Scroll untuk baca artikel
SanadMedia
Pendaftaran Kampus Sanad
Buku

Ushul Fikih ala Kiai Sahal

Avatar photo
54
×

Ushul Fikih ala Kiai Sahal

Share this article

Sangat jarang sekali terdapat ulama nusantara yang menulis dalam bidang ushul fikih. Karena memang ushul fikih ini dikenal sebagai salah satu bidang keilmuan yang rumit dan sulit. Ushul fikih bukanlah ilmu matang, melainkan ia adalah sebuah ilmu untuk mengetahui metodologi pengambilan hukum-hukum fikih.

Di antara salah satu ulama yang berhasil menulis karangan di bidang ushul fikih adalah KH. Sahal Mahfudz. Beliau memang dikenal sebagai sosok pakar dalam bidang ini. Salah satu karyanya yang hingga saat ini terus dikenang adalah Thariqat al-Hushul ala Ghayatil Wushul.

Kitab ini merupakan hasyiyah atau penjelas dari Ghayat al-Wushul karangan Syekh Zakariya al-Anshari. Sedangkan Ghayatul Wushul sendiri merupakan syarah dari kitab Lubb al-Ushul yang juga merupakan karangan Syekh Zakariya al-Anshari. Karangan Syekh Zakaria dalam dunia pesantren dikenal dengan redaksi dan bahasanya yang sangat padat dan ringkas. Sehingga untuk pelajar pemula hal itu dirasa sangat sulit. Mungkin dengan alasan itulah KH. Sahal Mahfudz menulis hasyiah yang menjelaskan dan menghilangkan keruwetan bahasa dari Ghayatul Wushul.

Prose penulisan kitab ini pada mulanya kiai Sahal diminta oleh para santri di Sarang untuk membacakan kitab Ghayat al-Wushul karangan Syekh Zakariya al-Anshari. Pada saat itu posisi Kiai Sahal masih menjadi santri di Sarang. Usianya masih sangat belia, 24 tahun.

Beliau pun meminta izin kepada KH. Zubair dan beliau kemudian memberikan izin. Kiai Sahal kemudian membacakan kitab Ghayatul Wushul kepada santri setiap harinya. Di sela-sela mengajar tersebut, Kiai Sahal juga memberikan catatan-catatan dan ta’liqat terkait kitab tersebut.

Uniknya dalam menyusun dan menulis kitab ini Kiai Sahal menggunakan referensi manuskrip asli kitab Nail al-Ma’mul karangan KH. Mahfudz Termas. Naskah ini menurut sebagian sumber merupakan koleksi dari KH. Manshur Lasem yang tidak lain adalah saudara ipar dari KH. Sahal Mahfudz. Sebagai catatan Koleksi KH. Manshur tersebut merupakan koleksi ayahandanya yang merupakan sekretaris pribadi syekh Mahfudz Termas. Akhirnya kitab ini pun dapat diselesaikan tepat pada 5 Ramadhan 1380 H (3 Maret 1961).

Dalam menulis kitab ini Kiai Sahal menggunakan bahasa yang mudah dipahami. Tidak banyak menggunakan istilah. Kitab setebal 572 halaman ini pun mungkin akan sedikit banyak membantu bagi santri yang ingin memperdalam ilmu Ushul FIkih.

Kiai Sahal dan Ushul Fikih

Yang menarik dari sosok Kiai Sahal adalah kepakarannya dalam bidang ushul fikih. Ini terlihat dari karyanya baik buku, kitab atau gagasan pemikiran yang selalu berlandaskan kaidah ushul fikih.

Dalam pandangan Kiai Sahal, fikih sebagai kebenaran ortodoksi berujung pada pola “mendudukkan realitas kepada kebenaran fikih”. Sebaliknya, fikih sebagai pemaknaan sosial berarti menjadikan fikih sebagai wacana pembanding dan penyanding dalam bingkai kehidupan sosial kemasyarakatan.

Maka jelas, fikih tidak hanya memiliki corak hitam-putih. Di tangan Kiai Sahal, fikih menjadi lebih berwarna. Ia bukan saja memberikan jawaban yang tidak hitam-putih, tapi sekaligus selalu berupaya mencari solusi bagi problematika kemasyarakatan secara luas.

Kiai Sahal juga memelopori paradigma bermazhab yang terhitung baru di kalangan pesantren. Jika selama ini umat Islam, utamanya warga NU, kukuh bermazhab secara qauli (ucapan) dengan cara mengambil pendapat para ulama terdahulu, maka Kiai Sahal menawarkan gagasan bermazhab secara manhaji atau metodologis. Tentu saja piranti yang digunakan adalah segenap ilmu yang berkaitan dengan fikih seperti ilmu ushul fiqh dan qawaid fiqhiyyah.

Judul Kitab     : Thariqat al-Hushul ala Ghayatil Wushul

Pengarang       : KH. Sahal Mahfudz

Penerbit         : PP. Maslakul Huda Kajen Pati

Jumlah hal      : 572 Halama

Kontributor

  • Ahmad Yazid Fathoni

    Santri, Pustakawan Perpustakaan Langitan, suka menggeluti naskah-naskah klasik.