Scroll untuk baca artikel
SanadMedia
Pendaftaran Kampus Sanad
Buku

Awal Cerita Lahirnya Nadhom Aqidatul Awam

Avatar photo
33
×

Awal Cerita Lahirnya Nadhom Aqidatul Awam

Share this article

Para ulama mengutip sebuah kisah unik dan menarik dari pengarang nadhom Aqidatul Awam. Kisah tersebut menjelaskan asal mula terciptanya sebuah kitab syair ilmu tauhid dengan akidah Ahlus sunnah wal jamaah.

Sayyid Ahmad Al-Marzuki menjelaskan perkara-perkara yang wajib diketahui dan yang wajib dijauhi oleh seorang mukmin dalam nadhom Aqidatul Awam.

Mayoritas umat Islam meyakini bahwa Ahlus sunnah wal jamaah adalah pengikut mazhab Asy’ari dan Maturidi. Tetapi tidak sedikit pula yang berasumsi bahwa aliran Wahabi juga masuk dalam golongan Ahlus sunnah. Padahal menurut para ulama yang otoritatif di kalangan Sunni, aliran Wahabi tergolong Khawarij.

Tokoh Utama Pencipta Nadhom Aqidatul Awam

Syair nadhom akidah Ahlus sunnah wal jamaah yang terkenal dengan sebutan nadhom Aqidatul Awwam, diciptakan oleh Sayyid Ahmad Al-Marzuki.

Beliau ulama saleh yang berpegang teguh pada mazhab Maliki dalam bidang fikih, dan menganut Imam al-Asy’ari dan al-Maturidi dalam bidang akidah.

Nama lengkap beliau adalah Syaikh Ahmad bin Sayyid Ramadhan Manshur bin Sayyid Muhammad Al-Maliki Al-Marzuki Al-Hasani. Nasabnya terus bersambung kepada Sayyidina Hasan bin Ali bin Abi Thalib, cucu Rasulullah Saw. Beliau kerap disapa dengan sebutan Abu Al-Fauz. Dilahirkan di kota Sinbath, Mesir pada tahun 1205 H.

Kegigihannya dalam menuntut ilmu diawali dengan belajar dan menghafal al-Quran. Lalu dilanjutkan dengan memperdalam ilmu qiroa’ah asyarah. Perjuangan dan keikhlasannya tidak sia-sia. Beliau menjadi ulama yang alim lagi cerdas sehingga dilantik menjadi mufti mazhab Malikiyah di kota Mekkah pasca wafat saudaranya Sayyid Ahmad pada tahun 1261 H.

Baca juga: 

Sayyid Ahmad Al-Marzuki tak pernah membiarkan waktu terlewat begitu saja tanpa diisi dengan sesuatu yang bermanfaat. Mengabdikan diri kepada umat adalah kewajibannya.

Kegiatannya sehari-hari diisi dengan mengajar al-Quran, Tafsir, Hadits, ilmu syariat lain di Masjidil Haram. Beliau mengajar tepat berada di samping makam Imam Malik. Di penghujung waktu sebelum wafat, beliau menyempatkan menelaah dan mengkaji Tafsir Al-Baidhowi. Beliau wafat pada tahun 1262 H di Mekkah, dan disemayamkan di pemakaman Ma’allah.

Sayyid Ahmad Berjumpa Rasulullah Saw dalam Mimpi

Alkisah, Sayyid Ahmad bertemu dengan Nabi Muhammad Saw dalam mimpi. Beliau melihat Rasulullah beserta para sahabat sedang berdiri mengerumuni dirinya.

Rasulullah Saw berkata kepadanya, “Bacalah manzhumah tauhid yang jika siapa saja menghafalnya akan masuk surga, dan akan mendapatkan segala kebaikan sebagaimana yang telah tertera dalam kitab dan sunnahku!”

Dengan rasa penuh penasaran, Sayyid Ahmad bertanya, “Apakah mandzumah itu wahai Rasulullah?”

Lalu para sahabat berkata, “Dengarkanlah apa yang diucapkan oleh Rasulullah Saw!”

