Scroll untuk baca artikel
SanadMedia
Pendaftaran Kampus Sanad
Artikel

Hukum Minum Air Kencing Unta

Avatar photo
23
×

Hukum Minum Air Kencing Unta

Share this article

Sayyiduna Rasulullah SAW membolehkan
minum
air
kencing unta
yang mengkonsumsi tumbuhan di padang

atau
lahan yang dibolehkan di tengah padang
pasir. Karena unta
-unta itu
memakan tumbuhan padang pasir yang mengandung banyak rerumputan yang berguna
secara kedokteran.

Kencing unta itu pun jadinya mengandung
obat, sehingga Sayyiduna Rasulullah SAW membolehkan minum air kencing unta
untuk beberapa penyakit dalam tubuh di zaman
beliau. Karena di zaman itu tidak ada obat-obatan di pasaran dan juga belum ada pabrik-pabrik obat.

Oleh karenanya, Sayyiduna Rasulullah SAW
memanfaatkan yang ada di masa itu, yaitu air kencing unta yang dirawat di
padang sahara.

Jadi, tidak dibenarkan untuk zaman
sekarang: mengambil unta yang makanannya sudah siap jadi dan beracun; karena
itu akan mengakibatkanmu sakit.

Karena unta sekarang bukan jenis unta
yang dibolehkan Sayyiduna Nabi SAW untuk diminum air kencingnya.

Jadi unta yang air kencingnya boleh
diminum adalah unta yang dipelihara di tengah sahara
dan mengkonsumsi tanaman sahara yang tidak
disemprot dengan pembasmi hama d
an pestisida lainnya.

Jadi
unta itu benar
-benar mengkonsumsi
makanan bersih.
Diproses
dalam perut
, sehingga
intisari dari tanaman sahara yang berkhasiat itu keluar dari air kencingnya.

Itulah yang boleh diminum, ketika sudah tidak ada obat-obat yang lain lagi.

Sementara jika ada obat lain, tinggalkan
air kencing itu
dan
gunakan obat yang lain.

Apa Fungsi Air Susu Unta?

Demi Allah, unta zaman dulu yang tidak
mengkonsumsi tanaman yang diberi obat hormon
, maka tentu saja bagus untuk kesehatan.

Tapi sekarang mendapatkan unta seperti
itu di
mana?
Kita tidak dapat.

~ Faedah dars jum’at 1 Januari 2021 bersama Maulana Syekh
Yusri Rusydi al-Hasani hafizhahullah.

Kontributor

  • Hilma Rosyida Ahmad

    Bernama lengkap Ustadzah Dr. Hilma Rasyida Ahmad. Menimba ilmu di Universitas Al-Azhar. Beliau juga salah satu murid Syekh Prof. Dr. dr. Yusri Abdul Jabbar al-Hasani asy-Syadzili.