Scroll untuk baca artikel
SanadMedia
Pendaftaran Kampus Sanad
Artikel

Tafsir Syekh Sya’rawi, Makna dan Hikmah Surat Al-Baqarah Dimulai Alif Lam Mim

Avatar photo
30
×

Tafsir Syekh Sya’rawi, Makna dan Hikmah Surat Al-Baqarah Dimulai Alif Lam Mim

Share this article

Berikut ini adalah teks, terjemahan, dan kutipan tafsir menurut Syekh Muhammad Mutawalli asy-Sya’rawi, perihal ayat pertama berupa alif lam mim sebagai pembuka surat dan ayat kedua, ketiga, dan keempat dalam surat Al-Baqarah.

Sebelum melanjut pada pembahasan, ayat ini merupakan salah satu ayat yang oleh Allah dimulai dengan huruf-huruf lepas, sebagaimana surat-surat Makkiyah (ayat yang diturunkan sebelum hijrahnya Rasulullah), seperti Alif Lam Mim Ra, Ha Mim, Tha Ha, Kaf Ha Ya ‘Ain Shad, dan lainnya.

Dalam Al-Qur’an Allah SWT berfirman:

الم (1) ذَلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ (2)

“Alif Lam Mim. Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa”. (QS. Al-Baqarah [2]: 1-2)

Tafsir Syekh Mutawalli Asy-Sya’rawi

Syekh Muhammad Mutawalli asy-Sya’rawi dalam kitab Tafsir wa Khawathiru Al-Qur’an al-Karim mengatakan, ayat ini oleh Allah dimulai dengan huruf lepas (muqattha’ah), yaitu setiap huruf yang diucapkan dengan sendirinya tanpa disambung dengan huruf-huruf lainnya.

Makna Alif Lam Mim

Jika ditanya, “Apa makna makna dari masing-masing huruf yang tiga itu?”

Menurut Pakar Tafsir Kontemporer asal Al-Azhar Mesir itu, pertanyaan di atas secara esensi merupakan pertanyaan yang keliru. Hal ini disebabkan bahwa kalimat huruf tidak perlu ditanyakan maknanya. Sebab, kalimat huruf terbagi menjadi dua bagian, (1) huruf mabna; (2) huruf ma’na.

Huruf mabna adalah setiap huruf yang tidak memiliki makna, dan hanya sebagai tanda-tanda untuk mengucapkan. Misalnya, Alif Lam Min, tiga huruf tersebut menurut Syekh Mutawalli tidak patut dipertanyakan maknanya, karena berupa huruf yang tidak memiliki makna.

Kendati pun huruf-huruf tiga di atas tidak memiliki makna, namun tetap terdapat hikmah di dalamnya, sebagaimana sabda Rasulullah,

مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ والحَسَنَةُ بعَشْرِ أَمْثَالِهَا. لَا أَقُوْلُ ألم حَرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ، وَلاَمٌ حَرْفٌ، وَمِيْمٌ حَرْفٌ

“Barang siapa membaca satu huruf dari kitabullah (Al-Qur’an) maka baginya satu kebaikan, dan satu kebaikan (bernilai) sepuluh kali lipat amalnya. Saya tidak mengatakan Alif Lam Mim satu huruf, akan tetapi Alif adalah satu huruf, Lam satu huruf, dan Mim satu huruf.”

Oleh karenanya, ada beberapa huruf dalam Al-Qur’an yang disebut dengan sendiri tanpa dikaitkan dengan huruf-huruf lainnya, agar orang yang membaca bisa beribadah dengan membacanya sekaligus bisa mengambil kebaikan darinya.

Karena itu, orang yang membaca basmalah (bismillahi ar-rahmani ar-rahimi), akan mendapatkan satu kebaikan dari huruf Ba’, satu kebaikan dari huruf Sin, begitu juga seterusnya. Begitu juga ketika membaca Alif Lam Mim, dia akan mendapatkan tiga kebaikan dari huruf tersebut yang menandingi sepuluh kali lipat amalnya.

