Infografik

Biografi KH. Maimun Zubair Sarang Rembang

07 Nov 2021 10:44 WIB
4167
.
Biografi KH. Maimun Zubair Sarang Rembang KH. Maimun Zubair dari Sarang Rembang

Kiai Haji Maimun Zubair atau yang akrab dipanggil Mbah Moen merupakan seorang ulama kharismatik Indonesia asal Sarang Rembang Jawa Tengah.

KH. Maimun Zubair lahir di Karangmangu Sarang pada Kamis Legi 28 Oktober 1928 dari pasangan KH. Zubair Dahlan dan Nyai Mahmudah.

Kiai Zubair adalah sosok ulama yang mencetak banyak ulama di Tanah Air. Sedangkan Nyai Mahmudah adalah putri Kiai Ahmad bin Syu'aib, pendiri pesantren al-Anwar.

Sejarah hidup kiai yang akrab disapa Mbah Moein ini penuh dengan kiprahnya di dunia pesantren dan politik. 

Setelah ditempa ilmu agama oleh sang ayah, Mbah Moen kemudian mondok di Pesantren Lirboyo Kediri saat berusia 17 tahun. Beliau mengaji kepada Kiai Haji Abdul Karim (Mbah Wahab), Kiai Mahrus Ali dan Kiai Marzuki.

Saat menginjak usia 21 tahun, Mbah Maimun kemudian berangkat ke Makkah ditemani sang kakek Kiai Haji Ahmad bin Syu'aib. Di kota suci itu, beliau berguru kepada Sayyid Alawi bin Abbas al-Maliki, Syekh al-Imam Hasan al-Masysyath, Sayyid Amin al-Quthbi, Syekh Yasin al-Fadani, Isa al-Fadani, Syekh Abdul Qadir al-Mandali, dll.

Kiai Maimun Zubair menulis banyak kitab. Di antaranya Nushushul Akhyar, Tarajim Masyayikh Al-Ma’ahid Ad-Diniah bi Sarang Al-Qudama’, Al-Ulama’ Al-Mujaddidun, Kifayatul Ashhab, Maslakuk Tanasuk, Taqirat Badi Amali, dan Taqrirat Mandzumah Jauharut Tauhid.

Dalam dunia politik, Kiai Maimun Zubair pernah menjabat sebagai wakil rakyat di DPRD Rembang selama 7 tahun. Kemudian menjadi anggota MPR sejak 1987 hingga akhir Orde Baru.

Beliau juga aktif di Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Sejak 2004 beliau menjabat sebagai Ketua Majelis Syariah hingga wafat. Konflik internal yang pernah melanda partai berlambang Ka'bah itu pun ditengai oleh beliau.

KH. Maimun Zubair dikaruniai 10 putra dan putri. Di antaranya ada yang menjadi pejabat publik.

Delapan putra Mbah Moen adalah KH Abdullah Ubab, KH Najih, KH Majid Kamil, KH Abdul Ghofur, KH Abdul Rouf, KH Muhammad Wafi, Taj Yasin, Idror. Sementara kedua putri beliau adalah Ibu Nyai Sobihah dan Ibu Nyai Rodliyah.

Selama mengasuh dan memimpin Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang Rembang, Kiai Maimun Zubair memiliki banyak murid. Tiga santri yang konon pernah dipuji secara langsung ada tiga. Kiai Abdul Wahid Zuhdi dari Tuban karena keluasan ilmunya, Kiai Zuhrul Anam atau Gus Anam dari Banyumas dan Kiai Bahauddin Nur Salim atau Gus Baha dari Rembang.

Kiai Maimun Zubair wafat pada 6 Agustus 2019 dalam usia 90 tahun. Kiai Kharismatik ini meninggal pada hari Selasa dan dimakamkan di Ma'la, berdampingan dengan makam guru-gurunya dan satu kompleks dengan makam Sayyidah Khadijah istri Nabi Muhammad Saw.

Mbah Maimun pernah mengutarakan bahwa orang alim biasanya wafat pada hari Selasa. Beliau berharap meninggal di hari Selasa seperti kedua orang tuanya. Keinginan ini pun dikabulkan oleh Allah.

Di antara Nasihat Kiai Maimun Zuabiar yang Menggetarkan Hati

1. Kalau memilih istri itu jangan yang terlalu mengerti dunia (materi). Karena seberapa sholeh anakmu, tergantung seberapa sholehah ibunya.

2. Jika kamu melihat seekor semut terpeleset dan jatuh di air, maka angkat dan tolonglah. Barangkali itu menjadi penyebab ampunan bagimu di akhirat.

3. Jika kamu bukan orang yang menguasai banyak ilmu agama, maka ajarkanlah alif ba’ ta’ kepada anak-anakmu. Setidaknya itu menjadi amal jariyah untukmu yang tak akan terputus pahalanya meski kamu berada di alam kubur.

4. Orang yang baik itu orangyang tidak berubah, baik di kala senang maupun susah."

5. Dengan kelapangan dada, seseorang akan lebih memahami dirinya sendiri, meneliti kekurangan diri, ketimbang menguliti perbedaan dan kesalahan orang lain.

6. Kita sekalian meskipun orang biasa, bukan keturunan kiai, bukan keturunan ulama, bisa mempunyai anak-anak saleh. Jangan berkcil hati. Berdoalah dan mendekatlah kepada para ulama. Allah Maha Mendengar, akan mengabulkan doa hamba-hamaba-Na tentu tetap ada usaha.”

7. “Nak, kamu kalo nikah usahakan mahar istrimu yang banyak walaupun calon istrimu cuman minta mahar seperangkat sholat, jika nggak punya uang kalo bisa ya nyari-nyari dulu, karena uang mahar itu berkah jika dipakai usaha, jadi nanti setelah nikah kamu minta izin istri jika uang itu dipakai modal usahamu. Insyaalloh nanti usaha kamu berkah.”

Redaksi
Redaksi / 443 Artikel

Sanad Media adalah sebuah media Islam yang berusaha menghubungkan antara literasi masa lalu, masa kini dan masa depan. Mengampanyekan gerakan pencerahan melalui slogan "membaca sebelum bicara". Kami hadir di website, youtube dan platform media sosial. 

Baca Juga

Pilihan Editor

Saksikan Video Menarik Berikut: