Syekh Mahmud Abdul Halim bercerita tentang pendiri
Ikhwanul Muslimin, Imam Hasan al-Banna bersama murid-muridnya yang sebagian
besar adalah para pemuda.
Sudah beberapa hari Imam Hasan tidak melihat salah
seorang muridnya. Ia pun bertanya pada murid-muridnya yang lain. Beliau sangat
kaget ketika mendengar bahwa muridnya tersebut sudah murtad. Ia jatuh cinta
pada seorang gadis beragama Nasrani yang bekerja di sebuah rumah sakit. Ia
sangat ingin menikahi gadis tersebut. Tapi sang gadis menolak kecuali kalau
pemuda itu mau pindah ke agama Nasrani. Akhirnya ia pun murtad. Tidak hanya
itu, sang gadis minta bukti kalau pemuda tersebut benar-benar telah menjadi
pemeluk Nasrani yang taat. Akhirnya, ia pun bekerja sebagai pelayan di rumah
sakit tempat gadis itu bekerja.
***
Suatu kali, sang pemuda bermimpi. Dalam mimpinya,
seolah-olah ia bertemu dengan Rasulullah Saw. Di samping Rasulullah duduk dua
orang laki-laki; Nabi Musa as dan Nabi Isa as.
Rasulullah Saw memandangi pemuda itu dengan marah.
Lalu beliau menoleh pada Nabi Musa as, “Wahai Musa, apakah engkau suka apa yang
dilakukan oleh umatku ini?”
Musa bertanya, “Apa yang dilakukannya wahai
Muhammad?”
Nabi menjawab, “Ia pindah ke agama saudaraku Isa.”
Musa berkata, “Tidak, aku tidak suka.”
Pemuda itu berkata, “Maafkan aku, wahai Rasulullah!
Bantulah diriku yang terjebak dalam jerat nafsu dan syahwat ini.”
Rasulullah Saw bersabda, “Baik. Sekarang engkau
naiklah ke atas sana (pemuda itu melihat Nabi menunjuk ke salah satu tempat di
surga). Di sana ada Abu Hamid al-Ghazali sedang mengajarkan kitab Ihya` ‘Ulumiddin.
Belajarlah padanya, engkau akan diberikan petunjuk.”
Pemuda itu terbangun. Tiba-tiba ia merasa tak ada
yang lebih dicintainya daripada Islam, dan tak ada yang lebih dibencinya
daripada Nasrani.
Ia pun kembali ke pangkuan Islam. Lalu ia datang
menemui Imam Hasan al-Banna dan menceritakan mimpinya.
Imam Hasan sangat takjub mendengarkannya. Akhirnya
ia memerintahkan murid-muridnya untuk mengkaji kitab Ihya`. Ia juga
mendirikan mathba’ah (percetakan) untuk mencetak kitab Ihya’ lalu dijual
dengan harga yang murah agar bisa menjadi jalan hidayah bagi banyak orang.
***
Sedih mendengar ada yang pindah agama, apalagi
setelah pulang umrah. Berharap Allah Swt membukakan hatinya untuk kembali ke
pangkuan Islam.
Islam tidak akan bertambah mulia dengan masuknya
si A atau si B, dan tidak akan kekurangan kemuliaan dengan pindahnya si A atau
si B. Yang beruntung atau merugi adalah kita, bukan Islam.
Masalah keyakinan bukan masalah satu atau dua
kasus yang mengganggu pikiran atau menimbulkan keraguan. Masalah keyakinan
adalah masalah paradigma hidup yang akan menentukan segala-galanya; hidup saat
ini dan hidup selanjutnya.
اللهم يا مقلب القلوب ثبت قلوبنا على
دينك وطاعت