Sebelum mengerjakan shalat, kita melakukan wudhu terlebih dahulu. Wudhu diwajibkan bersamaan dengan diperintahkannya shalat fardhu di malam Isra Mikraj, namun wudhu ini sudah dikenal oleh Nabi saw.
Di awal mula diutusnya Nabi Muhammad saw, malaikat Jibril sudah mengajarinya wudhu, kemudian Jibril dan Nabi shalat 2 rakaat secara berjamaah. Sebenarnya, wudhu merupakan syariat nabi terdahulu, seperti sabdanya Nabi Saw:
هذا وضوئي ووضوء الأنبياء من قبلي
“Ini adalah wudhuku dan wudhunya para nabi sebelumku.”
Hanya saja, tata cara kita berbeda dengan mereka. Dan wudhunya kita pun ada tahjil (cahaya putih yang ada di tangan dan kaki) dan ghurrah (cahaya putih yang berada di wajah), keduanya diraih dengan memperluas basuhannya wudhu. Mengenai hal ini, Rasulullah Bersabda:
أنْتُمُ الغُرُّ المُحَجَّلُونَ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ آثَارِ الوُضُوءِ ، فَمَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمْ أَنْ يُطِيلَ غُرَّتَهُ فَلْيَفْعَلْ
“Sesungguhnya kelak kalian di hari kiamat itu akan bersinar anggota tubuhnya, sebab bekas wudhu. Maka sesiapa yang bisa memanjangkan sinarnya (dengan melakukan memperluas tahjil dan ghurrah), Lakukanlah.” (Hasyiyah Al-Baijuri,1/85)
Dalam wudhu, terdapat banyak sekali kesunnahannya. Bahkan ada yang mengatakan jumlahnya itu ada 70. Syahdan, Habib Umar bin Hasan Al-Haddad ketika berwudhu membutuhkan waktu selama satu jam, sebab beliau sambil mengerjakan semua sunnah wudhu, maka tak heran jika wudhunya beliau lama. (Al-fawaid Al-Mukhtarah, h. 119)
Kira-kira kesunnahan apa saja yang dilakukan oleh beliau, sehingga membutuhkan waktu sepanjang itu. Habib Hasan bin Ahmad Al-Kaff adalah salah satu ulama fikih yang menjelaskan sunnah-sunnah wudhu secara rinci.
Beliau membaginya menjadi 8 macam, Antara lain:
1. Sunnah yang dilakukan sebelum membasuh wajah.
A. Melafalkan niat wudhu yang sunnah dengan lisan.
B. Membaca ta’awudz dan basmalah. Minimalnya dengan membaca bismillahi, namun maksimalnya membaca
أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللَّـهِ الرَّحْمَـٰنِ الرَّحِيمِ، رَبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنْ هَمَزَاتِ الشَّيَاطِينِ وَأَعُوذُ بِكَ رَبِّ أَنْ يَحْضُرُونِ
C. Bersiwak.
D. Membasuh kedua telapak tangan sampai tulang pergelangan tangan. Dan disunnahkan untuk membasuh keduanya secara bersamaan, seraya berdoa
اللَّهُمَّ إِنِّي أّسْأَلُكَ اليُمْنَ وَالبَرَكَةَ وَأَعُوْذُ بِكَ مِنَ الشُّؤْمِ وَالهَلَكَةِ
E. Madmadhah (memasukkan air ke mulut, berkumur) dan istinsyaq (memasukkan air ke hidung). Ketika madmadhah, dianjurkan berdoa
للَّهُمَّ أَعِنِّيْ عَلَى تِلاَوَةِ كِتَابِكَ وَكَثْرَةِ الذِّكْرِ لَكَ, وَثَبِّتْني بالقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِيْ الأَخِرَةِ.
Dan ketika istinsyaq, dianjurkan berdoa
اللَّهُمَّ أَرِحْنِيْ رَائِحَةَالجَنَّةِ وَأَنْتَ عَنِّي رَاضٍ.
