Scroll untuk baca artikel
SanadMedia
Pendaftaran Kampus Sanad
Berita

Ngaji Gus Iqdam: Toleransi dan Keberagaman dalam Silaturahmi Malam Selasa

Avatar photo
32
×

Ngaji Gus Iqdam: Toleransi dan Keberagaman dalam Silaturahmi Malam Selasa

Share this article

Pada suatu malam Selasa yang hangat, terjadi silaturahmi yang luar biasa. Kehadiran berbagai kalangan mulai dari anak-anak, remaja, orang tua, bahkan nenek-nenek yang telah berusia lanjut, menciptakan keragaman yang indah. Mereka berasal dari berbagai latar belakang agama, budaya, dan suku. Bahkan, malam itu, kita bisa melihat saudara-saudara kita yang menganut agama Hindu, Katolik, Islam, dan lain-lain duduk bersama dengan damai.

Penghormatan terhadap keberagaman ini sangat terlihat. Pertanyaan-pertanyaan tentang keyakinan agama di antara mereka tidak menimbulkan konflik, melainkan saling pengertian. Yang Muslim, Hindu, Katolik, semuanya duduk bersama dengan rasa hormat dan saling menghargai. Bahkan, seorang yang awalnya beragama Hindu memilih masuk Islam di tengah-tengah pertemuan ini. Namun, perubahan ini tidak menyebabkan perpecahan, melainkan dihadapi dengan penuh pemahaman dan kasih sayang.

Toleransi yang terjadi di malam itu tidak hanya berkaitan dengan agama, tetapi juga mencakup budaya dan tradisi. Dari ucapan-ucapan dan tindakan kecil, terlihat bahwa mereka saling menerima dan menghargai perbedaan. Saat seseorang memahami bahwa temannya memiliki keyakinan berbeda, reaksi yang muncul adalah senyuman dan ketertarikan untuk memahami lebih dalam.

Keberagaman ini juga tercermin dari kehadiran seorang wanita bernama Immanuel Natali, seorang Katolik. Meskipun berbeda keyakinan, dia datang dengan tulus dan dipersilakan dengan hangat. Bahkan, Gus Idam, pemimpin pengajian ini, mengapresiasi kehadiran Immanuel Natali dengan memberikan tempat khusus.

Malam itu juga diwarnai dengan cerita-cerita inspiratif. Seorang pria menceritakan bagaimana dia mengagumi umat Muslim saat masih muda, dan akhirnya, dia memasuki agama Islam. Cerita ini bukanlah upaya untuk mengubah keyakinan orang lain, melainkan sekadar berbagi pengalaman dan inspirasi.

Dalam suasana yang penuh toleransi ini, mereka juga berbagi hikmah dan ajaran agama masing-masing. Meskipun berbeda keyakinan, semangat untuk mencari kedamaian dan saling menguatkan dalam keimanan adalah hal yang menyatukan mereka.

Pertemuan ini diakhiri dengan doa bersama, di mana mereka mendoakan kebaikan untuk semua umat manusia, tanpa memandang agama atau kepercayaan. Semua bersatu dalam doa untuk keberkahan, kesehatan, dan keselamatan bersama.

Malam Selasa ini adalah contoh nyata bahwa keberagaman adalah kekayaan. Toleransi, penghormatan, dan kasih sayang adalah kunci untuk menjaga kerukunan di tengah perbedaan. Semoga semangat saling menghargai ini terus berkembang dan menjadi contoh bagi masyarakat luas, bahwa meskipun berbeda, kita semua adalah bagian dari satu keluarga besar manusia yang saling membutuhkan dan melengkapi satu sama lain. Semoga malam-malam Selasa yang penuh toleransi dan kasih sayang ini terus mengalir dan menginspirasi banyak orang.

Reporter: Mochamad Yusril Ikhsan

Kontributor

  • Abdul Majid

    Guru ngaji, menerjemah kitab-kitab Arab Islam, penikmat musik klasik dan lantunan sholawat, tinggal di Majalengka. Penulis dapat dihubungi di IG: @amajid13.