Scroll untuk baca artikel
SanadMedia
Pendaftaran Kampus Sanad
Artikel

Cara Nabi mengisi hari-hari di bulan Ramadhan

Avatar photo
32
×

Cara Nabi mengisi hari-hari di bulan Ramadhan

Share this article

Tanpa terasa kita telah kedatangan bulan suci Ramadhan. Bulan mulia di mana akan Allah Swt. haramkan jasad dari api neraka bagi orang yang bergembira karenanya. Bula di mana semua umat Muslim di seluruh belahan bumi turut antusias untuk menyambut kedatangannya. Bila Rajab dan Sya’ban adalah bulan menanam dan merawat, maka Ramadhan adalah bulan memanen.   

Banyak yang telah kita ketahui, baik dalam hadits Nabi maupun dalam firman Allah yang menerangkan kemuliaan bulan Ramadhan. Hingga secara fundamental bulan Ramadhan dijadikan wahana umat Islam untuk menempa jiwanya sebagai insan kamil.

Bahkan, yang mengetahui kemulian bulan ini, pasti merasakan kekecewaan bila tidak dapat menjadikan bulan Ramadhan dengan sebaik-sebaiknya. Merasa rugi dan hendak ingin bertemu lagi, mengingat bulan Ramadhan adalah momentum paling tepat untuk memperbaiki diri agar berhubungan baik dengan Allah swt. maupun baik berinteraksi dengan sesama makhluk.

Sebenarnya, banyak sekali kesempatan yang bisa dilakukan dalam mengisi bulan Ramadhan dengan baik dan bermanfaat. Namun sering kita tidak begitu paham harus bagaimana melakukan kegiatan yang bermanfaat sebagaimana yang dimaksudkan. Maka perlu kita garis bawahi, bahwa kita perlu mencontoh junjungan kita, Nabi muhammad Saw. sebagai teladan dalam aktivitasnya mengisi bulan mulia ini.

Ada cukup banyak riwayat yang menceritakan bagaimana Beliau Saw. menjalankan kegiatannya di bulan Ramadhan. Baik secara ritus ibadah personal maupun kegiatan yang sifatnya interaksi sosial dengan para sahabat-sahabat beliau.

Segala sesuatu yang dikerjakan Nabi selalu bisa menjadi teladan hikmah dan acuan bagi ummatnya untuk beribadah maupun bermuamalah. Tentunya selain perkara yang sifatnya khasah (privilege kenabian), perbuatan dan perkataan bbeliau bisa menjadi landasan dalam kehidupan. Tak terkecuali aktivitas-aktivitas yang dapat dikerjakan dalam mengisi bulan Ramadhan.

Nabi mengisi bulan Ramadhan  

Riwayat-riwayat yang menceritakan bahwa Nabi mengisi bulan Ramadhan dengan sebaik-baiknya adalah:

Pertama, Nabi senantiasa menjaga lisan dan perbuatannya dari hal-hal yang keji. Sekalipun di bulan Ramadhan kita berkewajiban untuk menjalankan puasa, namun bila perbuatan kita tetap saja suka mencela orang lain, tentu hanya akan berujung pada kesia-siaan.

Benar, puasa adalah ibadah yang diperuntukan kepada Allah Swt dan Dia sendirilah yang akan membalas amal itu. Namun, bila hal itu tidak mengubah sikap kita untuk tidak mengumbar omongan yang tak berfaedah dan juga tetap melakukan tindakan-tindakan keburukan, maka hal itu hanya akan jauh daripada panggang. Haus dan lapar kita, capek serta jenuh kita, hanyalah kosong. Tiada kemanfaat yang diperoleh.

Kedua, melaksanakan Qiyamullail sepanjang Ramadhan. Sepanjang malam-malamnya Nabi, tiada ibadah yang tidak beliau lakukan. Ibadah-ibadah yang beliau dirikan sepanjang malam tak pernah absen sekalipun sampai sepanjang hidupnya. Namun di bulan Ramadhan sangatlah lain, sebagaimana sabda beliau yang mengatakan baahwa Qiyamullail di bulan Ramadhan mempunyai nilai keistimewaan tersendiri yang berbeda dengan Qiyamullail di bulan-bulan lainnya.

