Scroll untuk baca artikel
SanadMedia
Pendaftaran Kampus Sanad
Artikel

3 hal yang perlu diperhatikan sebelum memasuki Ramadhan

Avatar photo
33
×

3 hal yang perlu diperhatikan sebelum memasuki Ramadhan

Share this article

Perputaran fase mengantarkan umat Islam mendekati datangnya bulan suci Ramadhan yang didambakan. Pintu gerbangnya telah terbuka lebar menanti setiap hamba yang antusias dalam menyambutnya.

Lantas, sudahkah kita berpikir hal apa yang akan kita persiapkan guna meraup keberkahan di dalam bulan mulia ini? Amalan apakah yang akan kita perbuat guna menambah pundi-pundi kebaikan yang akan mengantarkan kita ke surga-Nya?

Habib Muhammad bin Abdullah al-Haddar (salah seorang pemuka agama juga pendai dari kawasan Hadramaut) memaparkan 3 hal yang wajib diperhatikan bagi setiap muslim dalam melakukan ibadah di bulan suci Ramadhan:

1. Syahru Shiyam (momen mengekang hawa nafsu dari segala keinginan buruk).

Kata ‘as-Shiyam’ dalam ilmu gramatika Arab merupakan akar kata dari Shoma-Yashumu yang secara etimologi bermakna menahan dan mengekang. Kemudian Habib Muhammad al-Haddar memaklumatkan:

“Maka jadikan bulan Ramadhan sebagai momen mengekang hawa nafsu; baik dari segi lahiriahnya yaitu menahan nafsu makan, minum dan segala hal yang membatalkan puasa di siang hari, atau segi hakikiahnya yaitu mengekang hawa nafsu agar tidak terjerumus ke dalam jurang kemaksiatan utamanya di bulan Ramadhan.”

Dalam nasihat ini, beliau bertumpu pada sabda Rasulullah:

خمس يفطرن الصائم : الكذب، والغيبة، والنميمة، واليمين الغموس، والنظر بشهوة

“5 hal yang menghanguskan pahala puasa: berbohong, adu domba, menggunjing, sumpah palsu, serta memandang dengan syahwat.” (HR. Ibn alJauzi)

2. Syahru Qiyam (momen menambah pundi kebaikan dengan memperbanyak ibadah).

Beliau menganjurkan setiap muslim agar menjadikan bulan Ramadhan sebagai momen meningkatkan amal kebaikan, serta menaruh perhatian penuh guna senantiasa mengingat Allah ta’ala dan kematian setelah tenggelam dalam lautan kelalaian selama 11 bulan.

Beliau juga menganjurkan agar melazimkan membaca al-Quran, menghadiri majelis zikir atau ilmu, turut serta dalam berjamaah sholat, dan membiasakan diri untuk sholat malam (Tahajud maupun Witir). Rasulullah bersabda:

إن الله تعالى افترض صوم رمضان، وسننت لكم قيامه، فمن صامه وقامه إيمانا واحتسابا ويقينا، كان كفارة لما مضى

“Sungguh Allah telah mewajibkan kalian untuk berpuasa Ramadhan, serta aku (Rasulullah) telah mencontohkan (cara) beribadah di dalamnya. Maka barangsiapa yang berpuasa, seraya beribadah dengan motif patuh, tunduk dan keyakinan penuh (atas kasih sayang Allah) sungguh hal tersebut akan mengugurkan dosa-dosa yang telah lampau.” (HR. Muslim dari Utsman bin ‘Affan)

3. Momen meraup pembebasan dari siksa neraka, serta anugrah tiada tara.

Seyogianya setiap muslim menjauhi hal-hal terlarang yang berimbas siksa dan dosa besar, khususnya dalam momen Ramadhan, serta melakukan perkara yang mengundang anugerah dan karunia Allah ta’ala.

Ulama menyebutkan beberapa hal terlarang untuk dilakukan oleh orang yang berpuasa Ramadhan:

أربعة محرومون من المغفرة في رمضان وغيره: العاق لوالديه، وقاطع الرحم، والمشاحن، ومدمن الخمر

“4 kelompok yang terhalang dari (ampunan Allah ta’ala) baik di bulan Ramadhan atau selainnya: Orang yang durhaka kepada orang tua, pemutus tali persaudaraan, orang yang sedang bertikai, serta pemabuk.”

Adapun perihal perkara yang mengundang karunia Allah ta’ala, Habib Muhammad al-Haddar menyebutkan:

“Berbakti kepada orang tua merupakan kunci gerbang pengampunan Allah ta’ala kepada seorang hamba. Serta beriktikaf, seraya membaca al-Quran di masjid merupakan naungan muslim dari sengatan panasnya siksa. Kemudian mengatur waktu merupakan senjata pamungkas dalam meraup kebahagiaan baik di dunia maupun di Akhirat kelak. Maka seyogiyanya bagi setiap muslim agar tidak membuang waktunya ke dalam suatu hal yang tidak berguna semisal; menyimak kabar tak berfaedah, serta menonton suatu hal yang dilarang oleh syariat.”

Barangsiapa memegang teguh 3 hal ini, akan merasakan derasnya cucuran anugrah, dan ampunan Allah hingga ia tergolong ke dalam kelompok orang-orang beruntung yang keluar dari bulan Ramadhan dalam keadaan fitrah dan suci. Wallahu a’lam bis showab.

Kontributor

  • Muhammad Fahmi Salim

    Alumni S1 Univ. Imam Syafii, kota Mukalla, Hadramaut, Yaman. Sekarang aktif mengajar di Pesantren Nurul Ulum dan Pesantren Al-Quran As-Sa'idiyah di Malang, Jawa Timur. Penulis bisa dihubungi melalui IG: @muhammadfahmi_salim