Artikel
Tradisi Masyarakat Maroko Merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW
Kementrian Wakaf dan Urusan Agama Maroko telah mengumumkan bahwa awal bulan Rabiul Awal tahun ini jatuh pada hari ahad tanggal 18 Oktober 2020. Sementara hari peringatan Maulid Nabi Muhammad saw akan dilaksanakan pada hari kamis 12 Rabiul Awal 1442 H bertepatan dengan 29 Oktober tahun ini.
Abul Abas al-'Azafi al-Sibti ( w: 633 H) dalam kitabnya, Ad-Durr al-Munadzam fi Maulid an-Nabi al-Mu'adzam menuliskan tentang awal mula perayaan Maulid Nabi SAW di negeri Maghrib ini.
Masyarakat Azafi (wilayah Maroko bagian utara yang kini masuk wilayah pemerintahan Spanyol) dianggap sebagai orang-orang yang pertama kali melakukan perayaan ini. Mereka menilai bahwa perayaan Maulid Nabi saw adalah hal baru yang tergolong sunah hasanah.
Biasanya, beberapa hari menjelang tanggal 12 Rabiul Awal, pusat- pusat perbelanjaan dan pasar tradisional akan dipenuhi warga yang berdatangan. Umumnya, mereka berburu aneka manisan, baju baru untuk anak-anak, dan aneka perhiasan lainnya.
Demikian karena mayoritas masyarakat Maroko akan merayakan peringatan Maulid Nabi SAW. Mereka menyebut peringatan ini dengan ‘Idul Maulid atau 'Idul Maulidin Nabi. Perayaan ini merupakan ekspresi suka cita umat muslim di sana dalam menyambut hari kelahiran Sang Nabi Kasih Sayang, Muhammad SAW.
Baca juga: Qarawiyyin, Universitas Tertua yang Didirikan Seorang Wanita
Masjid-masjid di Maroko secara umum menghidupkan malam maulid dengan dzikir bersama, membaca shalawat dan pujian kepada Baginda Rasulullah SAW. Mereka yang hadir biasanya mengenakan pakaian tradisional. Baik laki-laki maupun perempuan.
Perempuan memakai qafthan terbaik mereka; gamis warna warni dengan penuh hiasan indah khas Maroko. Sementara kaum laki-laki mengenakan jalabah, peci, dan sandal babgho; sandal tradisional khas Maghrib yang terbuat dari kulit hewan.
Pagi harinya, mereka telah menyiapkan segala hidangan pesta keluarga. Manisan dan berbagi makanan lengkap terhidang di meja mereka masing-masing. Setelah itu mereka saling berkunjung dan saling mengucapkan selamat sepanjang hari tersebut.
Di beberapa daerah, kota Sale (dekat ibukota Rabat), misalnya, tradisi masyarakat dalam perayaan Maulid terbilang cukup unik. Masyarakat setempat menyambut gembira hari kelahiran Nabi SAW ini dengan mengadakan pawai lilin keliling kota.
Baca juga: Imam Al-Jazuli: Pengarang Dalail Al-Khairat yang Fana dengan Shalawat
Pawai lilin di Sale ini adalah karnaval yang artistik dan bermakna keagamaan. Lilin-lilin ini dihias dan dibentuk dalam berbagai gambar dan simbol keagamaan seperti kubah, menara masjid, tulisan ucapan 'Idul maulid, dan lain sebagainya.
Karnaval lilin di kota Sale ini adalah tradisi yang telah berjalan sejak ratusan tahun yang lalu. Tradisi tahunan Ini merupakan sisa tradisi yang pada awal kemunculannya pernah menjadi kegiatan berskala nasional. Yakni pada masa pemerintahan Sa'adi, sebuah dinasti yang pernah berkuasa atas Maroko pada abad 16 M.
Peringatan Maulid di Maroko bukan hanya tradisi masyarakat saja. Pemerintahan daerah hingga pusat juga mengadakan peringatan ini secara resmi. Tidak hanya di istana kerajaan, Raja Maroko: Yang Mulia Muhammad VI akan menghadiri peringatan Maulid Nabi saw di daerah-daerah tertentu secara rutin. Kunjungan resmi ini berpindah-pindan dari satu kota ke kota berikutnya di setiap tahunnya.
Di sisi lain. Terlebih zawiyah-zawiyah thariqah di berbagai kota di Maroko juga mengadakan peringatan Maulid secara khusus. Zawiyah Tijaniyah di Fes misalnya. Setiap tahunnya, beribu kaum muslimin dari para ikhwan Tijani juga muhibbin hadir di zawiyah ini. Mereka datang dari berbagai penjuru kota di Maroko untuk menghidupkan malam Maulid Nabi SAW dengan dzikir, shalawat, dan berbagai kegiatan ibadah lainya.
Pada akhirnya, peringatan Maulid Nabi SAW adalah bagian maslahah mursalah bagi umat Muhammad saw. Ia merupakan satu ekspresi kegembiraan umat islam di seluruh dunia atas kehadiran baginda junjungan, Muhammad saw.
Lewat Maulid Nabi, umat dikenalkan dengan sosok teladannya. Generasi yang jarak dan masanya semakin jauh dari zaman Nabi SAW dan para sahabat, perlu terus didekatkan kembali dengan beliau. Mereka butuh dikenalkan dan dipupuk cintanya kepada Sang Panutan umat, Sang Nabi Pembawa rahmat untuk sekalian alam.
كل عام وانتم بخير بمناسبة عيد المولد النبوي الشريف
وصل الله على سيدنا محمد النبي الامي وعلى آله وصحبه وبارك وسلم
Tinggal di Cilacap Jawa Tengah Block 60. Seorang khadam kampung. Pernah nyantri di Leler dan Universitas Cady Ayyad Maroko.
Baca Juga
Adakah dusta yang tidak berdosa?
23 Nov 2024