Scroll untuk baca artikel
SanadMedia
Pendaftaran Kampus Sanad
Artikel

Kalian Sukses Berkat Orang-orang Lemah

Avatar photo
28
×

Kalian Sukses Berkat Orang-orang Lemah

Share this article

Dalam peperangan,
harta rampasan dibagi untuk setiap orang yang yang ikut serta tanpa memandang
apakah orang itu kuat ataupun lemah.

Sa’ad bin Abi Waqash
ra. merupakan seorang yang hebat dan perkasa dalam peperangan. Dia menuntut
untuk mendapatkan pembagian yang lebih besar dibanding yang lemah.

Tapi Sayyiduna
Rasulullah
saw. menyampaikan
bahwa kaum yang lemah itu bukanlah kaum yang layak diremehkan. Mereka punya
jiwa yang penuh harapan pada Allah swt. karena tidak punya keistimewaan apapun
sehingga: “Kalian menang berkat kaum yang lemah di antara kalian”.

Berbeda halnya
dengan kaum yang kuat, kadang lebih bertumpu pada kekuatan dan kehebatan diri.
makanya do’a kaum lemah mungkin lebih dikabulkan.

Jadi jangan ada
orang kuat yang mengira bahwa kesuksesannya itu karena murni kehebatan dirinya.

Kamu itu diberi
kekuatan oleh Allah karena mereka yang lemah.

Demi Allah, aku
menyaksikan begitu banyak orang yang kuat mengurus keluarganya yang lemah;
banyak laki-laki yang menggendong saudaranya, saudarinya, ayahnya dan ibunya
untuk cuci darah 2 kali dalam sepekan. Pulang pergi melakukan itu, disamping
sibuk bekerja dan membiayai saudaranya.

Begitu kuat.

Dan ketika yang
sakit meninggal, orang yang selama ini kuat melakukan berbagai kegiatan itu pun
sakit juga. seakan Allah SWT memberi kekuatan itu untuk menjaga yang sakit.

Jadi kamu tidak
mengetahui: Kamu itu diberi rezeki demi siapa? Kamu tidak mengetahui kamu itu
diberi kekuatan demi siapa?

Jadi jangan
sampai kamu menyia-nyiakan orang lemah yang kamu urus atau orang sakit yang
kamu rawat. Boleh jadi kamu dijaga dari berbagai penyakit demi mengurus mereka.
Boleh jadi kamu diluaskan rezekimu karena kamu menafkahi mereka.

Sayyiduna Nabi Muhammad
saw. bersabda, “Kalian tidak dimenangkan dan diberi rezeki kecuali
karena orang-orang lemah di antara kalian.”

Berbeda dengan di
Barat yang mengajak pada maut Rahim atau anesthesia, maksudnya orang lemah yang
sakit dan tidak punya biaya, disuntik mati agar kamu tidak sibuk mengurusnya.

Mereka itu para
penjahat, menimbang segalanya dengan materi tanpa mengetahui bahwa Allah swt.
yang mengatur semuanya.

Sementara kita,
bagaimana pun melihat seseorang sakit parah, kita akan terus berdoa semoga
disembuhkan Ya Rabb. Tidak ada yang mendoakan siapapun untuk mati.

Di Barat, tidak
cuma mendoakan, mereka memang membunuh.

Semoga Allah menyelamatkan
kita.

Mereka menamainya
“maut rahim” arti katanya kematian dengan sayang.  Padahal kenyataannya tidak begitu. Karena ini
zaman Dajjal Pendusta yang memutarbalikkan kata. Kematian mereka sifati dengan saying,
padahal itu pembunuhan.

Memangnya manusia
itu kambing?!

Kalau kambing
kita sembelih karena Allah swt. menciptakannya memang untuk dimakan. Tapi
manusia makhluk yang dimuliakan.

Suatu yang
menyedihkan; sebagian medis muslim kita terbawa pemikiran ini, dengan alasan:
itu memberatkan negara, masyarakat dan lain-lain karena mereka kaum yang tidak
bisa berkarya dan bekerja. Mereka hanya mulut-mulut yang makan tapi tangan
tidak bekerja, jadi menjadi beban kita. maka layak sirna. Dan mereka
terpengaruh.

Tapi Sayyiduna
Nabi Muhammad saw. mengingatkan kita. Beliau bersabda, “Seandainya bukan
karena orang-orang tua yang rukuk (bermunajat). Anak-anak kecil yang masih
menyusu, binatang-binatang ternak yang memamah rumput, maka Allah tentu membalikkan
bumi.”

Jadi kalian harus
perhatikan hal ini, karena umat Sayyiduna Nabi Muhammad saw. mempunyai metode dan
pandangan hidup yang berbeda dari umat-umat yang lainnya.

Faedah ngaji 17
Maret 2021M bersama Maulana Syekh Yusri Rusydi al-Hasani hafizhahullah.

Kontributor

  • Hilma Rosyida Ahmad

    Bernama lengkap Ustadzah Dr. Hilma Rasyida Ahmad. Menimba ilmu di Universitas Al-Azhar. Beliau juga salah satu murid Syekh Prof. Dr. dr. Yusri Abdul Jabbar al-Hasani asy-Syadzili.