Artikel
Empat Warisan Keteladanan dari Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy'ari
Berikut beberapa keteladanan Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy'ari yang harus kita lanjutkan:
Pertama: Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari secara tegas menyatakan bahwa kemajuan suatu komunitas itu tergantung kepada level keilmuan yang ada pada generasi penerusnya.
Asad Syihab dengan sangat jelas dan gamblang mengabadikan dalam karyanya, Al-‘Allamah Muhammad Hasyim Asy’ari Wadhi’ Labinah Istiqlal Indonesia, pernyataan beliau:
لا خير في أمة إذا كان أبناؤها جهلاء ولا تصلح أمة إلا بالعلم
“Jika generasi penerus suatu umat adalah generasi yang bodoh, maka tiada kebaikan di dalam umat tersebut. Hanya dengan ilmu, suatu umat akan menjadi hebat.”
Kedua: Dalam memperjuangkan tafaqquh fid din (memperdalam ilmu-ilmu agama), segala hambatan dan halangan ditempuh oleh Hadratussyaikh guna memperjuangkan generasi penerus agar tetap bisa belajar agama secara lebih mendalam.
Hal tersebut di antaranya tercermin saat PondokTebuireng dibakar oleh Belanda. Mayoritas bangunan rusak serta banyak kitab beliau dibawa oleh Belanda, beliau dengan tegas mengatakan:
إن أمثال هذه الأمور الطارئة لا يمكن أن تحطم الآمال وتثبط العزائم
“Kejadian ini berikut kejadian-kejadian lain yang serupa tidak akan pernah meleburkan cita-citaku dan tidak akan pernah membelokkan azimah-azimahku.”
Ketiga: Di samping gigih dalam memperjuangkan tafaqquh fid din, Hadratussyaikh sangat gigih dalam membangun ukhuwah (persaudaraan), mengedepankan titik pertemuan dan menjauhi simpul-simpul perbedaan.
Bahkan dalam Al-Mawa'idh, Hadratussyaikh secara jelas menyatakan bahwa perbedaan-perbedaan dalam furu' (cabang) harus disikapi dengan bijak. Kalaupun tidak sepaham maka kesantunan harus tetap diutamakan. Dengan jelas Hadratussyaikh menyatakan:
أيها العلماء إذا رأيتم من يعمل عملا على قول من يجوز تقليده من أئمة أهل المذاهب المعتبرة ولو مرجوحا إن لم توافقوهم فلا تعنفوهم وارشدوهم بلطف، وإن لم يتبعوكم فلا تتخذوهم أعداء، فمثل من فعل ذلك كمثل من بنى قصرا وخرب مدينة، ولا تجعلوا ذلك سبب التفرق والشقاق والتنازع والخصام، فإنها من الجنايات العامة والجرائم الكبرى التي تهدم بنيان الأمم وتغلق أمامها باب كل خير
“Wahai para ulama, jika kalian menjumpai seseorang yang mengamalkan suatu amalan dengan berdasar pada pendapat salah satu imam yang memang boleh diikuti, termasuk ulama mazhab mu'tabarah, sekalipun pendapat tersebut lemah, jika kalian tidak sependapat dengan mereka maka kalian tidak boleh bersikap kasar terhadap mereka, melainkan berikan petunjuk dengan cara yang lembut, dan jika mereka tetap tidak bersedia mengikuti kalian maka janganlah mereka kamu jadikan musuh bagimu. Jika ini dilakukan maka ia bagaikan orang yang membangun satu istana tapi pada saat yang sama ia menghancurkan seisi kota. Maka janganlah kalian menjadikan perbedaan tersebut sebagai sebab perpecahan, pertentangan, perselisihan dan permusuhan. Karena sungguh hal itu termasuk kriminal kelas berat dan dosa besar yang dapat menghancurkan tatanan umat dan menutup setiap pintu kebaikan.”
Keempat: Hadratussyaikh banyak memberikan warisan peninggalan kepada kita. Di antaranya adalah Pondok Pesantren, NU dan kitab-kitab. Ketiga hal tersebut sudah seharusnya menjadi perhatian kita semua guna meneladani dan meneruskan perjuangan Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy'ari.
Alumni Al-Azhar Kairo Mesir Fakultas Syariah Islamiyah. Mudir Ma'had Ali Hasyim Asy'ari Tebuireng Jombang Jawa Timur.
Baca Juga
Adakah dusta yang tidak berdosa?
23 Nov 2024