Scroll untuk baca artikel
SanadMedia
Pendaftaran Kampus Sanad
Ibadah

5 waktu haram melaksanakan shalat dan hikmahnya

Avatar photo
32
×

5 waktu haram melaksanakan shalat dan hikmahnya

Share this article

Shalat merupakan bentuk totalitas penghambaan seorang manusia kepada Allah. Ketika seseorang melaksanakan shalat sejatinya ia sedang menampakkan kelemahannya kepada Allah, mengakui dirinya seorang hamba dengan berdoa dan meminta kebaikan dalam hidup kepada Tuhannya.

Umat Islam diberi perintah untuk melaksanakan shalat sampai 5 waktu dalam sehari. Belum lagi dengan banyaknya shalat-shalat sunnah yang ada. Maka shalat sejatinya merupakan sebaik-baiknya ibadah yang dapat menghantarkan seorang hamba dekat dengan Rabb-nya.

Namun dalam praktiknya, ada beberapa waktu yang diharamkan (dalam redaksi lain dimakruhkan dengan makruh tanzih atau bahkan sampai pada tahrim/mendekati haram) melaksanakan shalat di dalamnya. Hal tersebut dikecualikan ketika shalat tersebut dilaksanakan di Tanah Haram Mekkah atau shalat yang dilakukan memiliki sebab, baik yang mendahului seperti shalat qadha atau yang menyertai seperti shalat gerhana dan istisqo.

Berikut adalah waktu-waktu yang diharamkan untuk melakukan shalat, meski hanya shalat sunnah mutlak:

Pertama, waktu terbitnya matahari hingga matahari meninggi kadar satu tombak.

Kedua, waktu istiwa (matahari berada di tengah-tengah) selain pada selain hari jum’at hingga matahari bergeser dari tengah-tengah.

Ketiga, waktu matahari menguning (hendak tenggelam) hingga sempurna tenggelam.

Keempat, waktu setelah shalat Ashar sampai matahari tenggelam.

Kelima, waktu setelah shalat shubuh hingga matahari terbit.

Pada waktu-waktu tersebut shalat yang tidak memenuhi klasifikasi tertentu tidak boleh dilaksanakan. Lantas bagaimanakah hikmah dilarangnya melaksanakan shalat pada waktu-waktu tersebut?.

Syekh Muhammad bin Ahmad al-Syathiri dalam kitabnya “Syarah al-Yaqut an-Nafis” Juz I hal 187 (cet Daar al-Hawi) menjelaskan hikmah dibalik dilarangnya melaksanakan shalat pada waktu-waktu tersebut, ia berkata:

ونهينا عن الصلاة في هذه الأوقات لكيلا نتشبه بالمجوس. فهم يعبدون الشمس عند غروبها وعند طلوعها. ولما كنا في الشرق الأقصى رأينا كثيرا منهم يستقبلون الشمس ويصلون ويركعون لها. ومنهم من يعبد النار, فتجده يشعل النار أمامه, ويتمايل حولها كلما مالت ويحرك شفتيه بالقراءة, ويزعمون أنهم يعبدونها لكيلا تحرقهم. ومنهم من يعبدون الشيطان لكيلا يضلهم. سبحان الله, عقول غريبة. فعلينا أن نحمد الله الذي هدانا لدين الإسلام.

Alasan dilarangnya kita untuk melaksanakan shalat pada waktu-waktu tersebut ialah agar kita tidak menyerupai orang-orang Majusi. Mereka menyembah matahari ketika tenggelam dan ketika terbit. Ketika kami di daerah ujung timur kami juga mendapati banyak dari mereka yang menghadap matahari dan menyembahnya.

Di antara mereka juga ada yang menyembah api, mereka menyalakan api di depan mereka, mengitarinya dan menyondongkan diri mengikuti gerakan apinya, menggerak-gerakkan kedua bibirnya dengan membaca kalimat tertentu. Mereka menganggap bahwa alasan mereka menyembah api adalah supaya api tidak membakar mereka. Ada juga dari mereka yan menyembah syetan dengan harapan agar supaya syetan tidak menyesatkan mereka. Mahasuci Allah, (itu merupakan) pemikiran yang sangat aneh. Maka seyogyanya bagi kita memuji Allah yang telah menunjukkan kepada kita agama Islam”.

Demikian 5 waktu yang diharamkan melaksanakan shalat beserta hikmahnya. Wallahu a’lam

Kontributor

  • Alwi Jamalulel Ubab

    Alumni Khas Kempek, Cirebon. Mahasantri Ma'had Aly Saidussidiqiyah Jakarta.