Scroll untuk baca artikel
SanadMedia
Pendaftaran Kampus Sanad
Berita

Panduan Shalat Gerhana Matahari Dari Darul Ifta Mesir

Avatar photo
13
×

Panduan Shalat Gerhana Matahari Dari Darul Ifta Mesir

Share this article

Dunia menyaksikan gerhana matahari cincin pada Minggu, 21 Juni 2020, bertepatan dengan akhir bulan Syawal. Gerhana matahari cincin akan terlihat di berbagai negara Arab termasuk Mesir. Di Indonesia, juga akan terlihat mulai dari Aceh hingga Papua. Berikut ini adalah penjelasan dari Lembaga Fatwa Darul Ifta Mesir tentang tata cara Shalat Gerhana Matahari.

Dalam literatur fikih, Shalat Gerhana Matahari disebut dengan Shalat Kusûf sedangkan Shalat Gerhana Bulan disebut dengan istilah Shalat Khusûf. Dilansir dari yaom7.com pada Minggu (21/6), Darul Ifta menjelaskan bahwa Shalat Gerhana hukumnya sunnah.

Rasulullah SAW sebagaimana dalam hadits yang diriwayatkan
dari istri beliau Aisyah, bersabda,

إنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ
آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللهِ، لَا يَخْسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلَا لِحَيَاتِهِ، فَإِذَا
رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَصَلُّوا

“Sesungguhnya
matahari dan bulan adalah dua dari sekian banyak tanda-tanda kekuasaan Allah.
Tidaklah terjadi gerhana matahari dan bulan karena kematian atau kelahiran
seseorang. Apabila kalian melihatnya, maka dirikanlah shalat.”
(HR.
Al-Bukhari dan Muslim)

Shalat Gerhana Matahari dan Shalat Gerhana Bulan sama-sama
dua rakaat. Pada setiap rakaat terdapat dua kali berdiri, dua kali pula membaca
surat Al-Fatihah dan ayat atau surat yang mudah Anda baca dari Al-Qur’an pada
dua kali berdiri tadi, lalu dua rukuk dan dua sujud.

Tata cara paling sempurna dalam menunaikan Shalat Gerhana
adalah sebagai berikut:

– Membaca takbiratul ihram sembari niat.
– Membaca doa iftitah.
– Membaca ta’awudz.
– Membaca surat Al-Fatihah, kemudian membaca surat Al-Baqarah atau surat lain
yang panjangnya sama.

– Kemudian rukuk panjang (lama) dan membaca tasbih sebanyak
100 kali.
– Kemudian bangun dari rukuk (iktidal) dan membaca tahmid.
– Kemudian membaca surat Al-Fatihah lalu surat yang panjangnya di bawah surat
Al-Baqarah seperti surat Ali ‘Imran atau yang sepanjang dengannya.
– Kemudian rukuk agak panjang dari rukuk pertama.
– Kemudian bangun dari rukuk lalu membaca tasbih dan tahmid tanpa perlu
melamakannya.
– Kemudian sujud panjang dua kali, dan tidak perlu memanjangkan duduk di antara
dua sujud.

Hal yang sama dilakukan untuk rakaat kedua dengan catatan
durasi panjangnya tidak selama pada rakaat pertama. Kemudian duduk tasyahud
akhir dan diakhiri dengan salam.

Pada Shalat Gerhana Bulan, disunnahkan mengeraskan bacaan
karena termasuk jenis shalat yang dilaksanakan pada malam hari. Adapun pada
Shalat Gerhana Matahari, bacaan shalat tidak dikeraskan karena termasuk jenis
shalat pada siang hari.

Tidak disyaratkan harus membaca surat Al-Baqarah dan Ali
‘Imran, namun cukup membaca ayat atau surat yang mudah dibaca dari Al-Qur’an.

Shalat Gerhana dianjurkan dilaksanakan secara berjamaah dan boleh pula dilakukan sendirian. Darul Ifta menambahkan bahwa tidak perlu adzan dan iqamah, tetapi cukup membaca Ash-Shalatu Ja’miah, karena adzan dan iqamah untuk shalat fardhu.

Kontributor

  • Abdul Majid

    Guru ngaji, menerjemah kitab-kitab Arab Islam, penikmat musik klasik dan lantunan sholawat, tinggal di Majalengka. Penulis dapat dihubungi di IG: @amajid13.