F. Mubalaghah (melebih-lebihkan atau over) dalam madmadhah dan istinsyaq, bagi orang yang tidak sedang berpuasa.
G. Istinsar, yaitu mengeluarkan air dari hidung seraya berdoa
اللّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ رَوَائِحِ النَّارِ وَسُوءِ الدَّارِ
H. Melakukan kesunnahan di atas sebanyak 3 kali.
2. Sunnah yang dilakukan ketika membasuh wajah.
A. Melafalkan niat, dan membaca
اللَّهُمَّ بَيِّضْ وَجْهِيْ بِنُورِكَ يَوْمَ تَبْيَضُّ وُجُوْهُ أَوْلِيَائِكَ، وَلاَ تُسَوِّدْ وَجْهِي بِظُلُمَاتِكَ يَومَ تَسْوَدُّ وُجُوهُ أَعْدَائِكَ
B. Memulai basuhan dari sisi atas wajah.
C. Mengambil air dengan tangan.
D. Membersihkan sudut mata yang dekat dengan hidung.
E. Membersihkan sudut mata di bagian lain.
F. Mengusap kedua telinga.
G. Memperluas basuhan wajah, melebihi batasan wajib.
H. Menggosok anggota tubuh.
I. Menyela-nyelai jenggot yang tebal
J. Melakukan kesunnahan di atas sebanyak 3 kali
3. Sunnah yang dilakukan ketika membasuh kedua tangan
A. Memulai basuhan dari kedua telapak tangan, jika ia sendiri yang menuangkan air wudhunya. Namun jika orang lain, maka dimulai dari bagian siku terlebih dahulu. Ketika membasuh tangan kanan, dianjurkan membaca
اللَّهُمَّ أَعْطِني كِتَابِي بِيَمِيْنِيْ وَحَاسِبْنِي حِسَابًا يَسِيْرَا
Dan ketika membasuh tangan kiri, membaca
اللَّهُمَّ إِنَّي أَعُوذُ بِكَ أَنَ تُعْطِيَنِي كِتَابِي بِشِمَالِي أَوْ مِنْ وَرَاءِ ظَهْرِيْ
B. Mendahulukan anggota tubuh bagian kanan untuk dibasuh.
C. Menggosok.
D. Menyela-nyelai jari-jari, yang utama dengan cara tasybik (Jawa: Ngapurancang).
E. Memperluas basuhan hingga separuh lengan, namun sempurnanya hingga pundak atau bahu.
F. Menggerakan cincin yang air masuk ke dalamnya, namun jika tidak masuk, maka wajib untuk menggerak-gerakkan air agar terbasuh.
G. Muwalah atau continue, yakni ketika selesai membasuh wajah, maka langsung beralih ke kedua tangan.
H. Melakukan sunnah di atas sebanyak 3 kali
4. Sunnah yang dilakukan ketika membasuh kepala
A. Membasuh seluruh bagian kepala, seraya berdoa
اللَّهُمَّ غَشَّنِيْ بِرَحْمَتِكَ, وَأَنْزِلْ عَلَيَّ مِنْ بَرَكَا تِكَ, وَأَظِلَّنِيْ تَحْتَ ظِلِّ عَرْشِكَ, يَوْمَ لا ظِلَّ إِلا ظِلَّكَ . اللَّهُمَّ حَرِّمْ شَعْرِي وَبَشَريْ عَلَى النَّارِ
B. Mengusap kedua telinga beserta kepala.
C. Muwalah, yakni ketika selesai membasuh tangan itu langsung segera mengusap kepala.
D. Melakukan sunnah di atas sebanyak 3 kali.
5. Sunnah yang dilakukan setelah membasuh kepala
A. Mengusap kedua telinga, seraya berdoa
اللَّهُمَّ اجَعَلْنِي مِنَ الَّذيْنَ يَسْتَمِعُوْنَ القَوْلَ فَيَتَّبِعُونَ أَحْسَنَهُ، اللَّهُمَّ أَسْمِعْنِي مُنَادِيَ الجَنَّةِ فِيْ الجَنَّةِ مَعَ الأ بْرارِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ النَّارِ وَسُوءِ الدَّارِ
B. Mengusap leher (ini adalah pendapatnya Imam Ghazali, Baghawi dan Rafi’i) dengan tangan kanan, seraya berdoa
اللَّهُمَّ فُكَّ رَقَبَتِي مِنَ النَّارِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ السَلاَسِلِ وَالأَغْلاَلَ
6. Sunnah yang dilakukan ketika membasuh kaki
A. Memulai basuhan dari jari bagi orang yang menuangkan air sendiri, adapun bagi orang yang airnya dituangkan orang lain, maka disunnahkan untuk memulai dari mata kaki. Ketika membasuh kaki kanan, sunnah berdoa
اللَّهُمَّ ثَبِّتْ قَدَمَيَّ عَلَى الصَّرَاطِ المُسْتَقيمِ مَعَ أَقْدَامِ عِبَادِكَ الصَالِحِيْن
Dan ketika membasuh kaki kiri, sunnah berdoa
اللَّهُمَّ إِنَّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ تَزِلُّ قَدَمِي عَلَى الصَّرَاطِ فِي النَّار ِيَوْمَ تَزِل أَقْدَامُ المنَافِقيْنَ والمُشْرِكِيْن
B. Menggosok
C. Menyela-nyelai jari kaki dengan kelingking tangan kiri, menyela-nyelainya dimulai dari kelingking kaki kiri kemudian kaki kanan.
