Scroll untuk baca artikel
SanadMedia
Pendaftaran Kampus Sanad
Artikel

Pengertian Ayat Muhkamat dan Ayat Mutasyabihat

Avatar photo
30
×

Pengertian Ayat Muhkamat dan Ayat Mutasyabihat

Share this article

Al-Quran mengandung ayat-ayat muhkamat dan ayat-ayat mutasyabihat. Allah swt. menjelaskannya dalam firman-Nya:

 

 

هُوَ الَّذِي أَنْزَلَ عَلَيْكَ الْكِتَابَ مِنْهُ آيَاتٌ مُحْكَمَاتٌ هُنَّ أُمُّ الْكِتَابِ وَأُخَرُ مُتَشَابِهَاتٌ

 

 

“Dialah yang menurunkan Al-Kitab (Al-Quran) kepada kamu. Di antara (isi)nya ada ayat-ayat yang muhkamat, itulah pokok-pokok isi Al-Quran dan yang lain (ayat-ayat) mutasyabihat.” (QS. Ali Imran: 7)

 

 

Ayat muhkamat adalah ayat yang jelas arti dan maksudnya, sedangkan ayat mutasyabihat adalah ayat yang makna dan maksudnya belum jelas, bahkan terdapat perbedaan antara zhahir lafal dengan makna yang dikehendaki, seperti yang terdapat pada ayat-ayat permulaan surat.

 

 

Imam Al-Qurthubi mengatakan bahwa ayat mutasyabihat adalah ayat-ayat yang kandungan makna dan maksudnya hanya diketahui oleh Allah swt. Tidak ada seorang pun yang mengetahuinya dan tidak ada jalan bagi siapapun untuk mengetahuinya. Contoh ayat mutasyabihat itu seperti kapan datangnya kiamat, keluarnya Ya’juj Ma’juj, keluarnya Dajjal, dan lain sebagainya.

 

 

Penjelasan mengenai ayat mutasyabihat dalam surat Ali Imran di atas bertujuan untuk membantah kaum Nasrani yang berusaha mencari dalil-dalil dari Al-Quran yang secara zhahir menerangkan bahwa Nabi Isa as. berbeda dari manusia-manusia lainnya.

 

 

Mereka (kaum Nasrani) berargumen bahwa Al-Quran telah menjelaskan bahwa Isa adalah Ruh Allah dan kalimat-Nya yang Dia sampaikan kepada Maryam serta ruh dari-Nya, sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya:

 

 

إِنَّمَا ٱلْمَسِيحُ عِيسَى ٱبْنُ مَرْيَمَ رَسُولُ ٱللَّهِ وَكَلِمَتُهُۥٓ أَلْقَىٰهَآ إِلَىٰ مَرْيَمَ وَرُوحٌ مِّنْهُ

 

 

“Sesungguhnya Al-Masih, Isa putera Maryam adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya.” (QS. An-Nisa: 171)

 

 

Namun dalam masalah ini, mereka abai terhadap firman Allah swt. dalam ayat lain, yaitu:

 

 

إِنْ هُوَ إِلَّا عَبْدٌ أَنْعَمْنَا عَلَيْهِ وَجَعَلْنَاهُ مَثَلًا لِبَنِي إِسْرَائِيلَ

 

 

“Isa tidak lain hanyalah seorang hamba yang Kami berikan kepadanya nikmat (kenabian) dan Kami jadikan dia sebagai tanda bukti (kekuasaan Allah) untuk Bani lsrail.” (QS. Az-Zukhruf: 59)

 

 

Mereka melakukan ini karena menakwilkan Al-Quran dengan intepretasi yang tidak sesuai hakekatnya serta sekehendak sendiri mengubahnya dengan mengikuti hawa nafsu, tradisi, dan ajaran warisan nenek moyang mereka, dengan mengabaikan dasar pokok yang bersifat muhkam (jelas dan pasti), yaitu penghambaan dan ketaatan Isa kepada Allah swt.

 

 

Suatu ketika Rasulullah saw. membaca ayat tersebut (Ali Imran: 7), lalu beliau bersabda: “Jika kalian melihat orang-orang yang mengikuti ayat-ayat mutasyabihat, maka mereka adalah orang-orang yang disebutkan Allah swt. dalam ayat ini, maka waspadalah dan berhati-hatilah terhadap mereka.” (HR. Muslim)

 

 

Orang-orang yang mengikuti ayat-ayat mutasyabihat, adakalanya karena ingin menimbulkan keraguan terhadap Al-Quran dan menyesatkan orang awam. Seperti yang dilakukan oleh golongan Zanadiqah dan Qaramithah yang menyangsikan kebenaran Al-Quran.

 

 

Adakalanya pula mereka meyakini bahwa yang dimaksudkan dalam ayat-ayat mutasyabihat adalah sesuai makna zhahirnya, seperti golongan Mujassimah yang menyakini bahwa Allah SWT memiliki jisim dan bentuk. Mahasuci Allah dari itu semua.

 

 

 

Ayat mutasyabihat seperti di atas diturunkan antara lain untuk memotivasi para ulama agar giat melakukan studi, menalar, berpikir, teliti dalam berijtihad, dan menangkap pesan-pesan agama. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Prof. Dr. Quraisy Syihab dalam kitab tafsirnya. Wallahu a’lam.

 

 

Kontributor

  • Arif Khoiruddin

    Lulusan Universitas Al-Azhar Mesir. Tinggal di Pati. Pecinta kopi. Penggila Real Madrid.