Tiga Alasan
Berpuasa Setelah Nisfu Sya’ban
Bolehkah berpuasa setelah lewat separuh bulan
Sya’ban?
Jawaban:
Pada bulan
Sya’ban ada anjuran puasa sunnah, namun bila telah memasuki pertengahan bulan
Sya’ban maka tidak diperbolehkan, berdasarkan hadis:
إِذَا انْتَصَفَ شَعْبَانُ فَلا
تَصُومُوا
“Jika
Sya’ban sudah pertengahan maka janganlah berpuasa.” (HR. Abu Daud, Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Menurut ulama
kita, ada pengecualiannya, yaitu:
1. Memiliki
kebiasaan puasa sunah seperti Senin-Kamis. Dalam hadis Nabi shalallahu
alaihi wasallam bersabda:
لا تَقَدَّمُوا رَمَضَانَ بِصَوْمِ
يَوْمٍ وَلا يَوْمَيْنِ إِلا رَجُلٌ كَانَ يَصُومُ صَوْمًا فَلْيَصُمْهُ
“Janganlah kalian
mendahului puasa Ramadhan dengan puasa 1 atau 2 hari, kecuali seseorang yang
biasa berpuasa sunah, maka lakukanlah puasanya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
2. Qadha Puasa
Ramadhan
ﻓﺈﻥ ﺻﺎﻣﻪ ﻋﻦ ﻗﻀﺎء ﺃﻭ ﻧﺬﺭ ﺃﻭ ﻛﻔﺎﺭﺓ
ﺃﺟﺰﺃﻩ … ﻭﻷﻧﻪ ﺇﺫا ﻛﺎﻥ ﻋﻠﻴﻪ ﻗﻀﺎء ﻳﻮﻡ ﻣﻦ ﺭﻣﻀﺎﻥ ﻓﻗﺪ ﺗﻌﻴﻦ ﻋﻠﻴﻪ ﻷﻥ ﻭﻗﺖ ﻗﻀﺎﺋﻪ ﻗﺪ ﺿﺎﻕ
“Jika berpuasa
setelah pertengahan Sya’ban untuk qadha Ramadhan, puasa nadzar atau kafarat
maka boleh… Dan bila seseorang punya tanggungan puasa Ramadhan maka wajib
baginya untuk qadha karena waktunya sudah sempit.” (Al Majmu’, 4/399)
Hal ini
berdasarkan riwayat:
ﻋﻦ ﻋﺎﺋﺸﺔ ﺭﺿﻲ اﻟﻠﻪ ﻋﻨﻬﺎ ﺗﻘﻮﻝ: ﻛﺎﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﻋﻠﻲ اﻟﺼﻮﻡ ﻣﻦ ﺭﻣﻀﺎﻥ، ﻓﻤﺎ ﺃﺳﺘﻄﻴﻊ ﺃﻥ ﺃﻗﻀﻴﻪ ﺇﻻ ﻓﻲ
ﺷﻌﺒﺎﻥ
Aisyah berkata,
“Saya punya hutang puasa Ramadhan dan saya tidak bisa mengqadha kecuali di
bulan Sya’ban.” (HR. Muslim)