Scroll untuk baca artikel
SanadMedia
Pendaftaran Kampus Sanad
Tokoh

Maslama Al-Majriti: Mahaguru Ilmu Kimia dari Andalus

Avatar photo
26
×

Maslama Al-Majriti: Mahaguru Ilmu Kimia dari Andalus

Share this article

Seandaianya
ditanya, apa yang menarik jika membincangkan Madrid, ibukota negara Spanyol?
Secara otomatis sebagian
besar orang akan menjawab rivalitas dua kesebelasan sepak bola paling gacor
saat ini, yaitu Real Madrid dan Atletico Madrid. 

Tetapi,
Madrid yang dikenal sebagai kota kosmopolit saat ini tidak bisa terlepas dari pengaruh
dan sumbangsih tokoh-tokoh hebat pendahulunya. Salah satunya ialah cendekiawan
ilmu kimia abad 10 M. Bahkan, dia menyandang satu-satunya penisbatan nama dari
kota ini menjadi nama pamornya, yaitu Al-Majriti.

Menurut salah satu riwayat,
kata “Majrit” 
  ( مجريط  ) berasal dari gabungan dua bahasa—bahasa arab dan bahasa latin. مجرى dari bahasa Arab yang mempunyai makna tempat mengalirnya
air. Dan
إيتو” dari bahasa Latin yang bermakna melimpahnya
air yang mengalir.

Dialah
Abu Al-Qasim Maslama bin Ahmad bin Qasim bin Abdullah Al-Majriti. Dilahirkan
pada tahun 338 H/ 950 M di daerah “Majrit” atau yang sekarang
tersohor dengan sebutan Madrid . Namun, berjalannya waktu,
akhirnya  ia memutuskan pindah ke Kordoba
dan meninggal di sana pada tahun 398 H / 1007 M.

Al-Majriti
selalu berkelana mencari ilmu, dan berdiskusi dengan para cendekiawan yang
lebih senior seputar temuan terbaru dari penelitiannya. Sehingga, dia hobi melakukan
perjalanan ke negara-negara Timur, dan menghubungi para sarjana-sarjananya.

Sekembalinya
ke Cordoba, Al-Majriti kemudian mendirikan madrasah ilmiah, yang mencakup ilmu
teoritis dan terapan, setipe dengan pendidikan modern  layaknya univertas-universitas sekarang. Banyak
tokoh terdidik di bidang matematika, astronomi, kedokteran, filsafat, kimia,
dan hewan yang mencucup ilmu di madrasah tersebut, seperti Abu al-Qasim
al-Gharnati—yang terkenal dengan karyanya tentang astrolab—dan Abu Bakr al-Kirmani—yang
terkenal dengan buku panduan pembedahan.

Berkat
kiprah gemilangnya, dia berhasil mencetak 
jebolan ilmuwan-ilmuwan berkelas yang mempengaruhi perkembangan ilmu di
daerah Andalusia dengan pengetahuan yang mereka miliki. Sehingga sanjungan dan
namanya seolah-olah memang diciptakan saling akrab satu sama lain.

Salah
satu sanjungan ini datang dari Ibn
u Khaldun—seorang
filosof dan peletak dasar ilmu sosial. Al-Majriti  disebut sebagai gurunya orang-orang Andalusia.

وقال عنه ابن خلدون: “مسلمة المجريطي شيخ
الأندلس في علوم الكيمياء في القرن الثالث

“Maslama Al-Majriti adalah Syaikhul
Andalus dalam bidang ilmu kimia di abad ke tiga
,” kata Ibnu Khaldun.

Al-Majriti
telah menetapkan syarat bagi setiap orang yang ingin bekerja di bidang kimia. B
arangkali
syarat ini berangkat dari keinginannya untuk membebaskan kimia dari mitos-mitos
buruk yang mengitarinya.

Pertama,
seorang murid harus memenuhi syarat-syarat tertentu, apabila tidak, tak akan
berhasil: seorang murid harus membaca Euclid (matematika), membaca Almagest
(astronomi) karya Polemy, dan membaca karya-karya  Aristoteles dan Democritus atau Apollonis
dalam ilmu alam. Selain itu, seorang murid juga harus menelaah terjemahan ilmu
logika milik Al-Kindi tentang Aristoteles, baru kemudian berpindah ke buku Ibn
u
Hayyan dan A
r-Razi dalam ilmu kimia.

Kedua,
setelah memperoleh prinsip-prinsip dasar ilmu pengetahuan alam, ia harus
melakukan uji coba, mengamati bahan kimia dan perubahan reaksi yang terjadi. Para
pencari ilmu harus mengikuti langkah-langkahnya,
sebagaimana seorang dokter dalam mendiagnosis
suatu penyakit, baru kem
udian
merumuskan resep obatnya.

Memang
pada waktu itu, syak wasangka dan stigma buruk tersemat kuat pada  ilmu ini.
Label ilmu sihir, mitos dan jimat
adalah bahasa negatif yang mencengkeramnya supaya dijauhi betul-betul. Terutama keyakinan yang merebak  pada saat itu menyebutkan bahwa ahli kimia
hanyalah orang yang mencari kekayaan dan uang, dengan siasat mengubah logam
murah menjadi emas, dan coba memperoleh ramuan kehidupan.