Setelah itu Rasulullah mengatakan,

(قل أبدأ باسم الله والرحمن) حتى قوله (وصحف الخليل والكليم … فيها كلام الحكم والعليم)

Ucapkanlah, “Aku memulainya dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih…” hingga sampai pada nadhom “Dan pada lembaran-lembaran Kholil dan Kalim ….(Nabi Ibrahim As yang menjadi kekasih Allah dan Nabi Musa As yang telah berbicara kepadaNya secara langsung tanpa hijab), di dalamnya terdapat kalam-kalam hikmah serta pengetahuan.”

Seusai Rasulullah mendiktekan, Sayyid Ahmad kembali mengucapkan apa yang didengarnya sembari didengarkan langsung oleh Nabi dan para sahabat.

Tak lama kemudian, beliau tersadar dari tidur. Berusaha mengingat apa yang terjadi dalam mimpi, beliau mencoba kembali mengucapkan apa yang disampaikan Rasulullah Saw kepadanya. Dengan rasa syukur dan gembira, ternyata dirinya masih menghafal perkataan Rasulullah dalam keadaan sadar.

Pada malam selanjutnya, Sayyid Ahmad kembali terlelap setelah berat menahan kantuk yang menimpa dirinya dikarenakan sibuk dalam menelaah ilmu dan ibadah.

Baca juga:

Pada malam itu, beliau kembali berjumpa dengan Rasulullah. Nabi berkata, “Wahai Ahmad, Bacalah apa yang telah aku kumpulkan di hati kamu sebelumnya.”

Lalu Sayyid Ahmad membacanya dengan fasih dan lancar dari awal hingga akhir di hadapan Rasulullah Saw. Sementara itu, para sahabat ikut menyaksikan di sekelilingnya sembari mengucapkan amin setiap kali dibacakan satu bait.

Selepas membaca bait yang terakhir, Nabi Muhammad Saw berkata, “Semoga Allah Swt memberikanmu taufiq dan ridha kepadamu, serta menerima  apa yang kamu bacakan. Semoga Allah senantiasa memberkahimu dan kaum mukminin, dan menjadikan ilmumu bermanfaat di antara hamba-hamba-Nya. Amin.”

Berita ini pun tersebar ke masyarakat luas, sehingga mereka mengetahui dan bertanya langsung apa yang terjadi kepada Sayyid Ahmad. Beliau pun menjawab semua pertanyaan yang mereka lontarkan dengan sebenar-benarnya. Kemudian beliau menambahkan mandzumah dari bait:

وكل ما أتى به الرسول          فحقه التسليم والقبول

“(Dan seluruh apa yang datang dari Rasul, itulah adalah benar dan diterima)” berlanjut hingga bait terakhir.

Itulah serangkaian kisah awal mula terciptanya syari nadhom Aqidatul Awam yang didiktekan langsung oleh Rasulullah Saw kepada Sayyid Ahmad Marzuki dalam mimpinya. Kemudian dilengkapi oleh beliau hingga akhir bait.

Riwayat  ini shahih, bersanad langsung kepada Sayyid Ahmad. Beliau sendirilah yang telah menyampaikan langsung kepada para muridnya dan terus berlanjut dari masa ke masa hingga sekarang.

Dengan izin Allah Swt, mandzumah Aqidatul Awam ini menjadi pondasi dasar akidah Ahlus sunnah wal jamaah. Wallahu a’lam bis showab.

Referensi:

  • Imtaul Fudhala bi Taraajimil Qurra fiima ba’da al-Qarni ats-Tsaamin al-Hijri, karya Ilyas bin Ahmad Husein Al-Burmawi.
  • Jalaaul Ifham Syarh Aqidatul Awwam, karya Syekh Ihya Ulumuddin.

Kontributor

  • Faisal Zikri

    Pernah nyantri di Daarul 'Uulum Lido Bogor. Sekarang meneruskan belajar di Imam Shafie Collage Hadhramaut Yaman. Suka membaca, menulis dan sepakbola.