D. Mendahulukan kaki kanan untuk dibasuh, kemudian kaki kiri
E. Memperluas area basuhan kaki, melebihi batas wajib. Dianjurkan sampai separuh betis, namun sempurnanya itu sampai kedua lutut.
F. Mubalaghah dalam membasuh tumit
G. Continue, yakni setelah mengusap kepala itu langsung membasuh kaki.
H. Melakukan sunnah di atas sebanyak 3 kali
7. Sunnah yang dilakukan setelah selesai wudhu
A. Meminum air wudhu yang ada di anggota tubuh dan memercikkannya ke sarung.
B. Setelah wudhu, berdoa (dengan posisi menghadap kiblat) seraya mengangkat kedua tangan, sekiranya bagian ketiak itu terlihat. Doanya adalah
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلأَ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدَا عَبْدُهُ وَرَسُوْلهُ، سُبْحَا نَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَ شْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلأَ أَنْتَ, عَمِلْتُ سُوْءً وَظَلَمْتُ نَفْسِيْ، أسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ، فَاغْفِرْ لي وَتُبْ عَلَيَّ، إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَابُ الرَّحِيْم، اللَّهُمَّ اجْعَلْنِي مِنَ التَّوَّابِيْنَ، وَاجَعَلْنِي مِنَ المُتَطَهِرِينْ, وَاجَعَلْنِي مِنْ عِبَادِكَ الصَّالِحِينْ.
C. Membaca surat al-qadr sebanyak 3 kali, ayat kursi dan surat al-ikhlas.
D. Solat sunnah wudhu sebanyak 2 rakaat, di surat pertama membaca surat al-kafirun dan di rokaat kedua membaca surat al-ikhlas.
8. Sunnah umum dalam wudhu
A. Menghadap kiblat.
B. Duduk.
C. Tidak mengibaskan air wudhu yang ada di anggota tubuh.
D. Tidak berlebihan dalam menuangkan air.
E. Tidak berbicara.
F. Alat yang dipakai untuk menciduk air semisal gelas, maka sunnah yang memegangnya adalah tangan kanan. Jika alat yang dipakai untuk menuangkan air semisal kendi, maka yang memegangnya adalah tangan kiri.
G. Muwalah, continue sekiranya anggota yang pertama tidak kering.
H. Dalam berwudhu tidak menamparkan air ke muka.
I. Duduk di tempat yang sekiranya tidak terkena semprotan air.
J. Tidak meminta tolong untuk menuangkan air wudhu, kecuali dengan adanya udzur.
K. Tidak mengeringkan air wudhu, kecuali adanya udzur.
L. Tidak melebihi dari taslits (3 kali) dalam membasuh atau mengusap.
M. Air wudhu yang digunakan tidak kurang dari 1 mud (2,5 Liter).
N. Melanggengkan niat hingga wudhunya selesai.
Demikianlah beberapa sunnah dalam wudhu. Wudhu sendiri, juga dihukumi sunnah dalam beberapa hal, yaitu: tajdid al-wudhu (memperbaharui wudhu, ketika wudhunya sudah dipakai untuk shalat fardhu, maka untuk shalat fardhu selanjutnya ia wudhu lagi), ketika hendak tidur, membaca al-Quran, menghadiri majlis ilmu atau dzikir, hendak menziarahi kuburan, melanggengkan wudhu, yakni ketika batal wudhu ia segera berwudhu lagi.
Keterangan ini disarikan dari At-taqrirat al-sadidah fi al-masail al-mufidah, 1/86-94.