Ada seorang sahabat dari kalangan Yahudi Madinah yang belum sempat bersujud walaupun satu rakaat, namun ia akan masuk surga. Sebelum kematiannya, ia melakukan perbuatan yang amat berharga sehingga Nabi SAW memujinya sebagai “sebaik-baik orang Yahudi”. Siapakah nama sahabat dari kalangan Yahudi tersebut?
Seperti diketahui bahwa saat Nabi Muhammad SAW datang ke kota Madinah (sebelumnya bernama Yatsrib), kota itu tidak hanya dihuni oleh suku-suku Arab seperti Aus dan Khazraj. Ada pula suku dari kalangan Yahudi yang telah lama mendiami tempat itu. Di antara suku Yahudi yang terkemuka adalah Bani Quraizhah, Bani Nadhir, dan Bani Qainuqa. Kalangan Yahudi ini bahkan memegang kendali politik, ekonomi dan pertanian. Banyak lahan perkebunan subur dan sumur yang berada dalam kekuasaan mereka.
Secara teologis orang-orang Yahudi sebenarnya meyakini akan datangnya seorang Nabi yang muncul sebagai penutup para Nabi. Mereka selalu menunggu kelahiran Nabi itu. Namun, saat Nabi yang ditunggu-tunggu telah tiba, mereka menolaknya. Meskipun tanda-tanda kenabian yang ada pada Muhammad SAW sesuai dengan yang digambarkan dalam Kitab Taurat, mereka tidak mau mengakuinya. Mereka hanya akan mengakui jika Nabi itu berasal dari keturunan Nabi Ishaq, asal nabi-nabi mereka. Sedang Muhammad SAW berasal dari keturunan Nabi Ismail.
Namun di antara orang-orang Yahudi yang membangkang ini, ada segelintir orang dari kalangan Rahib (pemuka agama Yahudi) yang berbeda keyakinannya. Mereka tidak mempermasalahkan dari mana asal keturunan dan suku Nabi. Mereka diam-diam mempercayai Muhammad sebagai Nabi dan Rasul terakhir. Namun, mereka menyembunyikan keyakinannya agar tidak diusir dan dibunuh oleh kaumnya sendiri. Mukhairiq adalah satu nama dari kalangan Yahudi yang mengakui kerasulan Muhammad dan menyatakan keislamannya.
Mukhairiq seorang pemuka Rahib yang tinggal di Madinah. Selain menjadi tokoh agama, ia juga tergolong jajaran orang terkaya di kota itu. Ia memiliki banyak lahan perkebunan, hewan ternak dan tanah yang luas. Ia masuk Islam dalam hitungan hari. Namun, meski hanya beberapa hari menjadi seorang Muslim, ia melakukan amal perbuatan yang besar nilainya sehingga Rasulullah SAW memberikan kesaksian dan menyebutnya sebagai “sebaik-baik orang Yahudi”. Hanya beberapa hari menjadi seorang Muslim telah menghantarkannya masuk surga.
Mukhairiq sebenarnya telah lama mengakui kenabian Muhammad dan risalah yang dibawanya. Namun, ia selalu menyimpan keyakinan itu agar tidak diketahui kalangan Yahudi. Mereka tentu akan marah dan bahkan bisa-bisa membunuhnya jika mereka mengetahui. Mukhairiq menunggu momentum yang tepat untuk mendeklarasikan keislamannya. Maka, saat Nabi SAW mengumumkan akan ada perang Uhud melawan kaum musyrik Qurays, Mukhairiq menyatakan keislamannya. Mukhairiq muncul di saat yang tepat. Ia menjadi seorang Muslim, bergabung dengan kaum muslimin dan berjuang bersama Rasulullah SAW. Kaum muslimin saat itu tengah membutuhkan banyak pasukan, amunisi dan logistik untuk menghadapi kaum Qurays dalam peperangan ini.
Sehari menjelang Perang Uhud, Mukhairiq tampil di hadapan kaumnya. Ia mengajak kalangan Yahudi untuk membantu pasukan Muhammad dalam mempertahankan kota Madinah di perang Uhud. Komunitas Yahudi tentu saja menolaknya, apalagi bertepatan pada hari Sabtu yang merupakan hari mulia dalam keyakinan mereka. Mukhairiq sudah tidak lagi mempedulikan hari Sabtu. Ia menyatakan berada di barisan Muhammad dan akan ikut berperang di Uhud. Ia juga menyatakan kepada mereka bahwa seandainya ia gugur di medan perang, maka seluruh hartanya menjadi milik Muhammad. Muhammad bebas menggunakan harta peninggalan itu semaunya. Mendengar hal ini, kaum Yahudi marah dan mengecamnya. Harta Mukhairiq sangat banyak dan mereka merasa lebih berhak mewarisinya dibanding kaum Muslimin.
Mukhairiq terjun langsung di medan perang. Ia mengangkat pedang dan terlibat dalam pertempuran. Di perang Uhud ini, Mukhairiq gugur sebagai syahid bersama para syuhada’ lainnya. Tatkala Nabi SAW mendengar berita kesyahidan Mukhairiq, beliau mendoakannya dan memujinya sebagai “sebaik-baik orang Yahudi”.
Usai perang Uhud, Rasulullah SAW menunaikan wasiat Mukhairiq. Beliau mengumpulkan harta peninggalan Mukhairiq. Harta itu dijadikan sedekah untuk fakir miskin dan mereka yang membutuhkan. Ada pula tanah perkebunan yang diwakafkan Nabi yang hasilnya digunakan untuk kepentingan umat Islam. Ada yang menyebut peristiwa ini sebagai praktik wakaf pertama dalam Islam.
Mukhairiq menutup akhir hayatnya dengan husnul khotimah (the best ending). Meski hanya beberapa hari masuk Islam, ia langsung ikut berjihad dan gugur sebagai syahid. Semua hartanya pun diserahkan kepada Rasulullah SAW untuk kepentingan umat Islam. Amal-amal kebaikan yang dilakukan Mukhairiq di menit-menit akhir hidupnya, akan menghantarkannya masuk surga. Wallahu a’lam.
Jakarta, 25 Maret 2022