Melatih anak berpuasa hendaknya dilakukan dari usia dini.
Perintah ini disamakan dengan anjuran shalat, didasarkan pada hadits Sayyiduna Rasulullah Saw:
مُرُوا أَوْلادَكُمْ بِالصَّلاةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِينَ، وَاضْرِبُوهُمْ عَلَيْهَا وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرٍ، وَفَرِّقُوا بَيْنَهُمْ فِي الْمَضَاجِعِ
“Perintahkan anak-anak kalian untuk melakukan shalat saat usia mereka tujuh tahun, dan pukullah mereka saat usia sepuluh tahun. Dan pisahkan tempat tidur mereka.”
Dalam nazam Imrithi juga dikatakan :
ويُضرب الصبيُّ بعد عشر * وبعد سبعٍ يُكتفى بالأمر
Dan pukullah anak ketika memasuki umur sepuluh,
Dan perintahlah mereka sholat saat mereka umur tujuh tahun.
Memukul atau hukuman di sini, sifatnya tidak membahayakan. Dalam hal ini setiap orang tua pastilah mengetahui karakter setiap anak. Apabila dalam memukul terkandung manfaat, maka lakukanlah, lalu apabila tidak ada manfaatnya dan justru membahayakan psikis kejiwaan anak maka tinggalkanlah, dan memilih cara yang lain, karena setiap anak mempunyai porsi masing-masing.
Ulama al-Azhar Maulana Syeikh abdul Aziz Syahawi memberikan langkah-langkah latihan puasa sebagai berikut:
1. Memberikan edukasi kepada anak bahwa puasa Ramadhan adalah salah satu dari rukun Islam yang harus dikerjakan dan sarana untuk membersihkan diri.
2. Memberikannya hadiah yang disukainya sebagai motivasi untuk lebih baik ke depannya apabila sanggup mengerjakan puasa.
3. Melatih anak haruslah dengan bertahap, dengan mengajak berpuasa setengah hari dan berangsur hingga sanggup penuh untuk menjalankannya.
Sejatinya anak kecil yang belum baligh tidak diwajibkan berpuasa. Akan tetapi hal ini bisa dijadikan sebagai sarana untuk melatih anak, agar kelak kesadaran yang memanggilnya untuk melanggengkan puasa.