Scroll untuk baca artikel
SanadMedia
Pendaftaran Kampus Sanad
Artikel

9 Alasan Hewan Berpuasa, Ada Karena Berkabung

Avatar photo
31
×

9 Alasan Hewan Berpuasa, Ada Karena Berkabung

Share this article

Dalam khazanah kitab-kitab fikih klasik, makna As-Shaum secara bahasa diartikan dengan Al-Imsak (mencegah). Secara umum kata tersebut dimaksudkan untuk mencegah dari minum, makan, hawa nafsu dan berbicara dari hal-hal yang tidak perlu. 

Puasa sangat bermanfaat bagi tubuh, jiwa, dan hubungan sosial. Laku ini tidak hanya dilakukan oleh umat Islam saja tetapi juga dilakukan oleh pemeluk agama lain bahkan oleh hewan. 

Lalu, hewan apa saja yang menjalankan puasa dan mengapa mereka melakukannya?

1. Hewan yang Berpuasa pada Masa Berkembang Biak

Yang pertama adalah ikan salmon. Ikan ini melakukan migrasi dari laut ke sungai untuk tujuan berkembang biak. Selama perjalanan ini, semula otot-ototnya mengandung banyak lemak, tetapi secara berangsur akan menjadi kurus dan semakin kurus. 

Apabila lemak ini sudah banyak berkurang, otot-otot tadi akan memberikan fleksibilitas dan kekuatan yang unik. Hal ini membantu untuk melintasi jarak tempuh yang jauh. 

Puasa yang mereka lakukan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas sperma dan telurnya demi menghasilkan generasi muda yang sehat

Selanjutnya adalah binatang mamalia anjing laut. Binatang ini memiliki bulu dan hidup jauh di wilayah Alaska. Ia bertahan di separuh bulan Mei hingga bulan Juli tanpa makan dan minum, bahkan tanpa tidur sekalipun. 

Periode ini bertepatan dengan masa perkembangbiakannya, mereka melewati waktu dengan begadang menjaga pasangannya, jumlahnya bisa lima sampai enam ekor anjing betina. Sepanjang periode inilah anjing laut melaksanakan puasa. 

Baru setelah itu, anjing laut bisa tidur nyenyak  selama tiga minggu lamanya jika  tidak ada salah satu kawannya yang mengusik. Hal serupa yang juga dilakukan oleh singa laut.

2. Berpuasa setelah Melahirkan

Seekor laba-laba tidak makan apapun pada saat bayi sebagai sarana adaptasi. Sementara pada itik (anak ayam), mereka tidak makan apa-apa selama tiga hari setelah keluar dari cangkang telur.

Kondisi ini juga banyak terjadi pada binatang mamalia, karena payudaranya belum bisa mengeluarkan air susu sampai tiga hari setelah induknya melahirkan anaknya.

3. Puasanya Pupa

Pupa merupakan bentuk serangga dalam fase transisi antara ulat (larva) dan serangga dewasa. Perubahan bentuk ini disebut metamorfosis. Jadi, sesudah kawin, kupu-kupu betina dewasa biasanya bakal bertelur, dan meletakkan telurnya pada pucuk-pucuk tumbuhan. 

Pada tahapan ini serangga menjalani puasa dengan tidak banyak bergerak dan tidak makan sama sekali. 

4. Berpuasa sebab tidak merasakan lapar

Banyak hewan mengonsumsi makanan dengan rentang jarak yang sangat jauh. Alasanya sederhana, memang mereka tidak gampang keroncongan, misalnya jenis-jenis ular yang tidak makan sampai selang waktu yang lama.

5. Berpuasa karena duka

Seekor anjing yang ditinggal mati oleh pemiliknya, akan mengalami sikap murung, sedih dan tidak memiliki nafsu makan. Pada titik ini seekor anjing akan melakoni puasa dalam beberapa waktu tertentu. Bahkan tak jarang ia sangat setia menunggui  pusara pemiliknya hingga mati.

6. Berpuasa karena pengurungan

Beberapa hewan menolak makan pada saat ia terikat dalam kurungan. Mereka lebih suka mati karena kelaparan, sebagaimana kata Patrick Henry “ Beri aku kebebasan atau beri aku kematian.”

7. Berpuasa pada saat sakit atau terluka

Menurut beberapa sumber, gajah, kucing, dan anjing berpuasa saat terluka parah seperti patah tulang, sedangkan kuda dan sapi berpuasa saat sakit. 

8. Berpuasa karena kelangkaan pangan

Beberapa hewan berpuasa selama berhari-hari atau berbulan-bulan. Beberapa melakukan tidur selama musim panas. Hal ini dilakukan karena kelangkaan makanan dan pencegahan dehidrasi. Hewan yang melakukan jenis puasa ini antara lain buaya, ular, katak, capung, lemur, siput, kepiting, dan siput. Mereka juga berpuasa untuk periode waktu yang berbeda mulai dari sehari hingga enam tahun seperti yang dilakukan siput 

9. Berpuasa saat musim dingin

Menurut Sparks (1983) ada istilah hibernasi yang dapat dikaitkan dengan puasa. Selama masa hibernasi, beberapa hewan tidur selama berbulan-bulan di musim dingin. Hibernasi menurunkan suhu hewan hingga 1 derajat di atas suhu lingkungan, mengurangi detak jantung hingga 2% dan mengurangi konsumsi oksigen hingga 3% 

Beberapa hewan seperti ular, siput, beruang, buaya, penguin, kelelawar, tikus, landak, kadal, lalat, lebah, dan serangga menjalani hibernasi selama musim dingin berlngsung. Mereka nyaris menghabiskan seluruh waktunya pada musim itu hanya untuk tidur demi mengurangi kebutuhan bahan makanan dalam jumlah yang besar.

Pada kondisi tertentu, ular berpuasa setelah memakan mangsanya dan menyimpannya di ususnya terutama ketika mangsanya lebih besar dari tubuhnya. Hal ini karena ular membutuhkan banyak waktu untuk mencerna mangsanya. 

Mereka berpuasa selama 2 hingga 3 minggu. Selama berpuasa, ular bersembunyi dan tidak melakukan apapun. Terkadang mereka juga mengubah kulitnya. Adanya kenaikan suhu tubuh akibat puasa membantu mereka mudah berganti kulit.

Pada masa ini ular menjadi begitu lembut dan ‘sabar’, tidak agresif. Baru setelah berpuasa karakteristik dan tempramennya berubah drastis seperti sebelumnya. 

Tak ubahnya manusia, ketika puasa sudah rampung beberapa karakter dan watak buruk seseorang akan muncul kembali. Sementara mereka yang bisa mempertahankan ego dan nafusnya itu artinya dia telah naik derajat.

Lalu, jika beberapa hewan berpuasa karena terdesak oleh keadaan atau memang sunnatullahnya demikian, lalu bagaimana dengan kita? Masihkah kita menyodorkan alasan-alasan untuk tidak melakukannya?

Sumber: 

–      Kitab Nida’ Ar-Royan fi Fiqh As-Shaum wa Fadhl Romadhon, Sayyid Husain AL-Affani

–      Why Do Animals Fast?, Hendro Kusumo Eko Prasetyo Moro, S.Si., M.Sc.

Kontributor