Scroll untuk baca artikel
SanadMedia
Pendaftaran Kampus Sanad
Ibadah

Ini 7 Amalan Sunnah di Hari Jumat menurut Imam Al-Ghazali

Avatar photo
35
×

Ini 7 Amalan Sunnah di Hari Jumat menurut Imam Al-Ghazali

Share this article

Hari Jumat adalah hari raya bagi kaum mukmin atau ‘idul mu’min sebagaimana disebutkan oleh Imam Ghazali dalam kitab Bidayatul Hidayah.

Menurutnya hari Jumat juga merupakan saat-saat tepat dan penting bagi umat untuk memanjatkan doa, hari yang memiliki julukan sayyidul ayyâm (rajanya hari).

Oleh karena itu, penting sekali untuk mengetahui apa saja amalan sunnah di hari Jumat.

1. Mempersiapkan Diri sejak Hari Kamis

Karena istimewanya hari Jumat, Imam Ghazali bahkan menyarankan agar umat Islam mempersiapkan diri menyambut hari Jumat sejak hari Kamis, dimulai dengan mencuci baju, lalu memperbanyak membaca tasbih dan istighfar pada Kamis petang karena saat-saat tersebut sudah memasuki waktu keutamaan hari Jumat.

Selanjutnya, kata Imam Ghazali, berniatlah puasa hari Jumat sebagai rangkaian dari puasa tiga hari berturut-turut Kamis-Jumat-Sabtu, sebab ada larangan puasa khusus hari Jumat saja.

2. Mandi dan Membersihkan Diri

Tatkala memasuki waktu subuh hari Jumat, seseorang dianjurkan melaksanakan mandi Jumat. Status amalan ini adalah sunnah muakkadah (sangat dianjurkan), dan wajib bagi seseorang yang malamnya mengalami “mimpi basah” atau bersebadan suami-istri yang membuatnya menanggung hadats besar.

Pastikan pula badan dalam kondisi benar-benar bersih dan harum dengan memotong kuku, sikat gigi, mencukur bulu, atau memakai wewangian.

3. Mamakai Pakaian Terbaik

Selepas mandi, hal berikutnya yang perlu diperhatikan adalah soal pilihan pakaian. Menghias diri dengan pakaian serbaputih adalah pilihan terbaik sebab merupakan pakaian yang paling dicintai Allah (ahabbuts tsiyâb ila-Lâh).

4. Menyegerakan ke Masjid

Selanjutnya, bersegeralah berangkat menuju masjid dengan penuh ketenangan. Al-Ghazali pun mengutip sebuah pernyataan, “Kedekatan manusia saat berjumpa Allah tergantung seberapa pagi ia bergegas menuju salat Jumat.”

Bagaimana ketika kita telah sampai di masjid? Imam Ghazali mengatakan, carilah barisan paling awal. Bila masjid sudah tampak ramai, jangan melangkahi bahu-bahu mereka, jangan pula lewat di depan mereka yang sedang salat.

5. Melakukan Salat Sunnah Sebelum Salat Jumat

Cari lokasi duduk yang dekat dengan dinding atau tiang sehingga tak ada orang lalu lalang di hadapan kita. Sebelum duduk, sebaiknya laksanakanlah salat Tahiyyatul Masjid, yang utama empat rakaat. Tiap rakaat bakda al-Fatihah, bacalah surat al-Ikhlas sebanyak 50.

Sunnah juga dalam pelaksanaan salat sunnah empat rakaat tersebut membaca surat al-An‘âm, al-Kahfi, Thâhâ, dan Yâsîn. Bila tak sanggup, bisa diganti surat Yâsîn, ad-Dukhân, as-Sajdah, dan al-Mulk.

Surat-surat ini, kata Imam Ghazali, penting pula dibaca pada malam Jumat karena memiliki banyak keutamaan.

Bagi mereka yang tak sanggup membaca surat-surat ini, dianjurkan membaca surat al-Ikhlas dan shalawat kepada Rasulullah sebanyak-banyaknya.

6. Dzikir dan Doa Setelah Salat Jumat

Setelah Salat Jumat, selepas mengikuti gerakan imam mulai dari takbiratul ihram hingga salam, jamaah tak dianjurkan langsung pergi begitu saja, kecuali bila ada urusan mendesak. Menurut Imam Ghazali, selepas salat, sebelum lisannya melontarkan apa pun, seseorang hendaknya merapalkan bacaan-bacaan berikut:

1. Surat al-Fatihah sebanyak tujuh kali
2. Surat al-Ikhlas sebanyak tujuh kali
3. Surat al-Falaq sebanyak tujuh kali
4. Surat an-Nas sebanyak sebanyak tujuh kali

Bacaan-bacaan tersebut, kata Imam Ghazali, akan menjadi benteng dan memelihara seseorang dari gangguan setan, mulai dari satu Jumat ke Jumat berikutnya. Selanjutnya baca doa berikut:

 اَللَّهُمَّ يَا غَنِيُّ يَا حَمِيْدُ يَا مُبْدِئُ يَا مُعِيْدُ يَا رَحِيْمُ يَا وَدُوْدُ أَغْنِنِيْ بِحَلَالِكَ عَنْ حَرَامِكَ وَطَاعَتِكَ عَنْ مَعْصِيَتِكَ وَبِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ

Allâhumma yâ ghaniyyu yâ hamîd, yâ mubdi’u wa yu‘îd, yâ rahîmu yâ wadûd. Aghninî bi halâlika ‘an harâmik, wa thâ‘atika ‘an ma‘shiyatik, wa bi fadhlika ‘an man siwâka.

Artinya: “Ya Allah, Yang Maha Kaya, Maha Terpuji, Maha Pencipta, Maha Kuasa Mengembalikan, Maha Penyayang, dan Maha Kasih. Cukupi aku dengan harta halal-Mu, bukan dengan yang haram. Isilah hari-hariku dengan taat kepada-Mu, bukan mendurhakai-Mu. Cukupi diriku dengan karunia-Mu, bukan selain-Mu.

7. Iktikaf di Masjid di Sisa Hari Jumat

Imam Ghazali menganjurkan agar seseorang tetap berada di masjid hingga maghrib, atau setidak-tidaknya waktu ashar. Sebab sepanjang hari Jumat ada saat-saat mustajab yang dirahasiakan.

Barangkali dengan tetap berada di masjid kita mendapati momen spesial itu pas ketika kita sedang khusyuk-khusyuknya, merendahkan diri kepada Allah. Selain itu, sang Hujjatul Islam menyarakan kita untuk melaksanakan salat sunnah dua rakaat atau enam rakaat (tiap dua rakaat salam) sebab Rasulullah pernah meriwayatkan tentang hal itu dalam berbagai kesempatan.

Dalam berbagai anjuran Imam Ghazali di atas cenderung tampak bahwa beliau mengkhususkan hari Jumat untuk lebih intensif beribadah melakukan amalan sunnah. Tentu hal ini dikarenakan sejumlah keistimewaan di dalamnya dibanding hari-hari yang lainnya. Ibarat puncak dari satu tahun kita dianjurkan taqarrub pada bulan Ramadhan, maka dalam satu minggu kita dianjurkan recharging ketaqwaan kita di hari Jumat.

Keterangan ini dinukil dari kitab “Bidâyatul Hidâyah” dalam “Majmû’ Rasâil Imâm al-Ghazâlî ” Kairo: Makabah Taufîqiyyah, hlm 410-411.

Kontributor

  • Hasan Labiqul Aqil

    Alumni Pondok Pesantren Salafiyah Kajen Pati. Sekarang sedang menempuh program magister di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.