Scroll untuk baca artikel
SanadMedia
Pendaftaran Kampus Sanad
Artikel

TGB Muhammad Zainul Majdi jelaskan perbedaan makna Ar-Rahman dan Ar-Rahim dari beberapa ulama

Avatar photo
38
×

TGB Muhammad Zainul Majdi jelaskan perbedaan makna Ar-Rahman dan Ar-Rahim dari beberapa ulama

Share this article

Ar-Rahman dan Ar-Rahim merupakan bagian dari 99 nama-nama mulia Allah SWT. Keduanya menempati kedudukan istimewa karena disebut setelah lafdzu Jalalah (Allah) dalam urutan Asmaul Husna.

Dr. TGB. Muhammad Zainul Majdi, Lc., M.A atau yang akarab dipanggil Tuan Guru Bajang menjelaskan bahwa baik Ar-rahman dan Ar-Rahim berangkat dari akar kata yang sama yaitu rahmah, yang bermakna kasih sayang. Meskipun demikian keduanya memiliki dimensi makna yang berbeda.

Menurut TGB penafsiran ulama atas Ar-Rahman dan Ar-Rahim sungguh bermacam-macam dan berbeda. Panca ragam penafsirannya tidak saling tolak menolak satu dengan yang lainnya, justru sebaliknya, ia saling menyempurnakan.

Baca juga: TGB Muhammad Zainul Majdi: agamamu tercermin dari akhlakmu

“Perbedaan Rahman dan Rahim ini yang disebut dengan اختلاف التنوع  bukan اختلاف التضاد  yaitu perbedaan tafsir yang saling melengkapi bukan perbedaan yang saling menafikan.” jelas ketua Organisasi Internasional Alumni Al-Azhar (OIAA) Cabang Indonesia

Mantan Gubernur NTB ini lalu memberikan contoh sederhana  menyangkut perkara-perkara yang saling menafikan kepada para hadirin majelis waktu itu.

“Misalnya makan dan tidak makan, tidur dan tidak tidur, duduk dan berdiri dalam satu waktu. Karena tidak bisa orang duduk dan berdiri dalam satu waktu.” terang TGB dilansir dari Channel Hubbul Wathan TV

Menyoal perbedaan penafsiran kata Ar-rahman dan Ar-rahim, TGB sekurang-kurangnya menjelaskan 3 pandangan para ulama yang akan dirinci di bawah ini.

Baca juga: TGB Muhammad Zainul Majdi: Pancasila Sudah Sesuai dengan Syariat Islam

Pertama, menyangkut perbedaan dua kata ini sebagian ulama mengatakan bahwa Ar-rahman berkaitan dengan nikmat-nikmat yang besar (al-mun’im bi jalalin ni’am) seperti halnya nikmat matahari, bulan, bumi, langit, lautan, siang dan malam.

Sedangkan Ar-Rahim berkaitan dengan nikmat-nikmat Allah yang halus (al-mun’im bidaqoiqin ni’am). Ia tidak bisa dilihat tapi bisa dirasakan seperti halnya nikmat ketenangan dan kekhusyukan.

Kedua, sebagian ulama ada juga yang berpendapat bahwa Ar-Rahman mempunyai arti kasih sayang di dunia yang meliputi siapa saja, baik yang beriman maupun yang mengingkari-Nya. Sifat kasih sayang ini tidak pandang bulu, semua hamba-hamba-Nya diberi makan dan rezeki.

Sementara Ar-Rahim memuat kasih sayang khusus yang diberikan untuk hamba-hamba-Nya yang beriman saja.

Baca juga: TGB Zainul Majdi: Agamamu Tergantung Siapa Gurumu

Ketiga, menurut pandangan Syekh Muhammad Abduh kata ar-Rahman berkaitan dengan hubungan Allah dengan makhluk-Nya.  Ketika ada makhluk-Nya yang sakit, Dia sembuhkan, dan apabila ada makhluk-Nya yang kekurangan, Dia cukupkan. Maka kasih sayang Allah dalam konteks hubungannya dengan makhluk inilah dinamakan  Ar-Rahman.

Sementara Ar-Rahim sendiri menyangkut pada dzat Allah itu sendiri. Dengan sifat Ar-Rahimnya itulah Allah menjadi Ar-Rahman.

Intinya, ketiga pandangan yang mengupas perbedaan kata Ar-Rahman dan Ar-Rahim di atas secara umum adalah sama. Satu sama lain saling melengkapi dan tidak saling menafikan satu sama lain

Kontributor