Scroll untuk baca artikel
SanadMedia
Pendaftaran Kampus Sanad
Khutbah Jumat

Khutbah Jumat: Nilai humanisme dalam akidah Islam

Avatar photo
159
×

Khutbah Jumat: Nilai humanisme dalam akidah Islam

Share this article

Tema khutbah ini adalah “Nilai Humanisme dalam Aqidah Islam”. Islam mengajarkan cinta dan kedamaian sebagai nilai dasar yang menjadikannya rahmat bagi seluruh alam. Dalam ajarannya, Islam mengedepankan toleransi, dialog, dan moderasi untuk menciptakan kemaslahatan bersama.

 

Khutbah I

السّلام عليكم ورحمة الله وبركاته

الحمد لله الّذي جعل فلاح الإنسان في تزكية نفسه، وأقام دعائهم الهداية على المجاهدة، وجعل ذكره المبارك سبباً لطمأنينة القلب، والصلاة والسلام على خير خلقه محمّد صلّى الله عليه وسلّم الذي بعث رسولاً ونبيًّا لتبليغ الأحكام، وتنفيذ الحكم، وتزكية النّفوس وإتمام مكارم الأخلاق.

اللّهَُمَّ صَلِّ وسَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى سَيِّدِنا مُحَمّدٍ وعلى اله وأصْحابِهِ الذين شفوا مِن أمراض النّفس المهلكة بفيض الصّحبة النبويّة والمجاهدة الشّاقة. اَمَّا بَعْده، فَيَا عِبَادَ اللهِ اِتَّقُوا للهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.

فقد قال الله تعالى في كتابه الكريم وهو أصدق القائلين : اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ : يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا الله وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ الله وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا وقال تعالى يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. فقال الله تعالى: إنَّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَالَّذِيْنَ هَادُوْا وَالصَّابِـُٔوْنَ وَالنَّصٰرٰى مَنْ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ وَعَمِلَ صَالِحًا فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُوْنَ. صدق الله العظيم.

 

Sidang Jum’at yang Dirahmati oleh Allah SWT

Izinkan Kami menyampaikan khutbah singkat dengan tema Nilai Humanisme Dalam Aqidah.

Penjelasan tema Nilai Humanisme Dalam Aqidah.

akan dapat dipahami melalui 2 (dua bagian), yaitu:

Bagian Pertama, Islam Agama Cinta dan Kedamaian.

Bagian Kedua, Agama Sebagai Prinsip Hidup Manusia.

Bagian Ketiga,

 

Sidang Jum’at yang Dirahmati oleh Allah SWT

Bagian Pertama, Islam sebagai agama cinta dan kedamaian, Islam juga menjadi rahmat bagi setiap umat manusia. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:

 وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ

Artinya : Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam. (QS. Al-Anbiya 21: 107)

Islam yang moderat mampu menerapkan nilai-nilai agama Islam yang toleran dalam perbedaan, menghindari kekerasan, memprioritaskan dialog, menumbuhkan kemashlahatan, menafsirkan teks secara kontekstual itulah sebenarnya yang diajarkan Islam sejak awal. Nabi Muhammad SAW menjelaskan sisi kemanusiaannya berlandaskan firman Allah SWT:

قُلْ اِنَّمَآ اَنَا۠ بَشَرٌ مِّثْلُكُمْ يُوْحٰٓى اِلَيَّ اَنَّمَآ اِلٰهُكُمْ اِلٰهٌ وَّاحِدٌۚ فَمَنْ كَانَ يَرْجُوْا لِقَاۤءَ رَبِّهٖ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَّلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهٖٓ اَحَدًا ࣖ

Artinya : Katakanlah (Muhammad), “Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang telah menerima wahyu, bahwa sesungguhnya Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa.” Maka barangsiapa mengharap pertemuan dengan Tuhannya maka hendaklah dia mengerjakan kebajikan dan janganlah dia mempersekutukan dengan sesuatu pun dalam beribadah kepada Tuhannya.” (QS.Al-Kahfi 18: 110).

 

Dalam tinjauan tafsir Jamal al-Din Abu Al-Faraj ‘Abdurrahman Ibn ‘Ali Ibn Muhammad Al-Jauzi (w 597 H) dalam kitabnya Zaad al-Masir Fii ‘Ilm Al-Tafsir Juz 3, halaman 114-115, bahwa sifat tawadhu’ Nabi SAW sama seperti manusia biasa lainnya أن يقرّ على نفسه بأنّه آدمي كغيره, hanya saja ia dimuliakan dengan turunya wahyu. Imam Ibn Al-Anbari kemudian memaknai ayat:

فَمَنْ كَانَ يَرْجُوْا لِقَاۤءَ رَبِّهٖ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَّلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهٖٓ اَحَدًا ࣖ

Dengan memaksimalkan amal shalih di hari akhir dan tidak menyekutukan Allah SWT (menodai keimanan).

