Ketika hendak pergi memerdekakan al-Quds Palestina,
Shalahuddin al-Ayyubi bertemu dengan seorang sufi shaleh. Lalu sufi itu
bertanya kepadanya.
“Mau ke mana, Shalahuddin?
“Mau memerdekakan al-Quds!” Jawabnya.
Sufi itu tersenyum lantas berkata, “Engkau tidak
akan bisa memerdekakan al-Quds!”
“Kenapa?” tanya Shalahuddin.
Sufi itu menjawab, “Karena engkau belum
memerdekakan jiwa pengikutmu. Kembalilah wahai Shalahuddin! Merdekakan jiwa
mereka dari kebencian, permusuhan, dan penyakit-penyakit jiwa! Kemudian
kembalilah, niscaya engkau akan mampu memerdekakan al-Quds. Dan Allah akan
memantapkan kemenangan padamu.”
Kemudian Shalahuddin al-Ayyubi melaksanakan
nasehat sufi shaleh itu. Dia menjalankan dakwah dengan baik, menghidupkan
nilai-nilai, mengokohkan pondasi-pondasi, akhlak dan persaudaraan, hingga
orang-orang berkumpul dalam naungan itu semua, dan mereka bersatu dalam jiwa
Shalahuddin. Kemudian mereka pergi ke al-Quds dan berhasil memerdekakannya
dengan izin Allah swt.
لَتَجِدَنَّ أَشَدَّ النَّاسِ عَدَاوَةً لِلَّذِينَ آمَنُوا
الْيَهُودَ وَالَّذِينَ أَشْرَكُوا
“Sesungguhnya kamu dapati orang-orang
yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah
orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik.”
Syaikh Gamal Faruq menjelaskan ayat di atas
sebagai berikut:
“Coba perhatikan redaksi لَتَجِدَنَّ. Di sana ada lam taukid (berfaedah penguat kalimat) dan nun taukid
tsaqilah (berfaedah penguat) yang menunjukkan bahwa Yahudi memang benar-benar
orang yang paling memusuhi Islam. Yahudi bukan hanya musuh Islam, tapi juga
musuh kemanusiaan dan kehidupan.”
Dalam kisah pembebasan Sinai, ada seorang sufi
besar yang memerintahkan Presiden Anwar Sadat dan para tentara untuk melawan
Israel. Adalah syaikh Azhar Abdul Halim Mahmud, yang menggerakkan para Azhari
untuk berjihad melawan penjajah setelah bermimpi bertemu Rasulullah saw.
membawa bendera di Terusan Suez. Dengan izin Allah, Sinai bisa kembali lagi ke
pangkuan Mesir.
Ketika Indonesia akan merdeka, ada wali besar yang
menjadi pemersatu dalam melawan para penjajah. Beliau adalah Hadaratussyaikh
Kiai Hasyim Asy’ari.
Ir. Ahmad Sukarno pernah sowan dan meminta fatwa
kepada beliau tentang membela tanah air. Dijawab oleh Kiai Hasyim bahwa membela
tanah air adalah fardhu ain. Pada akhirnya, kemerdekaan mampu direguk dan
diteguk oleh bangsa Indonesia.
Syaikh Muhammad Mutawalli asy-Sya’rawi mengatakan,
“Al-Quds bukan sekadar persoalan Arab dan politik, namun juga persoalan agama!”
Kita membutuhkan sosok-sosok seperti KH. Hasyim
Asyari dan Syaikh Abdul Halim Mahmud yang telah difutuh oleh Allah untuk
menyadarkan dan memberikan semangat dalam melawan penjajah, khususnya Israel.
Bukan hanya sekedar mengecam dan mengutuk. Namun di manakah mereka?
Salah seorang ulama bear Al-Azhar Dr. Ahmad Umar
Hasyim menulis kasidah tentang al-Quds. Sepenggal baitnya berbunyi:
انا
مسجد الأقصى وبيت النبوة # انا أولى القبلة ومهد العبادات
Aku
adalah Masjidil Aqsa dan rumah kenabian
Aku kiblat pertama dan tanah ibadah agama-agama
Darb Ahmar, 09 Desember 2017