Scroll untuk baca artikel
SanadMedia
Pendaftaran Kampus Sanad
Kisah

Berkat Maulid Nabi, Seorang Pemuda Berandal Jadi Wali

Avatar photo
37
×

Berkat Maulid Nabi, Seorang Pemuda Berandal Jadi Wali

Share this article

Diceritakan bahwa dahulu di masa khalifah Harun al-Rasyid, ada seorang pemuda di Bashrah yang terlihat oleh penduduk gemar menyia-nyiakan waktunya dan melakukan hal yang tidak semestinya. Oleh karena itu dia pandang jelek oleh orang sekitarnya sebab perilaku jeleknya.

Namun khusus di bulan Rabiul Awwal, ia senantiasa menanggalkan perilaku jeleknya dengan gemar memakai baju terbaiknya, berpenampilan bagus dan wangi dan menyelenggarakan walimah yang di situ dibaca Maulid Nabi saw. Keadaan demikian dilakukan olehnya lama hingga wafat. Saat dia wafat maka ada suara terdengar oleh para penduduk desanya:

يا اهل البصرة واشهدوا جنازة ولي من أولياء الله فإنه عزيز عندي

“Wahai penduduk Bashrah, saksikanlah jenazah dari salah satu kekasih-Ku, sesungguhnya ia memiliki kedudukan tinggi di sisi-Ku.”

Mereka lalu mengurus jenazahnya dengan baik dan ada yang bermimpi berjumpa dengannya yang sedang dalam istana megah surga. Ketika ditanya bagaimana dia mendapatkan kedudukan tinggi, dia menjawab sebab pengagungan pada Maulid Nabi saw.

Diceritakan juga bahwa pada era Khalifah Abdul Malik bin Marwan, ada seorang pemuda dengan wajah bermuka tampan di Syam yang gemar menghabiskan waktu dengan berkuda.

Suatu ketika kuda yang ia tunggangi tidak bisa dikontrol hingga hewan tunggangannya itu menyusuri kota Syam, bahkan menyerobot masuk istana khalifah Abdul Malik bin Marwan dan menciderai anak Khalifah yang sedang berada di pelataran Istana hingga tewas.

Karena ulahnya ini, dia ditangkap oleh pasukan istana dan dihadapkan pada khalifah. Rasa kuatir memenuhi pikiran dan jiwa pemuda itu akan qisas yang akan diterimanya.

Dalam kekuatiran itu saat digelandangnya dia menuju penghakiman sang Khalifah yang sedang marah atas kematian putranya, dia berkata dan bernazar pada diri sendiri, “Jika saya selamat dari hukuman, saya akan mengadakan walimah besar-besaran yang di situ dibacakan Maulid Nabi saw.”

Maka saat pemuda itu sudah di hadapan khalifah, sang Khalifah terlihat tertawa dan berkata, “Kamu menggunakan sihir apa?”

Si pemuda itu menjawab, “Tidak ada sihir yang saya gunakan, saya hanya bernazar saat menuju ke sini untuk mengadakan walimah Maulid jika saya berhasil lolos dari hukuman.”

Atas jawaban pemuda ini, sang Khalifah membebaskan pemuda tersebut dan memaafkan kesalahannya. Bahkan dia memberinya hadiah 1.000 Dinar untuk acara Maulid yang akan digelarnya.

وفقنا الله وإياكم لقراءة مولد نبيه الكريم على الدوام، وإنفاق المال لأجله في سائر الأوقات والأيام، اللهم آمين 

Kontributor

  • Bakhrul Huda

    Kord. Akademik Ma'had Jami'ah UINSA Surabaya dan Tim Aswaja Center Sidoarjo.