 

Syaikh Rohimuddin Nawawi al-Bantani dalam kitabnya “Ushul al-Fikr al-Shufi: Bayna al-Syari’ah wa al-Haqiqoh” halaman pertama menerangkan bahwa Ilmu syari’at adalah sebuah kesatuan ilmu yang tunggal. Ia adalah satu nama yang mencakup dua pengertian: yaitu riwayah dan dirayah, yang menuju amal lahiriah dan batiniah, karena ketika ia berada dalam kalbu, maka ia terpendam (bathin) di dalamnya sampai kemudian ia muncul dan tampak pada gerak tubuh. Ketika hal itu terjadi, maka ia menjadi bersifat lahiriah (zahir).

Berbagai amal lahiriah muncul dalam bentuk-bentuk ibadah seperti: thaharah, shalat, puasa, ibadah haji dan ibadah yang lainnya. Berbagai amal bathiniah muncul pada berbagai amal kalbu seperti: keyakinan, iman, sidik (jujur), ikhlas, mahabah (cinta), tawakal, ridha, sabar, zikir, makrifat, syukur, khasyah (rasa takut), takwa, qana’ah, muraqabah, mujahadah, muhasabah, membersihkan jiwa dari noda, mengisi jiwa dengan berbagai keutamaan, dan berbagai jenis maqam dan hal.

 

Sidang Jum’at yang Dirahmati oleh Allah SWT

Bagian Kedua, Agama Sebagai Prinsip Hidup Manusia. Islam adalah agama yang tidak bisa dipisahkan dengan manusia, karenanya memahami Islam, sama dengan memahami manusia itu sendiri. Humanisme tak dapat dipisahkan oleh Islam, sebab mempunyai visi misi yang sama untuk mengangkat harkat dan martabat manusia, humanisme dalam Islam menentang segala bentuk diskriminasi. Prof. Dr. Said Aqil Siroj menciptakan konsep teologi pembebasan yang dasarnya kemanusiaan, tidak ada perbudakan sesama manusia, tidak ada kediktatoran, teror sesama manusia.

 

Habib Ali Al-Jufri dalam kitabnya al-Insaaniyyah Qabla al-Tadayun kemanusiaan sebelum keberagamaan menceritakan ada seorang laki-laki yang datang ke Makkah untuk bertemu Nabi Muhammad SAW, laki-laki tersebut kemudian bertanya:

Siapa engkau?

Rasulullah

Siapa yang mengirimkan engkau ke dunia ini?

Allah SWT.

Dengan pesan apa Allah SWT mengutus engkau ke muka bumi ini?

فأجابه النّبيّ الكريم: بأن توصلَ الأرحام، وتحقن الدّماء، وتؤمَّن السّبل، وتكسّر الأوثان، ويُعبَد اللّٰهَ وحده لا يُشرِك به شيء.

Nabi SAW menjawab, Allah mengutus kepadaku dengan ikatan kasih sayang, menahan pertumpahan darah (permusuhan), beribadah kepada Allah SWT dan tidak menyekutukan-Nya. Kemudian laki-laki itu berkata, aku beriman kepada-Mu. Hal ini senada dengan Mahmud Syaltut dalam kitabnya Al-Islam ‘Aqidah Wa Syari’ah halaman 9, bahwa ‘aqidah (tauhid) sebagai sarana dakwah yang dibawa para Nabi dan Rasul-Nya dengan santun dan damai.

 

Sidang Jum’at yang Dirahmati oleh Allah SWT

Bagian Ketiga, ‘Aqidah Sebagai Sebagai Risalan Tuhan.

‘Aqidah sebagai risalah yang Allah SWT turunkan kepada umat manusia. Nabi Muhammad SAW menjelaskan tiga perkara sebelum menjelaskan aqidah (tauhid), di antaranya:

صلة الأرحام: الروابط الأسريّة (الأمان المجتمعي)

حقن الدّماء: قيمة الحياة (تأمين الحياة)

تأمين السّبل: أي الطرقات (الأمن العام)

Humanisme dalam ‘aqidah tidak hanya menjelaskan seputar iman dan kufr saja, melainkan lebih dari itu, adanya ikatan kekeluargaan (ketentraman masyarakat), menjaga harga diri manusia (jaminan hidup) dan ketentraman publik. Humanisme merealisasikan kehidupan yang mulia dan merekatkan dengan hakikat ‘aqidah (tauhid) yang murni sekaligus merasakan manisnya keimanan kepada Allah SWT sebelum menancap di lubuk hati manusia.

 

Semoga dari khutbah jum’at yang singkat ini, kita dapat mengambil pelajaran dan hikmah dibalik nilai humanisme dalam beraqidah. Ambil yang baik dan buang yang buruk-buruknya.

 

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللّٰهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والمؤمنين والمؤمنات فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْم

Khutbah II

اْلحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ

أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ ِ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا.

اَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ ااِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْن، فقد قال الله تعالى في كتابه الكريم وهو أصدق القائلين : اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ :

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ، بِرَحْمَتِكَ يَااَرْحَمَ الرَّاحِمِيْن

اَللّهُمَّ رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

عِبَادَاللهِ إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِيْ الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ. يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُو االلهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْأَلُوهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِيْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ، أَقِيْمُوا الصَّلاَةِ.

Kontributor

  • Muhamad Reja Najib

    Mahasiswa di Universitas Hassan II Ain Chock Casablanca Maroko, Jurusan Ilmu Akidah dan perbandingan Agama.