yang membayangi peritel jalanan setelah lockdown, Sealey yang lahir di London mengatakan upaya mereka terinspirasi dari keinginan untuk memerangi perusahaan besar yang diuntungkan dari lonjakan penimbunan makanan dan belanja online.

Suara nyanyian membuat suasana pasar semakin ramai.

“Kami anti supermarket dan Amazon, perusahaan besar yang menghasilkan banyak uang melalui Covid,” katanya.

“Saya tahu orang-orang mulai menanam tanaman di kebun mereka dan beberapa hobi muncul,” tambah Sealey. “Saya berharap orang-orang akan lebih percaya dan membeli dari tukang daging lokal mereka sendiri, pasar petani lokal mereka sendiri, dan hal-hal seperti itu.”

Pasar berbaris tradisi Islam yang notabenenya baru ini telah menjadi kesempatan bagi komunitas muslim Norwich untuk membuat perbedaan di tengah masyarakat, dan “peduli kepada banyak orang”, kata Brandt, “terutama pada saat muncul begitu banyak stigma negatif tentang Islam.”

“Sangat mudah untuk sekadar duduk dan menikmati secangkir kopi,” katanya. “Tapi saya pikir sangat penting bila kita mau melayani masyarakat dan komunitas kita.”

Kontributor

  • Redaksi Sanad Media

    Sanad Media adalah sebuah media Islam yang berusaha menghubungkan antara literasi masa lalu, masa kini dan masa depan. Mengampanyekan gerakan pencerahan melalui slogan "membaca sebelum bicara". Kami hadir di website, youtube dan platform media sosial.