Ramadhan akan segera rawuh (datang). Alhamdulillah kita masih diberikan umur untuk bisa menghirup keberkahan bulan terbaik, bulan yang keutamaannya mengalahkan semua bulan, yakni bulan Ramadhan.
Tibanya kita di bulan Ramadhan merupakan salah satu bentuk istijabah doa yang sejak bulan Rajab kita panjatkan:
اللهم بارك لنا في رجب وشعبان وبلغنا رمضان
“Ya Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan Sya’ban, dan sampaikan kami pada bulan Ramadhan.”
Amalan utama di bulan Ramadhan adalah puasa. Berpuasa ini wajib bagi semua orang muslim yang mukallaf (baligh dan berakal) serta mampu berpuasa. Hanya orang-orang yang uzur saja yang diizinkan untuk tidak berpuasa, seperti orang yang sakit, ibu hamil, ibu menyusui, musafir dan lain-lain.
Ibadah puasa merupakan ibadah yang istimewa. Satu ibadah yang dalam hadits qudsi langsung disandarkan kepada Allah swt. Ibadah yang pahalanya berlipat-lipat dengan tanpa mengikuti rumus umum pelipatgandaan pahala. Demikian pula ibadah puasa diharapkan menjadi jimat kita agar terhindar dari siksa neraka.
Sulthanul Ulama Syekh Izzudin bin Abdis Salam ketika menafsirkan “لعلكم تتقون” berkata:
معناه لعلكم تتقون النار بصومه، فإن صومه سبب لغفران الذنوب الموجبة للنار
“Puasa diharapkan menjadi penjaga kita dari siksa neraka. Hal ini dikarenakan puasa adalah sebab pengampunan atas dosa-dosa yang akan menjerumuskan pelakunya ke neraka.”
Pahala puasa juga amat istimewa. Pelipatgandaan pahalanya tidaklah mengikuti rumus umum, yaitu dilipatgandakan 10 hingga 700 kali. Hal ini bisa lihat dalam salah satu hadits dalam kitab Riyadh ash-Shalihin, yaitu:
كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يضاعَفُ، الحسنةُ بِعَشْرِ أمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِئَةِ ضِعْفٍ. قَالَ الله تَعَالَى: إِلاَّ الصَّوْمَ فَإنَّهُ لِي وَأنَا أجْزِي بِهِ؛ يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أجْلِي.
Rasulullah Muhammad saw. bersabda, “Semua amalan baik manusia itu pahalanya dilipatgandakan menjadi 10 hingga 700 kali. Allah swt. berfirman, ‘Kecuali puasa, puasa itu teruntuk–Ku, Aku yang membalasnya. Orang yang berpuasa meninggalkan syahwat dan makanannya karena–Ku.’”
Dengan menyaksikan ini semua, maka sudah menjadi keharusan kita untuk membekali diri dalam menyambut Ramadhan dengan penuh kegembiraan. Dan yang terpenting adalah membekali diri dengan ilmu agar puasa kita benar sesuai dengan aturan yang ada. Hadhrotusy Syeikh Hasyim Asy’ari menegaskan dalam Jami’ah al-Maqashid bahwa dua hal yang harus kita lakukan agar puasa kita sah, adalah niat dan meninggalkan semua hal yang membatalkan puasa.
Lebih detail dalam masalah niat, Hadhrotusy Syekh Hasyim Asy’ari menyatakan bahwa niat dalam puasa wajib seperti Ramadhan harus dilakukan setiap hari di malam hari dan harus disertai rincian puasa yang akan dilakukan.
Tidak berhenti di sini, Hadhrotusy Syeikh menuntun kita untuk menyempurnakan puasa kita dengan melakukan kesunnahan-kesunnahannya. Di antaranya: mengakhirkan sahur, menyegerakan berbuka, meninggalkan segala perkataan yang dilarang agama, memperbanyak sedekah dan membaca al-Qur’an.
Sebagai penutup, Hadhrotusy Syeikh menyertakan penjelasan tentang iktikaf dan menekankan bahwa di 10 hari terakhir Ramadhan nanti adalah waktu yang paling afdal untuk beriktikaf.
Bismillah, Marhaban Ya Ramadhan.