Doa merupakan permohonan dan permintaan manusia kepada Allah. Doa merupakan wujud ketidakberdayaan seorang hamba kepada Tuhannya. Doa menjadi komunikasi langsung antara hamba dengan Penciptanya. Dalam berinteraksi dan berkomunikasi, tentu kita harus mengenal terlebih dahulu adab dan tata caranya, terlebih lagi itu adab dan tata cara berdoa.
Mantan mufti Mesir Syaikh Ali Jum’ah menegaskan bahwa doa adalah salah satu ibadah yang paling utama, bahkan setara dengan ibadah itu sendiri dalam sisi urgensi dan pahalanya. Sebagaimana ibadah-ibadah lainnya, tentu etika dan tata cara berdoa banyak sekali dikemukakan oleh para ulama, namun banyak dari kita yang abai dan tidak mempedulikan hal itu.
Mengenai hal ini, dalam riwayat At-Tirmidzi, Rasulullah saw. pernah mengatakan bahwa doa adalah ibadah, kemudian beliau membaca ayat:
وَقَالَ رَبُّكُمْ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
“Dan Tuhanmu berfirman: Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.” (Ghafir: 60)
Beliau menyamakan antara doa dengan ibadah. Dan dalam riwayat lain dikatakan:
الدعاء مخ العبادة
“Doa adalah intinya ibadah.” Artinya, doa adalah ibadah tertinggi, karena dalam doa terdapat pengakuan seorang manusia terhadap sisi kehambaannya kepada Allah swt.
Dalam laman resmi facebooknya, Syaikh Ali Jum’ah menambahkan bahwa doa merupakan perkara yang penting, akan tetapi banyak manusia yang beranggapan seolah-olah mereka tidak tahu bahwa doa adalah ibadah atau intinya ibadah. Banyak dari mereka yang meninggalkan berdoa, padahal doa itu sendiri adalah ibadah, baik yang dikabulkan oleh Allah ataupun yang tidak.
Adab dan Tata Cara berdoa
Anggota Dewan Ulama Senior al-Azhar Syaikh Ali Jum’ah menyingkap rahasia-rahasia, adab, dan tata cara berdoa, di antaranya adalah:
1. Berwudhu.
Wudhu sudah jamak dikenal orang-orang Islam, dan hanya merekalah satu-satunya umat manusia yang mempraktekkannya di muka bumi. Semua orang tahu bahwa umat muslim berwudhu, akan tetapi mereka tidak menghubungkannya dengan berdoa.
“Maka janganlah kalian memandang remeh fakta ini karena sesungguhnya pengetahuan tentang hal ini sangatlah penting,” ujar beliau.
2. Shalat.
Apabila sebelum berdoa kamu mendahuluinya dengan beramal shaleh maka itu lebih dekat untuk dikabulkan. Maka dari itu dalam sunnah ada yang namanya shalat hajat, suatu amal shaleh yang kamu lakukan dalam rangka keselamatanmu, dan sedekah juga suatu amal shaleh.
Doa merupakan amal shaleh karena doa adalah ibadah. Jadi sebelum berdoa, hendaknya melakukan sesuatu yang di dalamnya mengandung nilai ibadah.
3. Dimulai dengan berdzikir (mengingat) Allah dan memuji-Nya.
Tidak semua orang siap dalam setiap keadaan untuk berwudhu dan shalat. Oleh karena itu para ulama menyarankan bahwa salah satu etika berdoa adalah dengan berdzikir kepada Allah dan memuji-Nya, dengan mengatakan:
الحمد لله رب العالمين ،لك العتبى حتى ترضى ، ولا حول ولا قوة إلا بك ،إنا لله وإنا إليه راجعون ، أنت حسبنا ونعم الوكيل ، يا ربنا يا قوي يا عزيز يا ملك يا قدوس
“Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, kepada Engkaulah ku mengadukan urusanku hingga Engkau ridha kepadaku, dan tiada daya upaya melainkan dengan kehendak-Mu. Sesungguhnya kami milik Allah, dan kepada-Nya lah kami kembali. Cukuplah Engkau menjadi penolong kami dan sebaik-baik pelindung. Wahai Tuhan kami, Dzat yang Maha Kuat, Maha Perkasa, Maha Penguasa, Maha Suci.” Kemudian dilanjutkan dengan memanjatkan doa.
4. Bershalawat kepada Nabi Muhammad saw.
Shalawat merupakan wujud kepatuhan atas perintah Allah, sebagaimana firman-Nya:
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-Nya bershalawat kepada Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kepada Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.”
Apabila kamu memulainya dengan shalawat kepada Nabi saw, dan shalawat itu diterima karena berkaitan dengan sosok paling agung, lalu kamu mengakhiri doa juga dengan shalawat, maka Allah swt. mengabulkan yang permulaan dan yang akhir.
