Shalat
Idul Fitri adalah shalat yang dilaksanakan saat Hari
Raya Idul Fitri atau disebut dengan istilah Lebaran.
Shalat
Idul Fitri bukan shalat yang biasa kita lakukan rutin, ia hanya dilakukan setelah kita melaksanakan puasa Ramadhan. Apa
yang dilakukan untuk shalat Idul Fitri sebagaimana disyariatkan agama Islam memiliki
makna serta keutamaan jika kita tunaikan.
Berikut
adalah penjelasan mengenai shalat Idul Fitri, agar kita bisa memahami dan
mendapatkan keutamaannya dalam melaksanakannya.
Hukum
Pelaksanaan Shalat Idul Fitri
Sebelum
mengetahui mengenai keutamaannya, hendaknya kita mengetahui tentang hukum pelaksanaan shalat Idul
Fitri terlebih dahulu.
Dalam
hukum pelaksanaan shalat Idul Fitri, ulama berbeda pendapat.
Setidaknya dapat dibagi dalam beberapa pendapat sebagai berikut:
1.
Sunnah Muakkad
Sunnah
Muakkad adalah sunnah yang sangat dianjurkan atau ditekankan. Pendapat mengenai
hukum shalat Idul Fitri adalah Sunnah Muakad adalah pendapat para jumhur (mayoritas) ulama, yaitu menurut mazhab
Syafi’i dan mazhab Maliki. Hal ini dikarenakan shalat Idul Fitri hanya
dilaksanakan setahun sekali dan merupakan bagian dari serangkaian ibadah di
bulan Ramadhan.
2. Fardhu
Kifayah
Fardhu
Kifayah adalah hukum yang bersifat wajib bagi umat muslim secara kesatuan.
Untuk itu, hukumnya adalah pada kesatuan umat Islam. Karena sifat fardhu
kifayah, jika sebagian besar umat Islam sudah melaksanakannya, maka sudah
cukup. Pendapat ini dikemukakan oleh imam mazhab Hambali.
3. Fardhu
Ain
Fardhu
Ain adalah hukum ibadah yang wajib bagi setiap muslim atau muslimah. Untuk itu
jika tidak dilakukan maka akan berdosa. Pendapat ini adalah
dari imam mazhab Hanafi.
Keutamaan
Shalat Idul Fitri
Shalat
Idul Fitri dengan hukum sebagaimana yang telah dijelaskan di awal memiliki
berbagai keutamaan yang bisa menjadi hikmah dan makna yang bisa kita ambil.
Hikmah ini sejalan dengan rukun Islam, rukun
iman, dan fungsi agama.
1.
Mengagungkan Asma Allah SWT
Dengan
melaksanakan shalat Idul Fitri, kita pasti akan mengucapkan asma Allah
berkali-kali terutama kalimat takbiratul ihram, atau Memahabesarkan Allah. Dengan begitu kita akan mendapatkan pahala dari
mengagungkan dan mengucapkan atau berzikir atas nama Allah.
Bagi kita yang jarang berdzikir dan mengucapkan nama Allah, ini
adalah kesempatan besar untuk kita kembali mengingat Allah di hari Raya Besar
Umat Islam ini.
2. Shalat
Berjamaah
Shalat
Idul Fitri sudah pasti dilaksanakan secara berjamaah (mayoritas). Untuk itu,
dari pelaksanaan shalat berjamaah ini akan membuat kita mendapatkan pahala shalat
berjamaah yang besar dari Allah SWT.
Inilah
kesempatan besar bagi umat Islam untuk merapatkan barisan dan mendapatkan
kebersamaan lewat shalat berjamaah.
Di
saat shalat berjamaah,
kita tidak akan memandang bulu, suku, jabatan, rupa, dan hal-hal
lainnya. Selagi mereka bersujud kepada Allah dan membesarkan asma Allah,
sekaligus melaksanakan shalat, maka mereka adalah
saudara semuslim yang harus kita jaga.
Dengan
shalat Idul Fitri, kita juga mendapatkan kesempatan untuk bersilaturahmi
sesama muslim. Mungkin di bulan-bulan atau kesempatan lainnya kita akan jarang melakukan itu. Momen
Idul Fitri ini menjadi kesempatan bagi kita bertemu dan saling
bermaaf-maafan dengan kerabat terdekat kita atau tetangga.
Saat
Idul Fitri inilah semua orang Islam keluar dari rumah dan menyempatkan untuk
bisa ikut shalat berjamaah Idul Fitri di masjid atau lapangan lingkungan
sekitarnya. Inilah keutamaan shalat Idul Fitri, di mana Allah
SWT tidak hanya memasukkan unsur ketauhidan
atau hubungan
manusia
dengan Allah saja, namun juga memiliki dampak terhadap hubungan manusia dengan
manusia lainnya.
Menurut
mazhab
Syafi’i dan mazhab Maliki, shalat Hari Raya dapat dilakukan secara perorangan (seorang diri)
maupun secara berjamaah.
Sedangkan
menurut mazhab
Hanafi dan Hanbali, shalat Hari Raya wajib dilakukan secara berjamaah.
3.
Merayakan Bersama Kemenangan Umat Islam
Dengan
melaksanakan shalat Idul Fitri kita juga bisa merayakan hari kemenangan bersama
dengan umat Islam lainnya. Kita bisa merasakan kebersamaan dan kebahagiaan dari
apa yang dilakukan setelah shalat Idul Fitri. Kebersamaan
dan merasakan kebahagiaan bersama adalah hal yang mahal dan tidak tertandingi
oleh apapun.
