Scroll untuk baca artikel
SanadMedia
Pendaftaran Kampus Sanad
Artikel

Keshalehan Orang tua Bisa Memberi Manfaat Anak Cucu

Avatar photo
45
×

Keshalehan Orang tua Bisa Memberi Manfaat Anak Cucu

Share this article

Al-Kahfi adalah salah satu wirid yang diistiqomahkan setiap malam Jumat atau hari Jumat. Dia menyimpan banyak cerita dan pelajaran bagi kita semua. Di antaranya adalah kisah Nabi Khidhir dan Nabi Musa عليهما السلام وعلى نبينا أفضل الصلاة والسلام.

Singkat cerita, perjumpaan dan pembelajaran dua manusia hebat ini tidak begitu lama, lantaran Nabi Musa ‘alaihis salam tidak bisa menahan dari menanyakan apa yang isykal bagi beliau. Lalu perpisahan itu terjadi. Nabi Khidhir ‘alaihis salam menjelaskan keisykalan yang terjadi.

Di antara keisykalan yang terjadi adalah ketika Nabi Khidhir mengajak Nabi Musa عليهما السلام وعلى نبينا أفضل الصلاة والسلام untuk mendirikan bangunan dua anak yatim tanpa mau menuruti permintaan Nabi Musa untuk sekedar minta upah atas kerja tersebut. Beginilah penjelasan Nabi Khidhir ‘alaihis salam terkait penolakan pengajuan upah:

وَأَمَّا الْجِدَارُ فَكَانَ لِغُلَامَيْنِ يَتِيمَيْنِ فِي الْمَدِينَةِ وَكَانَ تَحْتَهُ كَنزٌ لَّهُمَا وَكَانَ أَبُوهُمَا صَالِحًا فَأَرَادَ رَبُّكَ أَن يَبْلُغَا أَشُدَّهُمَا وَيَسْتَخْرِجَا كَنزَهُمَا رَحْمَةً مِّن رَّبِّكَ ۚ وَمَا فَعَلْتُهُ عَنْ أَمْرِي ۚ ذَٰلِكَ تَأْوِيلُ مَا لَمْ تَسْطِع عَّلَيْهِ صَبْرًا [الكهف : ٨٢]

“Adapun dinding rumah adalah kepunyaan dua orang anak yatim di kota itu, dan di bawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua, sedang ayahnya adalah seorang yang saleh, maka Tuhanmu menghendaki agar supaya mereka sampai kepada kedewasaannya dan mengeluarkan simpanannya itu, sebagai rahmat dari Tuhanmu; dan bukanlah aku melakukannya itu menurut kemauanku sendiri. Demikian itu adalah tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya.” (QS. al-Kahfi: 82)

Prof. Dr. Al-Imam Al-Akbar Syekh Sayyid Tanthawi mengakhiri tafsir beliau dalam Tafsir alWasith dengan membeberkan 13 pelajaran yang bisa kita ambil dari pertemuan 2 Nabi mulia ini. Pelajaran nomor 12 adalah sebagai berikut:

أن صلاح الآباء ينفع الأبناء بدليل قوله- تعالى-: وَكانَ أَبُوهُما صالِحاً.

Keshalehan leluhur (orang tua, kakek-nenek dan seterusnya) bisa memberi manfaat kepada anak (keturunan). Hal ini bisa dipahami dari firman Allah:

وَكانَ أَبُوهُما صالِحاً

Beliau berpendapat demikian karena berpegangan pada tafsir Imam Ibnu Katsir. Berikut kutipan beliau:

قال الإمام ابن كثير عند تفسيره لهذه الآية: فيه دليل على أن الرجل الصالح يحفظ في ذريته وتشمل بركة عبادته ما ينفعهم في الدنيا والآخرة، بشفاعته فيهم، ورفع درجتهم إلى أعلى درجة في الجنة لتقر عينه بهم، كما جاء في القرآن ووردت السنة به.

Imam Ibnu Katsir ketika menafsirkan ayat tersebut berkata, “Ayat ini menjadi dalil bahwa seorang yang shaleh mampu menjaga keturunannya, keberkahan ibadahnya bisa bermanfaat untuk keturunannya baik di dunia maupun di akhirat, hal ini karena syafaatnya yang menjangkau keturunannya. Derajat luhur yang diberikan kepada keturunannya kelak di surga adalah untuk menenangkan hati para leluhur mereka. Demikianlah keterangan yang kami pahami dari Al-Qur’an dan Sunnah Nabi.”

Lebih lanjut Syaikh Tanthawi menuliskan tafsir Sayyidina Ibnu Abbas yang diriwayatkan oleh Sayyidina Sa’id bin Jubair:

قال سعيد بن جبير عن ابن عباس: حفظا بصلاح أبيهما.

(Apa yang dilakukan oleh Nabi Khidhir) adalah demi menjaga kedua anak yatim tersebut. Hal ini karena keshalehan ayahnya.

Demikianlah, keshalehan kita sebagai orang tua bisa diharapkan menjadi salah satu modal hebat bagi keturunan kita ke depannya. Dan di antara wujud keshalehan kita adalah memperlakukan leluhur kita dengan baik, baik di kala beliau masih hidup maupun tatkala sudah kembali kepada Allah.

Sebagai penutup, nasehat ini perlu sekali kita ingat betul:

بروا أباءكم يبركم أبناؤكم

“Perlakukan orang tua kalian dengan baik, maka anak kalian akan memperlakukan kalian dengan baik.”

Kontributor

  • Ahmad Roziqi

    Alumni Al-Azhar Kairo Mesir Fakultas Syariah Islamiyah. Mudir Ma'had Ali Hasyim Asy'ari Tebuireng Jombang Jawa Timur.