Di antara hal yang sangat dianjurkan untuk dilakukan oleh orang berpuasa pada bulan Ramadhan adalah makan sahur. Aktivitas sahur menjadi pembeda antara puasa orang Islam dan orang-orang Ahlul Kitab.
Terkait hal ihwal sahur, para ulama bersepakat bahwa hukumnya sunnah. Walau begitu, sahur bukan sekadar makan mengenyangkan perut, tetapi suatu ibadah yang di dalamnya terdapat banyak keutamaan dan keberkahan.
Dalam satu hadis Rasulullah saw. bersabda,
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُو لُ الله صلى الله عليه وسلم: تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِي السَّحُورِ بَرَكَةً
Artinya, Dari Anas bin Malik ra, Rasulullah saw. bersabda “Makan sahurlah kalian, karena sesungguhnya di dalam sahur itu terdapat keberkahan.” (HR. Imam Bukhari dan Muslim)
Berikut beberapa hikmah dibalik anjuran makan sahur yang diperoleh orang berpuasa.
Pertama, makan sahur sebagai pembeda antara umat Muslim dengan kaum Yahudi dan Nasrani.
Mengutip Syekh Zainuddin al-Malibari dalam kitabnya Fathul Mu’in (hal 58) menyatakan,
وحكمته التقوى أو مخالفة أهل الكتاب
“Hikmah dibalik makan di waktu sahur adalah sebagai bentuk ketakwaan dalam beribadah sekaligus pembeda dengan Ahlul Kitab (Yahudi dan Nasrani).”
Juga dalam hadis Rasulullah saw. yang diriwayatkan oleh Imam Muslim bahwa;
عَنْ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ رَضِيَ اللهُ عنهُ أَنَّ رسولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: فَصْلُ مَا بَيْنَ صِيَامِنَا وَصِيَامِ أَهْلِ الْكِتَابِ أَكْلَةُ السَّحَرِ. (رواه مسلم)
Artinya, Dari Amr bin ‘Asy ra, sesungguhnya Rasulullah saw. Bersabda “Perbedaan antara puasa kita dan puasa Ahlul Kitab adalah makan sahur”. (HR. Imam Muslim)
Kedua, orang yang makan sahur mendapatkan shalawat dari Allah Swt. dan doa para malaikat. Rasulullah saw. bersabda,
عن أبي سعيد الخدري رضي الله عنه، أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: السحورُ بركَةٌ فَلاَ تدَعوُه – أي: لا تَتْرُكُوه – وَلَوْ أَنْ يَجْرَعَ أَحَدُكُم جرْعَةً مِنْ مَاءٍ، فَإَنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ على المُتسحِّرينَ. (رواه أحمد)
Artinya, Dari Abu Sa’id Al Khudri ra, sesungguhnya Nabi saw. bersabda “Makan sahur adalah makan penuh berkah. Janganlah kalian meninggalkannya walaupun dengan seteguk air karena Allah dan para malaikat-Nya berselawat kepada orang yang sedang makan sahur”. (HR. Imam Ahmad)
Ketiga, makanan yang dimakan di waktu sahur tidak akan dihisab. Sebagaimana Rasulullah saw. bersabda,
ثَلَاثَةٌ لَا يُحَاسَبُ عَلَيْهَا العَبْدُ أَكَلَةُ السَّحُوْرِ وَمَا أَفْطَرَ عَلَيْهِ وَالأَكْلُ مَعَ الإِخْوَانِ
Artinya “Ada tiga hal (makanan) di mana seorang hamba tidak akan dihisab oleh Allah swt. yaitu makanan sahur, makanan saat berpuasa, dan makanan yang dinikmati bersama saudara-saudara yang lain.” (HR. al-Azdra’i)
Lantas mengapa makan di waktu sahur oleh para ulama sunah diakhirkan?
Dalam hal ini, Imam Izzuddin bin Abdissalam (w. 660 H) dalam kitabnya Maqashid al-Shaum menyatakan supaya seseorang yang sedang berpuasa memperoleh kekuatan beserta dapat memperbanyak melakukan amal kebaikan dikala menjalankan ibadah puasa.
Demikianlah, hikmah yang terkandung dibalik anjuran makan sahur bagi orang berpuasa yang dapat penulis ulas dalam tulisan pendek ini. Semoga bermanfaat. Wallahu a’lam