Allah swt mengabulkan doa yang berada di antara dua amal yang diterima. Oleh karena itu Allah menerima doa di antara dua adzan (yakni adzan dan iqamah) karena keduanya adalah amal shaleh dan juga karena setelah adzan akan didirikan shalat, sementara dimulainya shalat adalah iqamah.
5. Menghadap kiblat.
Apakah ada orang non muslim yang mengetahui kiblat ini? Kiblat adalah tempat Allah melihat hamba-Nya.
Rasulullah saw. pernah berkata kepada Umar ra. “Wahai Umar, di sinilah ditumpahkan banyak air mata.”
Apakah ada orang non muslim yang mengetahui bahwa pintu Ka’bah dinamakan Multazam? Karena di situlah doa pasti dikabulkan.
6. Memakai pakaian putih.
Rasulullah saw. suka memakai pakaian putih. Lalu apa hubungannya berpakaian putih dengan dikabulkannya doa? Apakah putih dapat mempengaruhi jiwa manusia dengan kesucian? Iya. Lalu apakah berpakaian putih akan menjadikan hati hadir ke hadirat Allah dan perwujudan kerendahan diri di hadapan-Nya? Iya.
Yang kami ketahui adalah bahwa Rasulullah saw. menyukai pakaian putih, dan beliau memiliki kedudukan rohani yang luhur dan jernih secara sempurna.
Jika kita meniru beliau dalam hal ini, kita akan merasakan kenyamanan jiwa. Dan dari sinilah kamu akan menemukan banyak sekali keberhasilan. Bahkan mayoritas jamaah haji memakai sarung dan selendang putih, meskipun secara fikih diperbolehkan memakai warna apapun, namun ini bukan masalah boleh tidaknya, akan tetapi tentang keutamaan.
“Saya bisa berdoa dalam keadaan tidak berwudhu, saya bisa berdoa tanpa diawali dengan shalat, dan saya pun bisa berdoa tanpa berdzikir dan bershalawat kepada Nabi Muhammad saw. Kebolehan adalah suatu hal, dan rahasia-rahasia dikabulkannya doa adalah hal lain,” terang beliau.
Apabila manusia hendak menyempurnakan kualitas dan mengetahui rahasia kualitasnya, maka inilah rahasia kualitas doa.
7. Kesucian mulut.
Bimbingan Rasulullah saw. untuk membersihkan mulut adalah dengan bersiwak, karena bersiwak dapat menghilangkan bau mulut tak sedap. Hendaknya ketika berinteraksi dengan Allah, mulut dalam keadaan bersih dan baik.
8. Mengonsumsi makanan halal.
Rasulullah saw bersabda:
رُبّ أشعث أغبر يمُد يديه إلى السماء يا رب يا رب ومطعمه حرام، وملبسه حرام ، ومشربه حرام، وغُذّي بالحرام أنى يستجاب لذلك
“Banyak orang yang melakukan perjalanan jauh, tubuhnya diliputi debu lagi kusut, ia menengadahkan tangannya ke langit seraya berdoa “Yaa Rabb, Yaa Rabb.” Akan tetapi makanannya haram, pakaiannya haram, minumannya haram, dan ia diberi makan dengan yang haram. Maka bagaimana mungkin doanya dikabulkan.”
Beliau juga bersabda:
أطب مطعمك تكن مستجاب الدعاء
“Perbaikilah makananmu maka doamu akan dikabulkan.”
Baiknya makanan mencakup dua hal. Pertama adalah jauh dari keharaman sehingga kita tidak memakan bangkai, daging babi, dan meminum khamr. Dan yang kedua adalah memelihara kehalalan rezeki, seperti menjaganya dari praktek suap dan hasil curian.
Lalu apa yang harus dilakukan seseorang yang terlanjur mengonsumsi makanan haram walaupun hartanya halal, atau mengonsumsi makanan halal dari harta haram? Ia harus bertobat kepada Allah, yakni harus bertekad bulat untuk tidak akan mengulanginya lagi selamanya.
Syaikh Ali Jum’ah menegaskan pentingnya menjaga apapun yang masuk ke dalam perut kita karena itu termasuk unsur terpenting dalam terkabulnya doa. Adapun kaitannya antara makanan dengan diterimanya doa, hal itu merupakan perkara gaib yang akan kita ketahui kelak di hari kiamat karena itulah bimbingan dari Rasulullah saw.
Banyak hamba Allah yang sengaja menyedikitkan makan dan menjaga tubuhnya tidak dimasuki makanan ataupun minuman yang haram, sehingga ia menjadi golongan yang dikabulkan doanya.