Di dalam Dalail Al-Nubuwwah, Abu Nu’aim Al-Asbahani (w. 430 H), mengisahkan situasi masyarakat kota Makkah menjelang Raja Abrahah dan bala tentara gajah hendak menghancurkan Ka’bah.
Saat itu, orang-orang Quraisy berlari keluar dari Tanah Haram Makkah untuk menyelamatkan diri, tetapi tidak dengan kakek Rasulullah Saw., Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdi Manaf radliyallahu ‘anhum.
Dia memilih tetap berdiam diri menunggui Ka’bah. Dia berkata, “Demi Allah, aku tidak akan keluar dari Haramillah (Makkah) untuk mencari kemuliaan yang lain.”
Abdul Muthalib ra. pun duduk menghadap Ka’bah sementara orang-orang Quraisy sudah pergi belalu darinya. Kakek Nabi tetap teguh berada di sekitar Ka’bah hingga pada akhirnya Allah mengirim pasukan burung Ababil dan melempari Abrahah beserta bala tentara bergajahnya dengan batu yang terbuat dari tanah liat yang dibakar, sebagaimana terekam abadi dalam QS. Al-Fiil [105]: 1-5.
Setelah peristiwa besar tersebut, kaum Quraisy pun kembali lagi ke Haram. Sejak itulah akhirnya Abdul Muthalib dimuliakan dan dihormati kalangan kaum Quraisy. Tiada lain, kedudukan yang diterimanya disebabkan kejelian pandangan dan sikapnya yang konsisten mengagungkan Tanah Haram yang disucikan Allah Azza wa Jalla.
Dapat dipastikan, pembinasaan Abrahah dan bala tentara bergajahnya yang berniat menghancurkan Ka’bah itu sebagai bentuk sterilisasi yang Allah Kehendaki untuk mensucikan kota Makkah yang kelak di tanah dekat Ka’bah tersebut lahir manusia paling suci, Nabi Muhammad Shollallahu ‘Alaihi wa Alihi wa Sallam.
Faedah:
1. Nabi Muhammad Shollallahu ‘Alaihi wa Alihi wa Sallam, berasal dari keturunan paling termulia dan terhormat di antara kaum Quraisy.
2. Kakek Rasulullah Saw., Abdul Muthalib ra, adalah seorang patriot, tidak gentar dengan pergerakan musuh yang akan menghancurkan Ka’bah. Beliau penjaga Kota Suci, yang kelak mengurus cucunya yang merupakan manusia paling suci, Rasulullah Saw. di saat belia.
3. Peristiwa pembinasaan Raja Abrahah dan bala tentara bergajahnya sebagai tanda-tanda akan lahirnya Nabi teragung Sayyiduna Muhammad Shollallahu ‘Alaihi wa Alihi wa Sallam, di tahun yang sama sehingga tahun kelahiran Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi wa Alihi wa Sallam disebut tahun Gajah.
Selamat Merayakan Mawlid Nabi Teragung Sayyiduna Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi wa Alihi wa Sallam.
AlFuqayyirFQ
Senin, 11 R. Awal 1443 H.