Dari hadits yang diriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah RA, Rasulullah Saw. bersabda, “Siapa yang melaksanakan qiyamullail di bulan Ramadhan dengan landasan keimanan dan keikhlasan karena Allah Swt., maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari)

Landasan keimanan dan keikhlasan karena Allah adalah hal paling mutlak untuk mendapatkan ridha-Nya. Apa yang telah disabdakan Nabi tersebut mampu menjadi pecut semangat bahwa di malam-malam bulan Ramadhan kita memiliki kesempatan yang teramat istimewa untuk bermunajat, ibadah dan bartobat kepada Allah Swt.

Kemudian yang ketiga adalah menghadirkan rasa keberadaaan pertolongan Allah Swt. Selain menjaga perkataan dan perbuataan kita dari sifat-sifat keji, Rasulullah juga mencontohkan untuk senantiasa menghadirkan rasa keberadaan pertolongan Allah Swt. dalam setiap amal perbuatan kita. Tiada kekuasaan yang mampu memberikan pertolongan berupa kekuatan dalam diri kita untuk mengerjakan puasa, selain dari kuasa Allah Swt.  

Karena bagaimanapun, kekuatan yang kita miliki adalah hanya semata-mata dari pertolongan dari kuasa-Nya. Bila hal ini tidak dipupuk dalam sanubari kita, maka hal tersebut akan menumbuhkan kesombongan yang, naudzubillah, akan membuat manusia merasa hebat dan lupa akan kuasa Allah Swt.     

Sedangkan yang keempat adalah dermawan. Sikap Nabi yang sangat dermawan terutama ketika bulan Ramadhan adalah perilaku yang beliau teladankan kepada umat. Karena keistimewaan bulan Ramadhan yang pahalanya berlipaat-lipat ganda, membuat beliau menganjurkan beramal lebih di bulan ini terutama soal kedermawanan.

Kedermawanan dan kebaikaan Nabi pada bulan Ramadhan disebutkan dalam bebeberapa riwayat diibaratkan dengan amal yang melebihi angin rahmat yang dihembuskan Allah Swt. ketika menurunkan hujan (al-Rih al-Mursalah).

Pada hadis yang diriwayatkaan dari Abdullah bin Abbas diceritakan, “Nabi Muhamad Saw. adalah orang paling dermawan, dan puncak kedermawanannya terlihat pada saat bualan Ramadhan ketika malaikat jibril menemuinya, dan Jibril senantiasa menemuinya di setiap malam di bulan ramdhan dengan menyodorkan ayat-ayat Al-Quran kepad beliau, ketika itulah kedermawanannya dalam kebaikan melebihi al-Rih al-Mursalah.” (HR. Bukhari).        

Karena kedermawanan Nabi ini, kita dapat mencontoh dengan memanifestasikannya lewat semangat berbagi yang tinggi. Dan dewasa ini, kita juga sering menemukan kegiatan-kegiatan berbagi di bulan Ramadhan yang beragam. Seperti halnya budaya berbagi-bagi takjil yang sudah mengakar lama di masyarakat kita.

Selain berguna untuk membantu kawan-kawan kita yang kurang mampu dalam masalah pangan, aktivitas sedekah secara kolosal di beberapaa tempat juga dapat mendatangkan pahala bagi pengamalnya. Terutama di bulan Ramadhan, yang pahalanya akan dilipat gandakan dalam melakukan amal baik juga dilipat gandakaan dalam mengamalkan keburukan.

Sebenarnya, masih banyak lagi amaliah dan teladan Nabi yang bisa kita tiru pada bulan Ramadhan ini. Akan tetapi karena keterbatasan penulis, maka kami sebutkan beberapa saja yang sekiranya sangat penting untuk para pembaca amalkan. Namun, bila hal-hal tersebut bisa kita jalankan dengan sungguh-sungguh dan dengan hati yang ikhlas semata-mata hanya kepada Allah Swt. maka bisa menjadi amalan baik untuk mengisi bulan mulia ini. Insyaallah.

Kontributor

  • Achmad Dhani

    Asal Grobogan, Jawa Tengah. Alumnus pesantren Al-Isti'anah Plangitan Pati. Sekarang menjadi mahasantri Mahad Aly Sa'iidus Shiddiqiyah Jakarta.