Seringkali dalam banyak ceramahnya, Gus Baha mengajurkan jemaah agar menjalani kehidupan dengan bahagia.
Beliau kemudian menyampaikan hadit Nabi yang berbunyi :
إن من خيار أمتي قوما يضحكون جهرا من سعة رحمتي ويبكون سرا من خوف عذابي
“Termasuk dari umatku yang paling baik adalah kaum yang tertawa secara terang-terangan karena yakin atas luasnya rahmat Allah SWT, dan menangis secara sembunyi-sembunyi karena takut siksa-Nya.”
Hadits ini ditujukan agar umat muslim termotivasi untuk selalu senang dengan kehidupannya dan menampakkan rasa senang kepada khalayak umum, serta tidak selalu terlihat murung atau susah dihadapan orang.
Sudah barang tentu dalam mengarungi lika-liku kehidupan, seorang manusia pasti akan dihadapkan beberapa masalah yang menguji seberapa kuat keimanannya.
Kita tahu bahwa Allah tidak akan pernah menguji seorang hamba kecuali dia mampu menghadapinya. Termasuk tanda perhatian Allah pada hamba adalah dengan memberikan tantangan kehidupan berupa masalah atau musibah yang akan mengangkat derajatnya di sisi Tuhannya.
Kiai yang dikenal dengan keluasan ilmu agama itu juga pernah menjelaskan bahwa orang yang selalu susah dengan situasi yang terjadi di dunia ini, berarti dia tidak ridha pada keputusan Allah. Beliau menganjurkan agar selalu terlihat senang dan bahagia meskipun sedang tertimpa problem kehidupan.
Lebih dari itu hadits di atas pula menegaskan bahwa jika kita hendak bersedih dan menangis karena khawatir mendapatkan siksa dari Allah, maka bersedih dan menangislah hanya kepada Allah dalam keadaan sunyi dan sepi tanpa menceritakannya kepada siapapun.
Beliau acapkali dalam pengajiannya saat membahas konteks ini menukil dawuh yang disampaikan oleh sahabat Ibnu Abbas ketika murid-muridnya banyak tertawa:
كثرة الضحك يميت القلب
“Banyak tertawa dapat mematikan hati.”
Semua ulama, kata Gus Baha, sepakat bahwa yang dimaksud tertawa dalam ungkapan ini adalah tertawa menyangkut urusan duniawi. Sedangkan tertawa karena puas kepada aturan-aturan Allah maka bisa menjadikannya sebagai wali.
Penjelasan ini mengingatkan kita bahwa seyogianya kita selalu senang kepada Allah sebab kita telah ditakdir mampu melaksanakan perintah-Nya meskipun kadang terbengkalai. Tapi kita harus yakin pada sifat Al-Ghofur (Maha Pemaaf) yang dimiliki Allah. Sehingga, ketika kita berbuat dosa, kita gampang saja bertobat dan memohon ampunan kepada-Nya.
Jalanilah hidup dengan senang dan bahagia walaupun masalah datang bertubi-tubi. Tampakkan perasaan positif itu kepada khalayak umum dengan cara selalu terlihat tersenyum bahagia dan tertawa. Dengan hal itu kalian akan mudah menjadi kekasih Allah serta menjadi umat terbaik kelak di hadapan-Nya.