Scroll untuk baca artikel
SanadMedia
Pendaftaran Kampus Sanad
Esai

Jihad sekarang bukan mati di jalan Allah tapi hidup di jalan Allah

Avatar photo
43
×

Jihad sekarang bukan mati di jalan Allah tapi hidup di jalan Allah

Share this article

Sebuah kata yang sering di gaungkan belakangan ini adalah kata jihad. Penting untuk kita mengerti apa makna jihad yang sebenarnya.

Kata jihad diulang-ulang dalam al-Quran dengan jumlah yang sangat banyak. Kalau kita telisik dalam kamus-kamus bahasa Arab, akan ditemui kata jihad berasal dari kata “juhd” yang secara etimologi bermakna kesungguhan atau bersungguh-sungguh.

Para ulama membagi kesungguhan (jihad) ke dalam tiga jenis.

Pertama, jika kesungguhan itu bersifat spiritual, sungguh-sungguh untuk memperoleh keridhaan Allah swt (mardhatillah), maka disebut mujahadah.

Kedua, apabila kesungguhan itu berkaitan dengan penggunaan nalar, ekspolarasi rasio, para ulama menyebutnya itu adalah ijtihad. Kata ijtiihad cukup populer di kalangan umat Islam, terutama berkatan dengan bagaimana menggerakkan nalar untuk menemukan sebuah hukum dalam Islam.

Ketiga, adalah kata jihad seringkali dinyatakan sebagai kesungguhan, kesiapan fisik untuk membela agama Allah, untuk melakukan pertahanan diri.

Apakah benar jihad hanya pertahanan diri secara fisik, peperangan?

Kalau kita kembali pada ayat-ayat al-Quran, akan ditemukan makna yang cukup luas dari kata jihad, tidak sekedar peperangan secara fisik.

Misalnya ayat 52 dari surat al-Furqan yang menyatakan:

فَلَا تُطِعِ الْكَافِرِينَ وَجَاهِدْهُمْ بِهِ جِهَادًا كَبِيرًا

Artinya: Maka janganlah kamu mengikuti orang-orang kafir, dan berjihadlah terhadap mereka dengan al-Quran dengan jihad yang besar. (QS. Al-Furqan: 52)

Para ulama menafsirkan jihad dalam ayat ini sebagai kesungguhan untuk menyampaikan ajaran al-Quran, karena dengan menyampaikan ajaran yang dibawah al-Quran adalah bagian dari pengertian jihad itu sendiri.

Syahdan, dalam periode Makkah tidak pernah terjadi yang namanya jihad fisik. Alih-alih terjadi perang fisik, justru umat Islam diperintahkan untuk bersabar. Al-Quran dengan jelas mengatakan:

وَاصْبِرْ عَلَىٰ مَا يَقُولُونَ وَاهْجُرْهُمْ هَجْرًا جَمِيلً

Artinya: Dan bersabarlah terhadap apa yang mereka ucapkan dan jauhilah mereka dengan cara yang baik. (QS. Al-Muzammil: 10)

Dari kapan jihad beralih makna menjadi peperangan fisik?

Dalam buku-buku sejarah sendiri, jihad mengalami penyempitan makna di dalam periode Madinah, karena dalam periode Madinah ada ayat-ayat yang turun kepada Nabi untuk menegaskan bolehnya melakukan perlawanan, pertahanan diri ketika diserang oleh orang musyrik.

Dalam al-Quran dijelaskan:

أُذِنَ لِلَّذِينَ يُقَاتَلُونَ بِأَنَّهُمْ ظُلِمُوا ۚ وَإِنَّ اللَّهَ عَلَىٰ نَصْرِهِمْ لَقَدِيرٌ

Artinya: Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu. (QS. Al-Hajj: 39)

Melalui ayat ini kita menjadi tahu, bahwa jihad dalam periode Madinah beralih menjadi peperangan secara fisik. Tapi seluruh peperangan yang dilakukan oleh Nabi adalah dalam rangka untuk pertahanan diri, buka pro-aktif melakukan penyerangan keluar terhadap orang-orang yang tidak bersalah.

Penjelasan ini dibuktikan dengan hadits Nabi. Ketika penduduk Yastrib (Madinah) ingin memerangi orang-orang nonmuslim yang ada di Mina, kemudian mereka meminta Nabi agar dibolehkan memerangi orang-orang Mina, Nabi kemudian berkata agar jangan melakukan penyerangan terhadap orang yang ada di Mina. Kata Nabi, Aku tidak diperintahkan untuk melakukan penyerangan.”

Bagaimana memaknai jihad dalam konteks sekarang?

Ada banyak para pemikir yang menyatakan bahwa jihad hari ini harus dikembangkan maknanya ke dalam pengertian yang lebih luas.

Syatha Addhimyathi misalnya dalam kitab I’anah At-Thalibin menyatakan, bahwa kata jihad harus digerakkan pengertiannya kepada peningkatan taraf hidup umat Islam, taraf hidup masyarakat, bagaimana menyediakan sandang pangan dan papan kepada orang yang tidak punya?

Kata Syatha Addhimyathi, penyediaan sandang pangan dan papan tidak hanya kepada orang Islam saja, melainkan juga untuk orang kafir dzimmi.

Begitu juga Jamal al-Banna di dalam bukunya Al-Jihad menyatakan, jihad hari ini tidak semata-mata untuk mati di jalan Allah swt, tapi untuk hidup dijalan Allah swt.

أن الجهاد اليوم ليس هو أن نموت في سبيل الله, ولكن أن نحيا في سبيل الله

“Sesungguhnya jihad di masa kini bukanlah mati di jalan Allah, melainkan hidup di jalan Allah.”

Inilah pengertian jihad sebenarnya yang penting diketahui oleh umat Islam, bahkan juga oleh umat agama lain. Wallahu a’lam.

Kontributor

  • Salman Akif Faylasuf

    Sempat nyantri di PP Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo, Situbondo. Sekarang nyantri di PP Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo.