Scroll untuk baca artikel
SanadMedia
Pendaftaran Kampus Sanad
Esai

Yang Perlu Kita Ketahui tentang Kurma

Avatar photo
17
×

Yang Perlu Kita Ketahui tentang Kurma

Share this article

Beberapa waktu lalu, tepat ketika saya mengunyah kurma
selagi azan Maghrib baru berkumandang, ponsel saya menerima sebuah gambar
berikut keterangannya tentang ihwal ceramah ustaz yang mengeluh kepada
penyelenggara acara yang mendatangkannya, keluhan tersebut lantaran kursi yang
dipakai kabarnya milik gereja. Si ustaz bergelar doktor itu berujar tegas:
“Ganti kursi Islam!”

Sembari menertawakan gambar tersebut saya teringat dua
hal. Pertama pada ujaran seorang kawan: “Kepandaian seseorang itu ada batasnya,
yang tidak memiliki batasan adalah kebodohannya.” Kedua, sekejap saya membatin
kurma yang masih terkunyah mulut saya agamanya apa, ya? Islam? Kristen?
Yahudi? Atau mungkin penganut ateisme? Pertanyaan-pertanyaan yang semakin
membuktikan bahwa kebodohan manusia tidak terbatas.

Untuh menutupi kebodohan-kebodohan serupa itu saya memutuskan
menulis artikel ini. Bukan tentang ustaz yang maunya hanya duduk di kursi yang beragama
Islam di atas, namun tentang buah kurma berikut apa saja yang berkaitan dengannya
kecuali satu hal; apakah kurma sudah baca syahadat atau belum.


Selain
memakan buahnya, orang-orang Mesir kuno membudidayakan kurma untuk dijadikan
tuak memabukkan.

Dalam Bahasa Inggris kurma disebut “date”, penamaan
ini berasal dari Bahasa Latin yang berakar dari Bahasa Yunani, daktylos, yang
selain “tanggal” juga berarti “jari”, karena bentuk buahnya yang memanjang
serupa jari jemari. Dalam Bahasa Indonesia ia disebut kurma kemungkinan karena
kulit keringnya menyerupai kulit Kurma, nama awatara (penjelmaan) dewa Wisnu
dalam wujud kura-kura raksasa. Hal ini sangat memungkinkan lantaran ketika para
saudagar Arab mulai mengangkut kurma ke tanah air saat itu mayoritas penduduk
Nusantara masih beragama Hindu.

Orang-orang Mesir kuno menggunakan kurma untuk membuat
tuak, seperti halnya mereka memproduksi hal yang sama dari anggur. Orang-orang
Ibrani kuno juga gemar membuat tuak dari kurma di samping mengolahnya menjadi
cuka, roti, dan kue-kuean. Konon mereka juga memanfaatkan bijinya untuk
penggemukan binatang ternak selain mengolah kayunya sebagai perkakas rumah.

Bagi masyarakat Romawi Kuno, daun palem kurma
digunakan dalam prosesi Pawai Kemenangan (Roman Triumphus) untuk melambangkan
adidaya imperium Romawi. Buah ini merupakan tanaman kebun yang populer di
peristilium Romawi, meskipun di daerah beriklim sedang seperti Italia sana
kurma tidak sanggup berbuah.

Pelepah kurma juga terkenal digunakan sebagai Minggu
Palma dalam agama Kristen, sebuah hari peringatan dalam liturgi Kristen yang
jatuh di hari Minggu sebelum Paskah. Cabang pohon tersebut diyakini berserakan
di hadapan Yesus saat dia memasuki Yerusalem pada Minggu Palem.

Sekali lagi kurma tidak hanya identik dengan agama Islam,
ia identik dengan sistem kebudayaan yang berlaku di daratan Timur Tengah selama
ribuan tahun, tentu semua agama yang berkembang di sana memiliki kedekatan
dengan kurma. Dalam kitab Injil kata yang merujuk pada kurma disebutkan
sebanyak 51 kali, mengalahkan Al-Qur’an yang menyebutnya tidak lebih dari 20 kali.
Banyak sarjana Yahudi meyakini bahwa “madu” dalam Alkitab pada ayat
“tanah yang mengalir dengan susu dan madu” (Exodus pasal 3) mengacu
pada madu kurma, bukan madu dari lebah.

Jauh sebelum risalah Islam diperkenalkan Rasulullah,
pohon kurma sudah membersamai bahkan memiliki peran penting dalam agama-agama
Abrahamik lain. Kurma juga banyak dibudidayakan sebagai sumber makanan di
Israel kuno di mana Yudaisme dan Kristen berkembang. Meskipun demikian tetap
tidak tepat menyebut kurma beragama Yahudi atau Kristen.

Dalam Al-Qur’an misalnya, antara lain Allah
memerintahkan Siti Maryam untuk makan kurma selama sakit persalinan akibat
melahirkan Nabi Isa (kisah selengkapnya baca QS Maryam: 22-26), oleh karenanya
sampai hari ini masih dianjurkan bagi wanita hamil untuk melakukan hal serupa.
Bukan lantas kurma itu tiba-tiba mualaf begitu Al-Qur’an diturunkan, namun
lantaran eksistensinya sebagai karya Allah memiliki banyak manfaat bagi
manusia.

Dalam Taurat, pohon kurma dijadikan sebagai simbol
kemakmuran dan kemenangan. Dalam kitab Mazmur 92:12 “Orang yang benar akan
tumbuh berkembang seperti pohon kurma”. Batang pohon kurma muncul sebagai
ikonografi pada patung yang menghiasi Bait Suci Kedua di Yerusalem, pada koin
Yahudi, pada ukiran-ukiran setiap sinagoge, juga digunakan sebagai ornamen
dalam Pesta Pondok Daun. Pohon kurma juga termasuk salah satu dari tujuh
tanaman Israel yang dihormati dalam Yudaisme yang tertera dalam Alkitab,
selebihnya adalah gandum, jelai, anggur, ara, delima, dan zaitun.


Orang-orang Afrika Utara tidak hanya terampil
menggunakan pelepah-pelepah kurma sebagai gubuk untuk berteduh dan bertempat
tinggal, namun daun-daun tuanya juga sanggup mereka sulap menjadi tikar, sekat,
keranjang dan lain sebagainya.

Buah kurma, baik yang
masih
segar
maupun yang sudah dikeringkan,
sarat akan vitamin, mineral, dan serat-serat
penting.
Selain itu kurma juga tinggi
antioksidan
nya yang siap melumpuhkan beberapa penyakit yang
masuk ke dalam tubuh manusia
. Buah kurma
merupakan salah satu buah yang telah terbukti sangat potensial dalam mengobati
diabetes, hal ini lantaran kandungan polifenolnya dalam memberikan kerja
antioksidan yang cukup kuat.

Kurma juga mengandung bermacam nutrisi penting, di
samping itu juga sebagai sumber kalium yang sangat kaya. Kandungan gula pada
kurma yang sudah matang sekitar 80%, selebihnya terdiri dari protein dan serat
di samping unsur-unsur lain. Mengingat tingkat fruktosa yang tinggi, gula alami
yang terdapat dalam buah kurma menjadi sumber energi yang besar, sehingga
dengan cepat memulihkan energi tubuh dari lemas karena lapar dan  dahaga. Oleh karenanya menjadi pilihan tepat
setelah seharian penuh berpuasa.


Di antara beberapa jenis kurma yang populer

Organisasi Pangan dan Pertanian (Food and Agriculture
Organization)
PBB melaporkan bahwa kisaran sembilan juta metrik ton kurma
diproduksi setiap tahunnya. Buah yang terkesan ‘islami’ ini cenderung tumbuh
subur di negara-negara dengan musim panas yang panjang seperti di Timur Tengah.

Dalam hal produksi, Mesir masih juara dunia, negeri Nabi
Musa tersebut mampu memproduksi kisaran 18 persen kurma di seluruh dunia, atau
katakanlah jika di meja berbuka anda terdapat lima kilogram kurma yang berasal
dari seluruh dunia, maka jika dipukul rata hampir sekilonya berasal dari Mesir.

Berbeda tipis dengan juara kedua, Arab Saudi, sampai
tahun ini hanya mampu memproduksi 17 persen, adapun Iran berada di nomor urut
ketiga dengan jumlah berkisar 15 persen. Dari segi harga, kurma Ajwa yang
tumbuh subur di Madinah, atau yang sering disebut sebagai kurma nabi sampai
hari ini masih sebagai kurma termahal dan favorit bagi mayoritas orang.

Catatan fosil menunjukkan bahwa pohon kurma telah ada
setidaknya selama 50 juta tahun. Meski demikian, pembudidayaan pohon Kurma baru
berlangsung selama beberapa ribu tahun belakang. Ditemukan bukti arkeologi akan
budidaya pohon ini di dataran Arab dari milenium ke-6 SM, dan selama itu kurma
telah menjadi salah satu makanan pokok di Timur Tengah dan daratan Lembah
Indus.

Secara alami tanaman kurma diserbuki oleh bantuan angin,
namun baik di oasis hortikultura tradisional maupun kebun komersial modern, seluruh
penyerbukannya dilakukan secara manual. Kurma bisa dilihat jenis jantan atau
betinanya, karena hanya kurma betina yang mampu menghasilkan buah. Penyerbukan
alami terjadi dengan jumlah tanaman jantan dan betina yang kira-kira sama, atau
sebut saja monogami. Namun lewat kawin bantu, satu pohon kurma jantan dapat
menyerbuki hingga 100 pohon betina. Beberapa petani bahkan tidak membudidayakan
kurma jantan, karena serbuk bunga jantan saat ini sudah terjual bebas di pasaran.

Pada masa suburnya, pohon kurma dapat menghasilkan
lebih dari 100 kg di setiap musim panen, yaitu sekitar 10.000 biji kurma.

Kurma kering yang lunak dapat disantap begitu saja,
atau dapat diisi dengan almond, buah kenari, krim keju, dan lain-lain. Kurma
juga dapat dipotong-potong dan digunakan dalam berbagai hidangan manis dan
gurih, dari tajine (tagines) di Maroko hingga puding dan sejumlah
kue-kuean khas Arab. Roti kacang kurma (date walnut bread) justru malah menjadi
salah satu jenis kue yang sangat populer di Amerika Serikat, terutama di hari-hari
libur. Adapun cuka yang terbuat dari kurma merupakan produk tradisional Timur
Tengah yang tidak begitu diminati daerah-daerah lain.

Roti kacang kurma (date walnut bread) menjadi salah
satu kue yang sangat populer di Amerika Serikat pada hari-hari libur

Inovasi terbaru yang berbahan dasar kurma seperti
kurma berlapis coklat serta jus kurma bersoda hari ini sangat populer di
beberapa negara sebagai semacam sampanye non-alkohol, khususnya untuk acara dan
waktu-waktu keagamaan layaknya Ramadhan.

Sirup kurma bernama silan cukup terkenal di
Israel, selain sebagai pengganti madu, ia dibutuhkan ketika memasak ayam dan
disajikan sebagai manisan dan santapan penutup. Berbeda dengan silan, ketika
anda berkunjung ke Timur Tengah kemudian berjumpa dengan sirup tradisional
bernama jallab, juga berbahan dasar kurma.

Daun kurma muda dimasak dan dimakan sebagai sayuran,
begitu juga dengan pucuk atau jantungnya meskipun akan membunuh pohonnya jika
diambil. Biji yang digiling halus dicampur dengan tepung untuk membuat roti
pada masa-masa kritis. Bunga kurma juga bisa dimakan, kuncupnya digunakan sebagai
bahan salad atau digiling dengan ikan kering untuk dijadikan bumbu roti.

Begitu matahari tenggelam, beduk mulai digebuk, dan azan siap dilantunkan, tidak sedikit umat
muslim langsung memungut kurma mendahului makanan lain untuk
mengakhiri puasa,
dibalut rasa syukur yang mendalam atas rizki-Nya tanpa mempertanyakan apakah status
buah tersebut sudah muslim atau masih kafir
.

***

Glosarium:

1.  
Metrik: n sistem desimal yang menggunakan meter sebagai
ukuran panjang dan gram sebagai ukuran berat

2.  
Peristilium: n teras bersambung yang membentuk jajaran kolom yang mengelilingi
perimeter bangunan atau pelataran dalam arsitektur Yunani dan Romawi Kuno

3.  
Roman Triumphus: upacara adat masyarakat Romawi Kuno dalam merayakan keberhasilan seorang
panglima memimpin bala tentara Romawi

4.  
Agama Abrahamik: disebut juga Agama Samawi, yakni agama-agama yang muncul dalam tradisi
Semit kuno yang memiliki keterkaitan dengan Nabi Ibrahim sebagai sosok
leluhurnya

5.  
Ikonografi: n ilmu tentang seni dan teknik membuat arca

6.  
Bait Suci Kedua: rekonstruksi bait (rumah) Allah yang berdiri antara tahun 516 SM sampai
70 M di Yerusalem dalam tradisi Yudaisme

7.  
Pesta Pondok Daun: atau Hari Raya Pondok Daun, disebut juga Tabernakel, adalah perayaan
pengucapan syukur bagi Israel atas hasil panen yang dirayakan selama tujuh hari
pada bulan purnama di antara bulan September dan Oktober

Kontributor

  • Walang Gustiyala

    Penulis pernah nyantri di Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan, Al-Hikmah Purwoasri, Walisongo Sragen, Al-Ishlah Bandar Kidul, Al-Azhar Kairo, dan PTIQ Jakarta. Saat ini mengabdi di Pesantren Tahfizh Al-Quran Daarul ‘Uluum Lido, Bogor.