Scroll untuk baca artikel
SanadMedia
Pendaftaran Kampus Sanad
Kisah

Kisah Sayyidah Aisyah Batal Memerdekakan Budaknya

Avatar photo
29
×

Kisah Sayyidah Aisyah Batal Memerdekakan Budaknya

Share this article

Di dalam kitab al-Adab
al-Mufrad
, bab Bai’ al-Khâdim minal-A’râb, hlm. 68, No. 162, Imam al-Bukhari
rahimahullahu ta’âlâ meriwayatkan:

عَنْ عَمْرَةَ، أَنَّ عَائِشَةَ رَضِيَ
اللَّهُ عَنْهَا دَبَّرَتْ أَمَةً لَهَا، فَاشْتَكَتْ عَائِشَةُ، فَسَأَلَ بَنُو
أَخِيهَا طَبِيبًا مِنَ الزُّطِّ، فَقَالَ: إِنَّكُمْ تُخْبِرُونِي عَنِ امْرَأَةٍ
مَسْحُورَةٍ، سَحَرَتْهَا أَمَةٌ لَهَا، فَأُخْبِرَتْ عَائِشَةُ، قَالَتْ:
سَحَرْتِينِي؟ فَقَالَتْ: نَعَمْ، فَقَالَتْ: وَلِمَ؟ لَا تَنْجَيْنَ أَبَدًا،
ثُمَّ قَالَتْ: بِيعُوهَا مِنْ شَرِّ الْعَرَبِ مَلَكَةً
.

Dari ‘Amrah, seorang
tabi’in perempuan, ia menyampaikan bahwa Sayyidah Aisyah radhiyallahu ‘anhâ
pernah menyampaikan kepada seorang budak perempuannya, bahwa ia akan merdeka
jika beliau (Sayyidah Aisyah r.a.) meninggal dunia. Setelah beberapa waktu
berjalan beliau jatuh sakit.

Para sepupu beliau pun
menanyakan kondisi beliau kepada seorang tabib dari Sudan.

Tabib itu menjawab,
“Kalian memberitahu saya tentang seorang wanita yang telah disihir atau diguna-guna.
Ia telah diguna-guna ataudisihir oleh budak perempuannya sendiri.”

Ketika informasi
tersebut disampaikan kepada Sayyidah Aisyah r.a., beliau segera melakukan
tabayyun kepada budak perempuanya tersebut.

“Apa betul benar kamu
telah menyihirku?” tanya Sayyidah Aisyah ra.

“Iya.” jawab sang budak
singkat.

“Kenapa kau lakukan
itu?! Kamu selamanya tidak akan pernah selamat,” bentak Aisyah r.a. dengan nada
marah.

Kemudian beliau berkata
kepada orang-orang, “Jual budak ini kepada orang Arab yang sikapnya sangat
buruk terhadap para budaknya.”

Dari kisah di atas ada
beberapa yang dapat disimpulkan, antara lain:

– Tidak bisa dipungkiri
bahwa ada sebagian orang yang Allah beri kemampuan untuk mengetahui
perkara-perkara yang supranatural.

– Tabayyun yang
dilakukan Sayyidah Aisyah r.a. menjadi teladan bagi siapa saja yang mendengar
informasi-informasi seperti di atas.

Sayangnya, banyak orang
yang langsung percaya saat mendengar informasi seperti di atas dari orang yang
dianggap “pintar”. Padahal belum tentu benar, apalagi jika dari sumber-sumber
yang sulit dibuktikan kredibilitasnya, seperti jin. Dampaknya, tidak sedikit
anggota sebuah keluarga saling bermusuhan dan saling dendam dengan alasan yang
tidak jelas. Parahnya lagi, dendam dan permusuhkan tersebut kadang diturunkan
ke anak cucu.

Karena ketidaksabaran
budak tersebut, akhirnya Sayyidah r.a. mengurungkan keinginannya untuk
memerdakakannya. Ini adalah satu contoh bahwa sikap tidak sabar dan
tergesa-gesa seringkali merugikan diri sendiri.

Ini sejalan dengan
sebuah kaidah yang disebutkan Imam Suyuthi (w. 911 H) di dalam al-Asybâh
wan-Nazhâir
-nya:

مَن اسْتَعْجَلَ شَيْئاً قَبْلَ أَوَانِهِ عُقِبَ بِحِرْمَانِهِ

“Barang siapa
menyegerakan sesuatu sebelum waktunya, maka ia dijatuhi sanksi dengan tidak
mendapatkan sesuatu tersebut.”

Wallahu a’lam
bish-shawâb.

 

Kontributor

  • Ahmad Ikhwani

    Nama lengkapnya adalah Dr. Ahmad Ikhwani, Lc. MA., seorang intelektual muda NU, doktor lulusan Universitas Al-Azhar Mesir yang juga menjabat sebagai Wakil Rais Syuriah PCINU Mesir.