Lambat
laun, Al-Majriti berhasil mendongkrak citra dan nilai baik dari disiplin ilmu
kimia sebagai ilmu yang terhormat dan bisa membawa kesejahteraan bagi khalayak.

Al-Majriti
mulai menyerukan studi kimia sebagai studi ilmiah berdasarkan eksperimen dan
perhitungan. Dia menyebutkan bahwa matematika sangat diperlukan bagi seorang
murid jurusan kimia. Ia biasa menasehati muridnya untuk bersabar dalam
mempelajari teori-teori dasar, dan melatih diri untuk melakukan eksperimen
laboratorium.

Di
samping tenar dalam bidang kimia, di Eropa Al-Majriti dikenal sebagai orang
pertama yang mengomentari peta astronomi Ptolemeus, Letters of the Brethren of Purity, dan tabel astronomi Muhammad
bin Musa al-Khawarizmi.

Karya-Karya Al-Majriti

Di
antara karya-karya al-Majriti dalam bidang kimia yang berpengaruh hingga kini
adalah Rutbah Al-hakim dan Ghoyah al-Hakim.

Rutbah Al-hakim dianggap
sebagai salah satu buku Al-Majriti yang paling terkenal, karena berhubungan
dengan perkembangan kimia di kalangan ilmuwan Arab dalam seratus lima puluh
tahun setelah Jabir bin Hayyan.

Sejarawan
 bahkan menganggap buku tersebut sebagai
salah satu sumber terpenting yang dapat digunakan dalam penelitian sejarah
kimia.

Dalam
bukunya itu, Al-Majriti memberikan perhatian khusus pada eksperimen pembakaran,
reaksi yang dihasilkan, dan perubahan yang terjadi pada massanya. Eksperimen
ini adalah dasar dari semua teori kimia yang berhubungan dengan massa zat dan
perubahannya dalam pembakaran.

Al-Majriti
adalah orang pertama yang membuktikan prinsip kekekalan massa, yaitu sebuah konsep
dasar ilmu kimia, bahwa massa suatu zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama.
Delapan abad kemudian teori tersebut dikukuhkan oleh Antonio Lavoisier, ahli
kimia berkebangsaan Prancis, sebagai temuannya, yang  belakangan ini didapuk sebagai bapak kimia
modern.

Buku
tersebut secara garis besar tidak berbeda dengan prinsip dan teori dari
kitab-kitab pendahulunya, yakni Ibn
u Hayyan
dan
Ar-Razi, dan penulisnya sangat
menghargai kedua ulama ini. Al-Majriti  bahkan
secara khusus melancarkan sanjungan,
pujian,
dan kekaguman kepada Jabir bin Hayyan.

Al-Majriti
melakukan percobaan yang bersejarah sebagaimana tertuang dalam kitab Rutbah
al-Hakim, ia mengatakan:

“Saya mengambil merkuri
murni, menaruhnya di botol kaca berbentuk telur, dan memasukanya ke dalam panci
yang terlihat seperti peralatan memasak.  Kemudian menyalakan api kecil dan meninggalkannya
selama empat puluh hari empat puluh malam dalam keadaan tertutup. Dengan pertimbangan
suhunya tidak melebihi level kepanasan ketika tangan saya letakkan di mangkuk
paling luar. Selanjutnya saya mengamati bahwa merkuri yang awalnya beratnya
seperempat pon, semuanya telah berubah menjadi bubuk merah, dan beratnya tidak
berubah dalam percobaan ini. Merkuri mestinya massanya bertambah sebagai hasil
reaksinya dengan oksigen. Merkuri + oksigen = merkuri oksida (merah). Namun,
tampaknya beberapa merkuri telah menguap. Penurunan massa yang terjadi
sebanding dengan massa yang dihasilkan dari kombinasi sisa merkuri dengan udara
.

Di
antara karangan-karangan lain Al-Majriti di antaranya adalah Kitab al-Ahjar,
kitab Syarh al-Majisti li Ptolomeus, kitab Mafkhoroh al-Ahjar al-Karimah, kitab
Raudlatul Hadaiq wa Riyadhul Khalaiq, kitab Tamam al-‘Adad fi al-Hisab, kitab Ikhtisor
Ta’dil al-Kawakib min Ziji al-Battani, Risalah fi al-Astrolab, kitab fi
at-Tarikh, ar-Risalah al-Jami’ah dan kitab al-Idhoh fi ‘Ilmi as-Sihr.

Al-Majriti
adalah salah satu ilmuwan paling terkenal yang bekerja penuh
dan berintegritas dalam ilmu kimia, terutama ketika dia
mencoba menyingkirkan dari mitos-mitos yang mengelilinginya. Pengalamannya akan
senantiasa menjadi dasar bagi mereka yang datang kemudian, baik dari muslim
ataupun non-muslim.

 Sumber:

         
Quthuf min Siyri al-Ulama, Sobry
ad-Damardasy

         
Tarikh Ibnu Khaldun

         
Mausu’ah ‘Abaqiroh al-Islam, Rihab
Khadr ‘Akawi
.

Kontributor

  • Redaksi Sanad Media

    Sanad Media adalah sebuah media Islam yang berusaha menghubungkan antara literasi masa lalu, masa kini dan masa depan. Mengampanyekan gerakan pencerahan melalui slogan "membaca sebelum bicara". Kami hadir di website, youtube dan platform media sosial.