4.
Menunjukkan Ukhuwah Islamiyah dan Kekuatan Umat Islam
Karena
hukumnya yang Sunnah Muakkad atau Fardhu Kifayah atau bahkan Fardhu Ain, maka shalat
Idul Fitri membuat orang-orang Islam akan terdorong untuk melaksanakannnya.
Pengertian
ukhuwah
islamiyah,
insaniyah
dan wathaniyah
tentunya sangat penting untuk dipahami dan dilakukan oleh umat Islam. Dengan
berkumpulnya umat Islam, akan membawa efek kepada ukhuwah islamiyah.
Hal ini juga sekaligus menunjukkan bahwa umat Islam adalah umat yang besar dan
padu. Hendaknya juga menjadi motivasi bagi umat Islam agar saling membantu
dalam kebaikan dan juga memberikan dorongan agar memajukan Islam bersama.
Pelaksanaan
Shalat Idul Fitri
Karena
shalat Idul Fitri tidak sama dengan shalat wajib lainnya, maka ada hal yang
berbeda dalam pelaksanaannya. Hal ini dikarenakan saat ini adalah hari raya
besar umat Islam dan juga sebagai perayaan hari kemenangan kaum muslimin sedunia.
1.
Jumlah Rakaat Idul Fitri
Jumlah
rakaat dalam shalat Idul Fitri ini adalah 2 (dua) rakaat. Hal ini sebagaimana
riwayat dari Sayidina Umar ra. Pelaksanaannya dilakukan secara sempurna tanpa qashar.
2. Waktu
Pelaksanaannya
Waktu
pelaksanaan shalat Idul Fitri adalah saat matahari seukuran satu tombak hingga
tergelincir. Selain itu, hal ini juga merupakan ijmak para ulama
dan pertimbangan dari hadits-hadits Nabi SAW.
Syekh
Abu Bakar Al-Jazairi mengatakan bahwa Rasulullah SAW mengawalkan waktu Shalat
Idul Adha sedangkan untuk Shalat Idul Fitri diakhirkan waktunya.
3.
Pelaksanaan Khotbah Idul Fitri Setelah Shalat
Setelah
pelaksanaan Shalat Idul Fitri, maka dilakukan penyampaian khotbah
dari khatib.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA bahwa beliau melakukan shalat Id bersama Rasulullah
SAW dan para sahabat lainnya seperti
Sayyidina Umar, Abu
Bakar, dan Utsman.
Pelaksanaan
Shalat Id mereka adalah sebelum khotbah berlangsung.
4
(Empat) Imam mazhab sepakat bahwa Shalat Id dimulai dengan takbiratul ihram. Mereka berbeda pendapat tentang jumlah takbir sesudahnya.
Mazhab
Hanafi: 3 (tiga) kali takbir dalam rakaat pertama dan 3 (tiga) kali dalam rakaat
kedua.
Mazhab
Maliki dan mazhab Hanbali: 6 (enam) kali takbir pada rakaat pertama dan 5
(lima) kali takbir pada rakaat kedua.
Mazhab
Syafi’i : 7 (tujuh) kali takbir pada rakaat pertama dan 5 (lima) kali takbir
pada rakaat kedua.
Shalat
Id di Masjid atau Tanah Lapang
Dalam
masalah ini, Imam Syafi’i berpendapat apabila masjid di sebuah daerah dapat
menampung banyaknya jamaah, maka tidak perlu melaksanakan Shalat Id di tanah
lapang.
Lain
halnya apabila masjid yang ada tidak cukup menampung banyaknya jamaah, maka shalat
Id di masjid
tidak disarankan.
أَنَّهُ إِذَا كاَنَ مَسْجِدُ البَلَدِ وَاسِعاً صَلُّوْا فِيْهِ
وَلاَ يَخْرُجُوْنَ…. فَإِذَا حَصَلَ ذٰلِكَ فَالمَسْجِدُ أَفْضَلُ
“Jika
masjid
di suatu daerah luas (dapat menampung jamaah) maka sebaiknya shalat di masjid
dan tidak perlu keluar…. karena shalat di masjid lebih utama.”
Dari
fatwa Imam Syafi’i tersebut, Al-Hafidz Ibnu Hajar Al-Asqalani ra. dalam Fathul
Bari menarik kesimpulan bahwa tempat pelaksanaan Shalat Id adalah
bergantung pada luas dan sempitnya suatu daerah untuk melaksanakan Shalat Id.
Maka,
demi kemuliaan
masjid,
melaksanakan Shalat Id di masjid adalah lebih utama dibanding melaksanakannya di tanah
lapang.
Sedangkan
menurut kalangan Malikiyah, shalat Id di tanah lapang adalah Mandub atau Sunnah.
Sedangkan di masjid adalah Makruh kecuali di Masjidil Haram.
Berbeda
pula dengan kalangan Hanbaliyah dan Hanafiyah yang berpendapat bahwa Shalat Id
di tanah lapang adalah Sunnah sedangkan di Masjid adalah Makruh termasuk
Masjidil Haram.
Demikian
penjelasan singkat terkait keutamaan shalat Idul Fitri yang sangat luar biasa.
Oleh karena itu, bagi mereka yang melaksanakan Shalat Id pada 1 Syawwal akan
mendapatkan pahala yang luar biasa dari Allah SWT dan berguna sebagai
penolongnya kelak di akhirat nanti. Wallahu a’lam.