Ulama yang dijuluki Imam ad-Du’ah itu juga menjelaskan perihal orang yang membaca Alif Lam Mim, namun tidak paham makna yang ada di dalamnya. Menurutnya, membaca Al-Qur’an sekali pun tidak paham makna dan kandungannya tetap mendapatkan pahala Selain itu, Allah juga meletakkan asrar (rahasia-rahasia) dalam huruf tersebut yang tidak diketahui oleh siapa saja.

Lebih lanjut, ulama asal Mesir itu menjelaskan bahwa tidak wajib bagi umat Islam untuk berupaya (ijtihad) mencari tahu makna-makna yang ada di dalamnya dengan menggunakan akal yang serba terbatas. Sebab, ketidaktahuan akan makna di dalamnya, tidak lantas menjadi penyebab untuk tidak meraih manfaat darinya.

Tidak Membahas Maknanya

Syekh Muhammad Mutawalli memberikan nasihat kepada umat Islam agar membaca Al-Qur’an hanya dengan tujuan ibadah kepada Allah, tanpa perlu menyibukkan dirinya dengan memikirkan makna dan membahasnya lebih luas,

وَلَوْ جَلَسْتَ تَبْحَثُ عَنِ الْمَعْنَى، تَكُوْنُ قَدْ حَدَدْتَ مَعْنَى الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ بِمَعْلُوْمَاتِكَ أَنْتَ

 

“Dan jika engkau duduk untuk membahas makna (Al-Qur’an), maka engkau telah membatasi makna Al-Qur’an yang mulia dengan pengetahuan dalam dirimu.”

Oleh karenanya, tidak sepantasnya umat Islam memiliki anggapan dan merasa bahwa dirinya telah memahami makna yang terdapat dalam Al-Qur’an. Sebab, dengan memiliki anggapan itu menunjukkan bahwa ia telah membatasi makna Al-Qur’an yang luas dengan pengetahuannya yang serba terbatas.

Selain itu, huruf-huruf di atas menunjukkan bahwa tidak semua ayat yang ada dalam Al-Qur’an mampu dipahami dan dimengerti oleh semua manusia. Ada beberapa ayat yang tidak bisa mereka pahami makna dan maksudnya, hanya saja Allah meletakkan rahasia di dalamnya.

Dengan alasan inilah, mayoritas para ulama lebih memilih untuk menafsiri Alif Lam Mim dengan “Allahu A’lam bi muradihi” (Allah lebih tahu dengan maksud-Nya). Hikmahnya tidak lain agar manusia sadar bahwa pengetahuan yang dimilikinya hanya terbatas.

Memahami Sesuai Kemampuan

Menurut Ulama Tafsir Kontemporer Mesir itu, seseorang ketika membaca surat-surat Al-Qur’an yang diawali dengan huruf-huruf lepas, akan mengira bahwa beberapa huruf itu merupakan sesuatu yang keluar dari batas akal manusia.

Anggapan ini benar, akan tetapi tidak lantas menutup pintu-pintu ijtihad untuk menelaah lebih dalam akan maknanya. Sebab, jika seseorang tidak mampu untuk mengetahui makna tersebut, maka ia tetap memiliki kewajiban untuk mempelajari semampunya, sebagaimana “iman”, ada beberapa hal yang dipaham dan juga tidak.

Misalnya, dalam Islam diharamkan memakan daging anjing atau minum khamar. Hal ini tidak lantas menunggu hikmah yang ada di dalamnya untuk meninggalkan larangan itu. Akan tetapi, umat Islam meninggalkannya karena iman. Selama Allah mengharamkan, selamanya akan tetap haram. Wallahu A’lam bis shawab.

Baca tulisan menarik lainnya tentang tafsir Syekh Sya’rawi di sini.

Kontributor

  • Sunnatullah

    Pegiat Bahtsul Masail dan Pengajar di Pondok Pesantren Al-Hikmah Darussalam Bangkalan Madura.