Scroll untuk baca artikel
SanadMedia
Pendaftaran Kampus Sanad
Kisah

Saat Kebiri Selamatkan Sahabat Ma’bur al-Qibti dari Pedang Umar

Avatar photo
26
×

Saat Kebiri Selamatkan Sahabat Ma’bur al-Qibti dari Pedang Umar

Share this article

Diceritakan
dalam kitab al-I
ābah fī Tamyīz al-aābah karya Ibnu Hajar al-Asqalani, yang juga
menukil dari Abdul Hakam dalam kitabnya Futū
Mar, bahwa suatu ketika Baginda Nabi saw. mendatangi
bilik Sayyidah Mariyah al-Qibtiyah.
Di sana beliau mendapati ada seorang
laki-laki telah masuk di bilik Umm al-Walad beliau tersebut tanpa ijin.

Kejadian
ini membuat
Baginda Nabi saw. bermuka masam cenderung
marah. Perubahan raut wajah beliau dibaca oleh
Sayyiduna
Umar
saat mendapati Baginda Nabi saw. keluar dari bilik. Sayyiduna  Umar
memberanikan diri bertanya tentang apa gerangan yang membuat beliau terlihat
marah
.
Sebab hal tersebut juga, darah Sayyiduna Umar
mendidih marah naik pitam.

Maka
berceritalah
Baginda Nabi saw. tentang adanya seorang
lelaki yang masuk
ke bilik Sayyidah
Mariyah tanpa ijin
. Dan dia dipergoki oleh beliau sendiri, berdiam di situ hingga membuat beliau tidak nyaman dan langsung keluar.
Tanpa
berpanjang kata, Sayyiduna Umar menghunus pedang menuju bilik Sayyidah Mariyah ra.

Di
sana Umar memergoki, bahwa memang ada lelaki yang masih menetap bersama
sayyidah Mariyah. Di saat kemarahan Sayyiduna Umar memuncak dan siap menebaskan
pedangnya, lelaki itu segera membuka bagian bawah pakaiannya menujukkan bahwa
ia adalah lelaki yang dikebiri.

Lelaki
itu adalah Ma’bur, budak laki-laki yang menyertai
Sayyidah Mariyah dan adiknya, Sirin sebagai hadiah dari Raja Muqawqis
Alexandria Mesir.

Pada
saat yang bersamaan, Sayyiduna Ali yang berjumpa Baginda Nabi diminta oleh beliau
untuk memotong leher Ma’bur yang dianggap lancang keluar masuk ke bilik Sayyidah
Mariyah. Hal ini patut diduga ada hubungan terlarang yang telah dipergoki oleh
Baginda Nabi.

Kejadian
ini diceritakan oleh Imam Muslim dari riwayat sahabat Anas ra.:

أنَّ رَجُلًا كانَ يُتَّهَمُ بأُمِّ وَلَدِ رَسُولِ اللهِ
صَلَّى اللَّهُ عليه وَسَلَّمَ، فَقالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عليه
وَسَلَّمَ لِعَلِيٍّ: اذْهَبْ فَاضْرِبْ عُنُقَهُ فأتَاهُ عَلِيٌّ فَإِذَا هو في
رَكِيٍّ يَتَبَرَّدُ فِيهَا، فَقالَ له عَلِيٌّ: اخْرُجْ، فَنَاوَلَهُ يَدَهُ
فأخْرَجَهُ، فَإِذَا هو مَجْبُوبٌ ليسَ له ذَكَرٌ، فَكَفَّ عَلِيٌّ عنْه، ثُمَّ
أَتَى النبيَّ صَلَّى اللَّهُ عليه وَسَلَّمَ، فَقالَ: يا رَسُولَ اللهِ، إنَّه
لَمَجْبُوبٌ ما له ذَكَرٌ

Sesungguhnya ada seorang laki-laki yang
diduga
menjalin hubungan dengan Umm al-Walad Baginda Nabi saw. Maka Rasulullah saw berkata pada Ali, Pergilah kamu dan pukul lehernya!’

Maka Ali mendatangi lelaki tersebut yang
ditemukan sedang mendingin
kan tubuhnya di kolam air. Ali berkata
padanya, ‘Keluar kamu!’

Ali menarik tangan lelaki itu dan
mengeluarkannya (dari kolam)
. Ternyata ia seorang laki-laki yang terkebiri tidak punya dzakar. Maka Ali menahannya, lalu menggiringnya ke hadapan Nabi. Ali berkata, ‘Ya Rasul, sesungguhnya dia lelaki yang dikebiri, tidak punya dzakar.’”

Sebelum
Sayyiduna Ali
sampai ke Baginda Nabi, Sayyiduna Umar telah datang lebih
dahulu dan
melaporkan
bahwa lelaki yang di bilik
Sayyidah Mariyah hanyalah seorang kerabat lelakinya yang telah dikebiri.

Penjelasan
Sayyiduna Umar ini dijawab oleh
Baginda Nabi saw.:

إنّ جبرائيل أتاني فأخبرني أنَّ الله
تعالى قد بَرَأها وقرِيبها، وأن في بطنها غلامًا مني، وأنه أشبه الناس بي، وأنه
أمرني أنَّ أسمِّيه إبراهيم، وكناني أبا إبراهيم

Sesungguhnya Jibril telah mendatangiku. Dia mengabarkan bahwa sesungguhnya Allah swt. telah
membebaskan Mariyah dan kerabatnya itu (dari segala tuduhan dosa), dan
sesungguhnya dalam perut Mariyah ada janin dariku berjenis kelamin laki-laki.
Dan janin tersebut adalah semirip-miripnya rupa manusia denganku. Dan Allah swt
. memerintahkanku menamakannya Ibrahim, dan saya dipanggil
sebagai Abu Ibrahim
.”

Kontributor

  • Bakhrul Huda

    Kord. Akademik Ma'had Jami'ah UINSA Surabaya dan Tim Aswaja Center Sidoarjo.