Scroll untuk baca artikel
SanadMedia
Pendaftaran Kampus Sanad
Kisah

Nasib Tragis Kerajaan Persia karena Raja Kisra Merobek Surat Nabi

Avatar photo
27
×

Nasib Tragis Kerajaan Persia karena Raja Kisra Merobek Surat Nabi

Share this article

Setelah perjanjian Hudaibiyah pada bulan Dzulhijah tahun keenam hijriah, Rasulullah saw. mengirimkan beberapa utusan kepada para penguasa di sekitar Jazirah Arab untuk menyeru mereka kepada Islam.

Utusan Nabi berjumlah enam kelompok dan berangkat pada hari yang sama, yaitu Muharram tahun 7 H. Masing-masing menguasai bahasa dari setiap negeri yang dituju.

Di antara negeri yang dituju adalah Persia. Rasulullah saw. mengutus Abdullah bin Hudzafah As-Sahmi untuk menghadap Kisra penguasa Persia untuk menyerunya pada Islam.

Seperti utusan lainnya, Abdullah bin Hudzafah juga membawa surat dari Rasulullah saw. Beliau berpesan kepadanya agar meminta bantuan penguasa Bahrain Al-Mundzir bin Sawi untuk mengantarkannya kepada Kisra.

Ketika di hadapan Kisra, ia menyerahkan surat Nabi yang kemudian dibacakan di hadapan penguasa Persia itu. Setelah mendengar isinya, Kisra mengambil lalu menyobeknya. Saat kabar penyobekan surat sampai kepada Rasulullah saw., beliau bersabda:

مزق الله ملكه

“Semoga Allah swt. mengoyak kerajaannya.”

Kisra mengirim surat kepada Badzan, salah satu gubernurnya di Yaman, yang isinya: “Kirimkan dua orang yang paling tangguh untuk menemui lelaki ini (Nabi Muhammad saw) agar mereka mencari tahu tentang siapa dia sebenarnya, lalu suruh mereka berdua menghadapku.”

Maka Badzan pun mengutus dua orang yang paling tangguh untuk menemui Rasulullah saw. dengan membawa sepucuk surat. Kedua orang itu adalah Babawaih yang merupakan sekretaris kerajaan dan satunya lagi adalah Khar Khasra, sebagaimana yang disebutkan dalam Tarikh Ath-Thabari.

Keduanya tiba di Madinah dan menyerahkan surat dari Badzan kepada Rasulullah saw. Setelah mengetahui isi surat tersebut, beliau tersenyum dan bersabda:

ارجعا عني يومكما هذا حتى تأتياني الغد فأخبركما بما أريد

“Kembalilah kalian berdua hari ini, besok kalian datang lagi ke sini karena aku akan menyampaikan sesuatu yang aku inginkan pada kalian.”

Keesokan harinya, keduanya kembali menghadap Rasulullah saw. dan beliau bersabda:

أبلغا صاحبكما أن ربي قد قتل ربه كسرى فى هذه الليلة لسبع ساعات مضت منها

“Sampaikan kepada teman kalian (Badzan) bahwa Tuhanku telah membunuh tuannya, Kisra, malam tadi tujuh jam yang lalu.”

Kisra terbunuh di tangan anaknya sendiri yang bernama Syirawaih (Kavad II) pada hari selasa 10 Jumadil Ula 7 H sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ibnu Sa’ad dalam kitab Thabaqat-nya.

Kedua utusan tersebut kembali menemui Badzan dan menyampaikan pesan dari Rasulullah saw. dan seketikan itu Badzan bersama anak-anaknya yang di Yaman memeluk agama Islam.

Hancurnya kekuasaan Persia setelah doa Nabi tersebut dimulai dengan terbunuhnya Kisra di tangan anaknya sendiri pada tahun 7 H, kemudian diikuti dengan peperangan-peperangan lainnya seperti yang tercatat dalam Mausu’ah At-Tarikh Al-Islam, karya Dr. Ahmad Syalabi.

Di antaranya adalah pertempuran Mehran pada tahun 15 H, pasukan muslimin yang dipimpin oleh Jarir bin Abdullah dan Al-Mutsanna bin Haritsah Asy-Syaibani berhasil membunuh komandan Persia, Mehran dan para pasukannya.

Kemudian pada tahun 16 H, meletus pertempuran Qadisiyah di bawah pimpinan Sa’ad bin Abi Waqash ra. yang berlangsung selama empat hari dan berhasil membunuh Rustum dan sebagian besar komandan Persia, sehingga 4000 pasukan mereka menyerah dan memeluk agama Islam.

Di tahun yang sama, berkobar pertempuran Mada’in yang merupakan ibukota Kisra di sebelah timur sungai Tigris. Pertempuran ini juga dipimpin oleh Sa’ad bin Abi Waqash ra. yang juga memimpin pertempuran Jalawla pada tahun 17 H.

Selain itu, ada pula pertempuran Nahawand pada tahun 19 H yang dipimpin oleh An-Nu’man bin Muqrin ra. Saad bin Abi Waqash terbunuh lalu kepemimpinannya digantikan oleh Hudzaifah bin Al-Yaman. Kaum muslimin berhasil mengalahkan sebagian besar pasukan Persia dan mereka akhirnya masuk Islam. Lalu diikuti dengan beberapa penaklukan lainnya seperti penaklukan Hamadzan pada tahun 23 H, penaklukan Qom, Kashan, dan Ashbahan pada tahun 24 H.

Pasukan Islam di bawah kepemimpinan Al-Barra’ bin ‘Azib ra. juga berhasil menaklukkan Qazwin, Jailan, dan beberapa wilayah Dailam, serta beberapa wilayah Persia lainnya.

Kontributor

  • Arif Khoiruddin

    Lulusan Universitas Al-Azhar Mesir. Tinggal di Pati. Pecinta kopi. Penggila Real Madrid.