Scroll untuk baca artikel
SanadMedia
Pendaftaran Kampus Sanad
Berita

Pengkaji Ibnu Arabi asal Perancis, Michel Chodkiewicz Tutup Usia

Avatar photo
25
×

Pengkaji Ibnu Arabi asal Perancis, Michel Chodkiewicz Tutup Usia

Share this article

Kabar duka menyelimuti dunia tasawuf, Filsuf Perancis sekaligus penerjemah dan pengkaji pemikiran Imam Akbar Ibnu Arabi, Michel Chodkiewicsz meninggal dunia pada Senin, 31 Maret 2020, di usia 91 tahun, dikutip dari karar.com, sebuah kanal berita di Turki, pada Selasa 1 April 2020. 

Chodkiewicz lahir di Perancis pada 13 Mei 1929, dikenal sebagai seorang intelektual yang mengkaji sufisme, khususnya Akbarian. Karyanya banyak berkutat pada pembahasan pemikiran-pemikiran Ibnu Arabi.

Dia lahir dari keluarga Chodkiewicz, sebuah marga aristokrat Ruthenian yang tinggal di Perancis sejak 1832. Di negara itu pula ia menyelesaikan jenjang pendidikannya. Usai menyelesaikan kuliah, dirinya mulai mengembara ke berbagai belahan dunia.

Chodkiewicz juga merupakan Direktur Utama, Presiden sekaligus CEO dari Editions du Seuil sejak 1977 hingga 1989. Ia juga menjadi dirijen utama di Ecole des Hautes Etudes en Sciences Sociales, di sana ia menyelenggarakan sejumlah seminar mengenai Ibnu Arabi.

Sejak usia belia, dirinya gencar mengkaji pemikiran-pemikiran Islam. Hingga dirinya sampai pada kesimpulan bahwa agama Katolik, kepercayaan yang ia anut sebelumnya, tak memberi jawaban memuaskan baginya. Pada usia 17, ia pun resmi menjadi mualaf.

Ia menulis Un Océan sans Rivage, Ibn ‘Arabî, le Livre et la Loi, Éditions du Seuil (1992). Secara harafiah, judul ini berarti ‘Lautan tanpa Pantai, Ibnu Arabi, Kitab dan Hukum’. Buku ini merupakan pengantar untuk masuk pada pemikiran Ibnu Arabi.

Pemberian judul tersebut terinspirasi dari penggambaran Ibnu Arabi tentang Al-Quran sebagai lautan tanpa pantai, sebab setiap ayat, kata bahkan huruf yang terkandung di dalamnya membutuhkan penafsiran mendalam, tergantung pada kondisi si penafsir saat menafsirkannya.

“Seraya mewajibkan para pembaca Al-Quran kembali pada kondisi ummi (buta huruf), seperti saat ia dilahirkan oleh ibunya,” dikutip dari Aljazeera.com, Rabu, 2 April 2020.

Karya-karyanya tak hanya menginspirasi para pengkaji sufisme di dunia Barat, bukunya Le Sceau des Saints, Prophétie et Sainteté dans la doctrine d’Ibn ‘Arabî (1986) bahkan diterjemahkan oleh Syekh Ahmad Thayyib, Grand Syaikh Al-Azhar, ke dalam bahasa Arab dengan judul Al-Wilayah wa an-Nubuwah ‘inda Syaikh Muhyiddin Ibnu Arabi.

Untuk diketahui, Syekh Ahmad Thayyib pernah belajar di University of Paris, Perancis selama 6 bulan pada rentang Desember 1977 hingga 1978. Setelah sebelumnya menyelesaikan program doktoral di Universitas Al-Azhar, Mesir.

Kontributor

  • Redaksi Sanad Media

    Sanad Media adalah sebuah media Islam yang berusaha menghubungkan antara literasi masa lalu, masa kini dan masa depan. Mengampanyekan gerakan pencerahan melalui slogan "membaca sebelum bicara". Kami hadir di website, youtube dan platform media sosial.